Venus Planet Anggota Tata Surya
bintang pagi pada saat fajar di langit Timur. Venus bersinar sangat terang karena ia diselimuti
atmosfer tebal yang memantulkan sinar Matahari yang jatuh padanya. Atmosfer tebal ini menghalangi permukaan planetnya untuk bisa dilihat.
Lebih dari 20 wahana antarikasa ber-robot milik Amerika dan Russia telah didaratkan di sana
dan mengirimkan data kembali ke Bumi untuk dianalisa. Atmosfernya terdiri dari 97 persen karbon dioksida, sisanya uap air, helium, neon, argon, senyawa belerang, dan oksigen. Venus
mengalami efek rumah kaca karena sinar Matahari bisa masuk ke dalam, tetapi sinar inframerah yang dipantulkan tidak bisa keluar karena terperangkap karbon dioksida sehingga
temperatur permukaan tinggi sekali mencapai 482 C. Gambar VI.2 memperlihatkan planet
Venus.
Gambar VI.2 Venus
VI.3. Mars Mars yang berwarna merah ini mengingatkan orang Romawi dulu akan darah dan api, maka
mereka menamakan planet ini sebagai Dewa Perang. Mars memiliki 2 buah bulan satelit dan
diberi nama
Pho os ketakuta
dan
Dei os terror , yang hanya bisa dilihat dengan
teleskop yang kuat. Planet superior di luar orbit Bumi seperti Mars tampak paling terang
ketika ia ada di arah berlawanan dari Bumi dilihat dari Matahari. Posisi ini disebut oposisi.
Sebaliknya ia sukar diamati ketika berada di seberang Matahari dilihat dari Bumi. Posisi ini
disebut konjungsi. Temperatur berkisar antara -123 C dan -10C.
Wahana antariksa pertama yang mendarat di Mars adalah Viking Lander I yang mendarat di
sana pada 20 Juli, 1976. Warna merah berasal dari tanah lempung yang kaya akan besi yang berkarat karena proses kimiawi. Batu-batuan diselimuti material lembut yang kemerah-
merahan. Mars memiliki gunung api, yang beberapa darinya masih aktif. Olympus Mons adalah
gunung api terbesar dalam Tata Surya. Gambar VI.3 memperlihatkan planet Mars.
Gambar VI.3 Mars
VI.4. Jupiter Jupiter diberi nama mitologi Romawi yang berarti Raja Dewa-Dewa atau penguasa Jagat Raya.
Sebagai planet paling besar, pada malam hari terang Jupiter mengalahkan terang bintang atau
planet-planet lain, kecuali Venus. Planet Jupiter dan Bintik Merah Besar Great Red Spot yang
tampak pada sabuk warna warni, yang gelap dan terang, serta empat bulan satelit paling
besar dapat dilihat dengan menggunakan teleskop kecil. Satelitnya: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto disebut satelit Galileo karena pertama diamati oleh Galileo berubah polanya tiap
malam bersamaan dengan revolusinya mengelilingi planet induknya. Dengan teknologi dan wahana antariksa tak berawak sekitar seratusan satelit Jupiter sudah ditemukan.
Great Red Spot yang terkenal adalah badai atmosfer yang besar. Ia telah teramati untuk selama
300 tahun dengan ukuran, terang, dan warna yang berubah. Jupiter memiliki medan magnetik yang kuat. Gambar VI.4 memperlihatkan planet Jupiter.
Gambar VI.4 Jupiter disandingkan dengan Bumi.
VI.5. Saturnus Saturnus, planet paling jauh yang masih dilihat dengan mata telanjang diberi nama oleh orang
Romawi sebagai Dewa Pertanian. Saturnus adalah planet paling indah dengan cincin yang
melingkari planet induknya. Dengan mata biasa ia hanya tampak sebagai titik cahaya terang agak kemerahan, yang bagi awam sukar untuk membedakannya dari bintang terang. Tetapi
dengan teleskop kecil pun kita sudah bisa melihat keindahan cincinnya yang terdiri dari beberapa lingkaran cincin, yang diberi nama sesuai dengan urutan penemuannya. Dari planet
ke arah luar, nama lingkaran-lingkaran cincin ini adalah D, C, B, A, F, G, dan E. Penampakan cincin tidak selalu sama bergantung kepada sudut yang dibentuk oleh bidang cincinnya sesuai
dengan garis pandang kita. Meskipun cincin yang paling terang lebarnya kira-kira 65.000 km,
tetapi tebalnya hanya beberapa kilometer saja. Bintang-bintang dapat dilihat melalui cincin itu. Cincin Saturnus terdiri dari partikel debu yang berlapis es. Mereka bersinar karena
memantulkan cahaya Matahari. Partikel yang lebih besar mungkin sisa bulan yang hancur akibat tabrakan. Atau cincin itu mungkin material yang tidak sempat menjadi bulan pada awal-
awal pembentukannya.
