Analisis Kondisi Fisik Pasar Ngarsapura
5.2.1. Analisis Kondisi Fisik Pasar Ngarsapura
Pembangunan pasar Ngarsapura merupakan langkah awal dari penataan koridor Ngarsapura. Relokasi pada pertokoan yang sebelumnya berada di sepanjang Jalan Diponegoro dan Jalan Ronggowarsito ke dalam satu bangunan vertikal yang ditempatkan di ujung utara Jalan Diponegoro atau yang saat ini dinamakan Pasar Ngarsapura. Upaya ini ini dilakukan untuk menghemat lahan yang ada. Tata guna lahan dirancang dan dikembangkan untuk menginteraksikan antara rancangan dan kebijaksanaan bagi peruntukan fungsi-fungsi yang tepat pada areal tertentu (khusus). Pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan mengenai bagaimana daerah pada suatu kawasan seharusnya berfungsi.
Dari segi perancangan bangunan Pasar Ngarsapura telah disesuaikan dengan peraturan daerah setempat (Perda Kota Surakarta No.8 tahun 2009 tentang Bangunan) yaitu dengan KDB maksimal 90 % dan
ketinggian maksimal 4 lapis atau 20 m 2 . Pasar Ngarsapura memiliki luas kavling 574 m 2 dan luas total 1550 m 2 yang terbagi dalam tiga lantai atau luas perlantainya 515 m 2 . Sehingga dapat dikatakan KDB-nya mencapai 89,72 % dengan GSB 6 meter. Tercatat keseluruhan ada 71 kios yang terbagi ke dalam tiga lantai dengan penzoningan untuk setiap lantainya terdiri dari pedagang elektronik, alat listrik, alat olahraga, pakaian serta rumah makan. Kondisi bangunan dinilai pedagang cukup bagus meski dari
71 kios yang ada hanya ada 41 kios yang buka. Sedangkan sisanya 30 kios tutup atau 42,25 % dari 71 kios yang tutup. Sebagian besar kios yang tutup
commit to user commit to user
Selain bangunan yang permanen, juga disediakan fasilitas penunjang bangunan pasar seperti kamar mandi (MCK), mushola, hydrant, bongkar muat, gudang, keamanan serta parkir. Penambahan fasilitas penunjang bangunan pasar tersebut telah disesuaikan dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional. Dari hasil wawancara dan kuesioner pedagang Pasar Ngarsapura, kualitas sarana pasar seperti MCK, mushola, hydrant serta gudang dinilai cukup baik , sedangkan untuk bongkar muat dan parkir dinilai kurang baik oleh responden. Namun sebanyak 53,66 % atau 22 responden menilai sangat baik kualitas keamanan pasar. Untuk prasarana pasar seperti saluran drainase, air bersih serta persampahan dinilai cukup baik, tetapi untuk jaringan listrik dinilai kurang baik oleh 19 responden. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Penilaian
Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Total Jml %
Jml %
Jml %
Jml % Jml % Sarana Pasar MCK
41.46 0 0 41 100 Bongkar Muat
31.71 0 0 41 100 Prasarana Pasar
Air Bersih 16 39.02 20
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Tabel 5.1 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas
Sarana dan Prasarana Pasar Ngarsapura
commit to user
Secara keseluruhan kondisi fasilitas yang ada saat ini juga cukup baik hanya beberapa pedagang yang mengeluhkan permasalahan fasilitas mushola, bongkar muat, parkir serta kurangnya aliran listrik di lantai basemen. Fasilitas mushola sampai saat ini masih menggunakan kios pedagang yang masih kosong, sedangkan untuk bongkar muat dinilai kurang nyaman karena untuk akses masuk barang harus melewati tangga sehingga menyulitkan proses pengangkatan barang. Kondisi parkir kendaraan yang menggunakan pedestrian Jalan Ronggowarsito tidak disediakan atap penutup sehingga pada musim hujan kendaraan tidak terlindungi, selain itu juga tidak ada perbedaan untuk parkir pedagang dan parkir pengunjung. Permasalahan aliran listrik pada lantai basemen dikarenakan letak kios yang lebih rendah dari tangga menuju lantai basemen menghalangi masuknya cahaya matahari dari luar sehingga membutuhkan jumlah aliran listrik yang cukup besar.
Bongkar Muat
Gudang
Air Bersih
Listrik
Sal. Drainase
Kebersihan…
Kualitas Sarana Prasarana Pasar
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
Gambar 5.5 Tanggapan Responden Kualitas Sarana Prasarana Pasar Sumber : Hasil Analisis, 2011
commit to user
Pedagang pasar Ngarsapura terdiri dari 71 pedagang yang terdiri dari pedagang elektronik, alat listrik, alat olahraga dan musik. Namun saat ini kios yang masih buka hanya 41 kios, 30 kios lainnya tutp. Sebagian besar
kios yang tutup berada di lantai basemen. Pedagang memilih menutup kios akibat sepinya pembeli. Jumlah pembeli yang datang menurun hingga lebih dari 50 %. Hal ini juga diikuti dengan menurunnya pendapatan yang diperoleh hingga mencapai 60 %. ( lihat Tabel Jumlah Pengunjung Per Hari Pasar Ngarsapura dan Tabel Jumlah Pendapatan Per Hari Pasar Ngarsapura pada Bab IV). Untuk mengetahui pengaruh jumlah pembeli yang datang terhadap pendapatan yang diterima, maka dilakukan Uji Regresi Linear Sederhana. Perhitungan dilakukan antara rata-rata jumlah pembeli perhari setelah pindah sebagai variabel independen (Y) dengan rata-rata pendapatan pedagang perhari setelah pindah sebagai variabel dependen (X). hasil Uji Regresi Linear Sederhana ada pada tabel berikut.
