Koordinat Langit Posisi Bintang di Langit

Gambar II.2 Besaran sudut. Jangan dicampuradukkan satuan yang digunakan untuk mengukur sudut ini. Menit busur dan detik busur tidak ada hubungannya dengan pengukuran waktu, dan derajat tidak ada hubungannya dengan temperatur. Derajat, menit busur, dan detik busur adalah semata-mata cara untuk mengukur besarnya dan menentukan posisi benda langit pada bola langit. Ukuran atau besarnya sudut dari sebuah benda bergantung kepada ukuran fisis yang sebenarnya dan jaraknya dari kita. Sebagai contoh, Bulan, pada jaraknya yang sekarang dari Bumi, mempunyai diameter sudut 0,5  atau 30. Jika Bulan ditempatkan pada jarak 2 kali lebih jauh, ia akan tampak setengahnya – 15 – walaupun besar fisis sebenarnya tetap sama. Jadi, besar sudut saja tidak cukup untuk menentukan diameter yang sebenarnya dari benda itu. Jarak ke benda tersebut harus harus juga diketahui.

II.3. Koordinat Langit

Metoda paling sederhana untuk menentukan lokasi bintang-bintang di langit adalah menentukan konstelasinya dan mengurutkannya dalam tingkatan terangnya. Bintang paling terang diberi notasi dengan abjad Yunani , bintang paling terang kedua diberi notasi , bintang yang ketiga , dan seterusnya. Jadi, dua bintang paling terang dalam konstelasi Orion – Betelgeuse dan Rigel – juga masing-masing dikenal sebagai Orionis dan Orionis. Penelitian paling kini ternyata menghasilkan bahwa Rigel lebih terang daripada Betelgeuse, tetapi nama bintang tetap. Begitu juga, Sirius, bintang yang paling terang di langit, yang berlokasi di konstelasi Canis Major Anjing Besar, diberi nama Canis Major atau disingkat CMa. Bintang Kutub sekarang Polaris di konstelasi Ursa Minor Beruang Kecil juga dikenal sebagai Ursae Minoris UMi, atau Antares, bintang raksasa merah diameternya sama dengan 2.000 kali diameter Matahari di rasi Scorpio disebut juga Scorpio atau Sco, dan seterusnya. Karena lebih banyak lagi bintang terang dalam konstelasi tertentu sedangkan jumlah huruf dalam abjad Yunani terbatas, penggunaan pemakaian cara ini sangat terbatas. Akan tetapi untuk pengamatan bintang dengan mata telanjang, yang hanya melibatkan bintang- bintang terang saja, cara ini cukup memadai. Untuk pengukuran yang lebih teliti, astronom menerapkan sistem koordinat langit pada bola langit. Jika kita menganggap bintang-bintang menempel pada sebuah bola langit yang berpusat di Bumi, sistem lintang dan bujur pada permukaan Bumi diperluas sehingga mencakup langit. Lintang dan bujur pada sistem koordinat permukaan Bumi, dalam sistem koordinat langit padanannya adalah masing-masing deklinasi dan asensiorekta. Gambar II.3 melukiskan maksud dari asensiorekta dan deklinasi pada bola langit, dan membandingkannya dengan bujur dan lintang pada permukaan Bola. Gambar II.3. Sistem koordinat di permukaan Bumi dan koordinat langit Perhatikan hal-hal di bawah ini: i. Deklinasi  diukur dalam derajat  ke Utara atau Selatan dari ekuator Bumi. Jadi, ekuator langit berada pada deklinasi 0 , KLU pada deklinasi + 90, dan KLS mempunyai deklinasi – 90 tanda minus di si i e eri arti selatan dari ekuator langit . ii. Asensiorekta  diukur dalam satuan jam, menit, dan detik. Satuan sudut secara bersamaan digunakan juga dengan satuan waktu, untuk membantu dalam pengamatan astronomi. Dua set satuan ini dihubungkan dengan rotasi Bumi atau bola langit. Dalam 24 jam, Bumi berotasi sekali pada sumbunya atau sebanyak 360 . Jadi, dalam perioda 1 jam, Bumi berotasi sebesar 36024= 15, atau 1 jam. Dalam 1 menit waktu, Bumi berotasi dalam sudut sebesar = 15 60 = 0,25 , atau 15 menit busur 15. Dalam 1 detik waktu, Bumi berotasi sebesar sudut = 15 60 = 15 detik busur 15. Titik nol untuk asensiorekta dipilih saat Matahari di langit berada pada posisi Vernal Equinox, yaitu perpotongan antara ekuator langit dengan ekliptika. Asensiorekta dan deklinasi secara spesifik menunjukkan lokasi di langit yang serupa dengan koordinat bujur dan lintang yang menentukan lokasi pada permukaan Bumi. Sebagai contoh, untuk mencari kota Padang, lihat 100  21 sebelah timur dari meridian Greenwich garis pada permukaan Bumi dengan bujur 0  dan 057 sebelah utara ekuator. Dengan cara yang sama, untuk mencari lokasi bintang Betelgeuse pada bola langit, lihat 5 h 52 m s ke arah Timur Vernal Equinox garis di langit dengan asensiorekta 0 h , dan 7 24 sebelah Utara ekuator langit. Bintang Rigel yang disebutkan di atas, terletak pada = 5 h 13 m 36 s dan  = 813. Asensiorekta dan deklinasi terikat dalam bola langit. Walaupun bintang tampak bergerak di langit karena rotasi Bumi, koordinat mereka tetap konstan sepanjang malam, karena pada saat bersamaan titik vernal equinox yang menjadi titik nol asensiorekta bergerak dengan harga yang sama dengan bintang.

Bab III Gerak Bumi