Seperti Jupiter, Saturnus adalah bola gas berlapis majemuk yang sangat besar dengan inti iron-
silicate yang relatif kecil. Ia memiliki atmosfer yang dinamis yang pepat di kutub-kutubnya karena rotasi yang cepat. Dengan interval 29,5 tahun, ketika belahan Utara Saturnus menerima
panas paling banyak dari Matahari, bintik putih yang besar tiba-tiba muncul. Bintik ini yang lebarnya ribuan kilometer adalah topan gas raksasa yang muncul dari kedalaman atmosfer.
Dengan massa yang sama dengan 95 massa Bumi dalam volume yang 844 kali volume Bumi, Saturnus mempunyai kerapatan rata-rata yang paling kecil di antara semua planet. Planet
Saturnus akan mengapung di dalam air andaikan ada samudra yang cukup luas untuk menampungnya. Saturnus mempunyai medan magnet yang cukup kuat.
Saturnus mempunyai puluhan satelit yang sudah terkonfirmasi. Jumlah ini akan bertambah terus karena data yang dikirimkan balik ke Bumi dari Voyager masih terus dianalisa.
Titan adalah satelit Saturnus yang paling besar dan paling menantang untuk diteliti. Ia memiliki atmosfer yang berwarna orange. Atmosfernya terutama berupa nitrogen, dengan hidrokarbon
seperti metan. Titan mungkin terbuat dari batu dan es dengan kemungkinan ada lautan metan dan etan cair. Satelit lain seperti Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, dan Rhea tampaknya
terdiri terutama es dari air. Kecuali Enceladus, semua dipenuhi kawah-kawah. Hyperion dan Iapetus juga tampaknya terutama berupa es dari air. Gambar VI.6 memperlihatkan planet
Saturnus.
Gambar VI.5 Saturnus
VI.6. Uranus Uranus adalah planet pertama yang diidentifikasi dengan menggunakan teleskop. Astronom
berkebangsaan Inggris, William Herschel 1738 – 1822 menemukannya dalam tahun 1781
dengan menggunakan teleskop 150 mm yang dia buat sendiri. Asalnya planet ini akan diberi
nama King George III, tetapi akhirnya nama Uranus yang dipilih yang merupakan Dewa Langit orang Yunani kuno. Uranus dengan magnitudo maksimum + 5,7 tampak seperti piringan kecil
kalau dilihat dengan teleskop. Planet ini masih sebuah misteri besar sampai ketika Voyager 2 melintas sampai 81.500 km di
atas puncak awannya dalam tahun 1986. Rotasinya berarah retrograde. Diperkirakan di awal
sejarahnya Uranus mengalami tumbukan dengan benda seukuran planet. Atmosfernya
terutama berupa hidrogen dan 15 adalah helium, dengan sisanya sejumlah kecil methan dan hidrokarbon lain. Ia kelihatan biru karena methan cenderung mengabsorpsi cahaya merah dari
sinar Matahari. Atmosfernya memiliki awan yang bergerak dari Timur ke Barat. Uranus mempunyai magnetosfer dengan sabuk radiasi yang kuat dan emisi radio. Intensitas medan
magnetnya sebanding dengan medan magnet Bumi. Planet ini dikitari oleh sebelas cincin tipis
yang sempit yang gelap dan terdiri dari batuan berbalut es. Partikel cincinnya mungkin sisa
satelitnya yang hancur karena tabrakan atau terkoyak karena efek gravitasi. Terdapat lima buah bulan yang besar dan paling tidak belasan bulan yang kecil mengelilingi
Uranus. Bulan-bulan paling besar tampak seperti titik terang mungil kalau dilihat lewat
teleskop. Titania adalah yang pertama ditemukan dalam tahun 1787, dan Miranda yang paling akhir dalam tahun 1948. Voyager 2 mendapatkan bahwa bulan-bulan ini adalah bongkahan
batu berbalut es dengan warna kegelapan, yang terbentuk dari 50 es air, 20 material yang
berasal dari karbon dan nitrogen, dan 30 batu. Dua bulan terbesarnya, Titania dan Oberon, besarnya setengah ukuran Bulan kita. Ariel mempunyai permukaan yang paling terang dan
mungkin paling muda, dengan banyak patahan, lembah, dan aliran yang luas dari material yang
ber-es. Titania mempunyai sistem patahan dan ngarai yang besar yang menjadi bukti pernah adanya aktivitas geologi. Permukaan Umbriel dan Oberon tampak dipenuhi kawah dan tua,
yang menunjukkan aktivitas geologi yang rendah di masa lalu. Bulan-bulan yang kecil ditemukan oleh Voyager 2. Yang paling besar adalah Puck yang berdiameter 155 km. Mereka
terbuat dari lebih setengahnya adalah batu dan es. Gambar VI.6 memperlihatkan planet
Uranus.