Model Summary b
Model
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a. Predictors: (Constant), pembeli_ssudh b. Dependent Variable: pendapatan_ssudh
Tabel diatas menunjukkan nilai R Square sebesar 0.919 artinya dari model regresi yang diperoleh nilai 91,9 % jumlah pendapatan yang diterima pedagang dapat dijelaskan oleh jumlah pembeli yang datang. Sisanya 8,1% dijelaskan oleh faktor lainnya.
ANOVA b
Model
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. Regression
1.257E12
1 1.257E12
8.322 .006 a Residual
Predictors: (Constant), pembeli_ssudh Dependent Variable: pendapatan_ssudh
b.
commit to user commit to user
pendapatan yang diterima pedagang · H1 : ada pengaruh antara jumlah pembeli yang datang dengan
pendapatan yang diterima pedagang Dari hasil tabel diatas diketahui bahwa Nilai Signifikansi sebesar 0,006 dimana kurang dari taraf nyata (α = 0,05 atau 5 %) , maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel jumlah pembeli yang datang berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh oleh pedagang atau dapat dikatakan jika pembeli yang datang menurun maka akan menurunkan pendapatan pedagang. Sedangkan untuk persamaan regresi linearnya ada pada tabel berikut.
Coefficients a
B Std. Error
Beta
Zero- order
Partial Part 1 (Constant)
pembeli_ss udh
a . Dependent Variable: pendapatan_ssudh
Jumlah Pedapatan = 1027000 + 1599000( Jumlah Pembeli)
Analisis regresi dapat digunakan sebagai prediksi atau peramalan. Untuk itu dilakukan perumusan persamaan regresi linear. Persamaan tersebut berarti bahwa setiap satu pembeli yang datang akan menambah penghasilan sebesar Rp 1.599.000,00.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa jumlah pembeli yang datang sangat berpengaruh dengan pendapatan yang diterima pedagang. Jumlah pedagang yang semakin menurun mampu menyebabkan penurunan pendapatan. Oleh karena itu banyak pedagang yang mengalami kerugian yang cukup besar sehingga berdampak pada penutupan kios. Penutupan kios pada lantai basemen dan lantai dua dikarenakan semakin sepinya pembeli yang datang. Semisal untuk lantai basement, ketinggiannya berada di bawah
commit to user commit to user
Kondisi tak jauh berbeda dialami juga pedagang di lantai dua, letak tangga yang tersembunyi membuat pengunjung menjadi kurang nyaman untuk naik ke lantai dua. Sedangkan untuk lantai satu, meski sebagian besar kios masih buka bahkan hingga malam hari, namun semakin sepi pembeli karena akses masuk ke lokasi harus menaiki tangga terlebih dahulu untuk kemudian menurun. Bentuk bangunan pasar yang berbentuk ‘U’, menyebabkan pengunjung enggan ke ujung titik satunya karena kedua titik tidak berhubungan.
Menurut D.Dewar dan Vanessa W. dalam bukunya Urban Market Developing Informal Retailing (1990), Berkaitan dengan pemanfaatan
Gambar 5.6 Gambar Aksesisbilitas Pasar Ngarsapura Sumber : Dokumentasi Peneliti,2011
commit to user commit to user
Selain itu pedagang juga mengeluhkan kurangnya keterlibatan pemerintah terutama dalam hal promosi Pasar Ngarsapura. Banyak pedagang yang menilai kurang adanya promosi yang dilakukan pemerintah seperti dalam hal penyediaan fasilitas baliho atau papan reklame. Hal ini dinilai dapat mengurangi niat pengunjung untuk datang karena kekurangtahuan akan lokasi serta jenis barang yang diperdagangkan di Pasar Ngarsapura. Sebelumnya pada setiap toko selalu memakai papan reklame sebagai bentuk promosi, namun setelah dilakukan penataan, pemakaian papan reklame dilarang karena dapat menganggu image kawasan Ngarsapura sebagai kawasan budaya.
Pada saat-saat tertentu seperti pada pelaksanaan Night Market Ngarsapura setiap Sabtu malam atau pada saat even-even wisata selalu dilakukan dengan menutup Jalan Diponegoro. Penutupan jalan ini juga berdampak pada aksesibilitas menuju pasar menjadi kurang nyaman. Sebagian besar pedagang menilai berbagai kegiatan wisata yang digelar di Ngarsapura sepertinya hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu dan tidak melibatkan langsung para pedagang Pasar Ngarsapura. Pedagang menyayangkan upaya Pemerintah Kota Surakarta dalam melakukan branding wilayah Ngarsapura hanya sebatas pada koridor Ngarsapura. Koridor Ngarsapura semakin populer dan berhasil menjadi ikon objek wisata di Kota Solo, namun tidak ikut mampu meningkatkan aktivitas perdagangan Pasar Ngarsapura.
commit to user