Gambar VI.6 Uranus
VI.7. Neptunus Hasil dari papasan Voyager 2 dengan planet Neptunus dalam tahun 1989 memberikan
informasi pada kita bahwa, seperti Uranus, Neptunus memiliki selimut awan hidrogen, helium, dan methan yang tebal yang tampak biru terang. Penemuan Neptunus adalah sebuah
kemenangan besar bagi astronomi teoritis. Uranus tidak mengikuti jalur seharusnya yang diprediksi menurut hukum gravitasi Newton dalam lintasannya. Astronom John Adams 1819
– 1892 di Inggris dan Urban Leverrier 1811
– 1879 di Perancis menghitung dan menyatakan
bahwa gerakannya diganggu oleh gravitasi planet lain. Mereka memprediksi dimana kira-kira
planet tak dikenal itu berada di langit. Dalam tahun 1846 astronom Johann Galle 1822 – 1910
di Berlin Observatory, Jerman mengarahkan teleskopnya ke titik yang diprediksi, dan ia
menemukan Neptunus. Planet ini diberi nama Dewa Laut dari orang Romawi kuno.
Meskipun Neptunus, planet paling kecil dari planet gas raksasa, hanya menerima cahaya 3 saja dari yang diterima Jupiter, ia memiliki atmosfer yang dinamik. Angin yang paling kuat di
antara planet lainnya menghembus ke arah Barat, berlawanan arah dengan arah rotasi. Bintik Gelap yang Besar Great Dark Spot 1989 adalah topan raksasa sebesar Bumi dengan
kecepatan angin sekitar 2.000 km per jam. Medan magnetik Neptunus membuat sudut 47
dengan sumbu rotasi. Ini menandakan karakteristik aliran di dalam interior. Medan magnetik ini
menyebabkan emisi radio dan aurora yang lemah. Voyager menemukan empat cincin
melingkari Neptunus. Cincin-cincin ini sangat kabur dan material di dalamnya begitu halus sehingga mereka tidak bisa diungkap sepenuhnya dengan pengamatan teleskop dari Bumi.
Neptunus mempunyai paling tidak delapan bulan yang sudah dikonfirmasi. Triton adalah yang terbesar dan paling menarik. Permukaan Triton mempunyai es dari methan. Pengukuran
inframerah memperlihatkan adanya karbon monoksida dan karbon dioksida, dan juga es dari karbon dioksida. Enam bulan kecil yang gelap yang ditemukan Voyager 2 berada dekat ke
bidang ekuator Neptunus. Mereka diberi nama mitologi Dewa Air. Proteus, yang paling besar,
mempunyai diameter 420 km. Seperti cincin, bulan-bulan yang kecil ini diduga berasal dari fragmen bulan yang lebih besar yang saling bertabrakan. Gambar VI.7 memperlihatkan planet
Neptunus.
Gambar VI.7 Neptunus.
VI.8. Asteroid Asteroid atau planet kerdil minor planet adalah benda kecil berbatu yang bentuknya tidak
beraturan yang mengorbit Matahari. Sebagian besar menghuni jalur di dalam daerah yang
disebut sebagai sabuk asteroid asteroid belt, yang terletak antara orbit Mars dengan Jupiter. Melalui teleskop, asteroid dari bahasa Yunani yang berarti mirip bintang
ta pak seperti
bintang. Asteroid paling besar pertama ditemukan oleh astronom Sicilia, Giuseppi Piazi 1746 –
1826 dalam tahun 1801. Diberi nomor 1 dan diberi nama Ceres, yang besarnya 950 km. Lebih dari 30.000 asteroid telah dikatalogkan sejak itu, dan kira-kira bertambah 200
– an setiap
tahunnya.
Asteroid diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama dengan menggunakan spectrophotometry,
yaitu cara penentuan magnitudo yang akurat dalam daerah panjang gelombang tertentu.
Asteroid tipe C, adalah asteroid yang terutama bersifat karbon, yang nampak sangat gelap dan biasanya berada pada sabuk asteroid bagian luar. Asteroid tipe S, adalah asteroid yang
mengandung campuran silicate dan logam, yang nampak agak terang dan biasanya menghuni bagian dalam sabuk asteroid. Asteroid tipe M, adalah asteroid yang metalik dan tampak
sangat terang.
Asteroid yang terang mungkin kumpulan massa yang berkondensasi dari nebula Matahari awal,
tetapi tidak pernah menjadi cukup besar untuk menjadi planet. Yang paling terang, 4 Vesta, yang diameternya 530 km. Yang lebih lemah mungkin berupa fragmen yang berasal dari
tabrakan yang berulang-ulang. Beberapa asteroid secara teratur datang mendekati Bumi. Asteroid Aten mempunyai orbit di
dalam orbit Bumi. Asteroid Apollo melintas orbit Bumi dan melewati bagian dalamnya menuju
perihelion mereka. Asteroid Apollo kadang mendekati Bumi dalam jarak satu juta kilometer.
Asteroid Amor, dengan orbit antara 1 sa dan 3 sa, berada di sebelah luar orbit Bumi. Gambar
VI.8 memperlihatkan asteroid.