Politik etis

4. Politik etis

Politik etis adalah kebijakan untuk membantu mening- katkan kehidupan dan kesejahteraan rakyat jajahan sebagai tindakan balas budi terhadap mereka yang telah memberikan sangat banyak keuntungan terhadap rakyat dan negara Belanda.

Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Politik etis ini dilaksanakan setelah eksploitasi tanpa Jendela Jendela Jendela Jendela Jendela batas dan mengabaikan hak-hak serta kesejahteraan rakyat Info Info Info Info Info pribumi menimbulkan kritik dari berbagai kalangan di negara

Belanda sendiri.

Politik etis mulai dilaksa- nakan dengan

Penggagas utama politik etis adalah Mr. C. Th. Van

pemberian bantuan

Deventer yang membuat tulisan dengan judul “Een Eereschuld”

sebesar 40 juta golden.

(Utang Budi). Deventer membuat program Trias Politika Van

Politik etis ini merupa- kan politik terbaik yang

Deventer yang disebut juga Politik Balas Budi atau Politik

dijalankan oleh Belanda

Etis yang terdiri atas tiga hal sebagai berikut.

di Indonesia.

a. Irigasi, yaitu membangun sarana dan jaringan pengairan.

b. Migrasi, yaitu menyelenggarakan dan mengatur per- pindahan penduduk.

c. Edukasi , yaitu menyelenggarakan pendidikan. Di bidang ekonomi, semasa politik etis didirikan bank-

bank kredit pertanian, bank padi, bank simpanan, rumah gadai, serta koperasi. Walaupun usaha ini tidak berhasil mendorong peningkatan hasil produksi pribumi, tetapi telah berhasil mendidik rakyat dalam hal pengelolaan ekonomi dan keuangan. Di bidang kesehatan, dilakukan pemberantasan penyakit menular, seperti pes, kolera, dan malaria.

Pada dasarnya, politik etis dimaksudkan sebagai program balas budi untuk rakyat Indonesia. Namun karena pelak- sanaannya masih diwarnai dengan tujuan sebenarnya Belanda di Indonesia, maka hasilnya tidak begitu terasa oleh rakyat. Tingkat kehidupan ekonomi rakyat masih tetap rendah. Bahkan kehidupan orang-orang pribumi semakin tergantung kepada pengusaha swasta dan pemilik modal sebagai penyewa tanah dan tenaganya.

Terdapat kesenjangan yang tajam di bidang sosial politik dan ekonomi antara rakyat pribumi dengan kalangan keturunan Eropa. Bahkan karena dianggap menguntungkan kepentingan kolonialisme, maka perbedaan ini justru tetap dipertahankan.

Di lain pihak, perkembangan pendidikan melahirkan adanya golongan intelektual Indonesia yang merupakan pelopor dari gerakan politik untuk memperjuangkan aspirasi dan hak masyarakat Indonesia. Dengan belajar dari masa lalu dan terinspirasi dari gerakan-gerakan luar negeri untuk melawan penjajah, mereka tidak lagi mengandalkan per- lawanan fisik semata, namun lebih memilih cara berjuang yang lebih efektif, yaitu melalui gerakan politik.

Mari Belajar IPS 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII

K K Ker K K er er er erja ja ja ja ja

K KKer KK erjak er er er jak jak jak jakan dan disk an dan disk an dan disk an dan disk an dan diskusik usikan ber usik usik usik an bersama k an ber an ber an ber sama k sama k sama k sama kelom elom elom elompokmu. elom pokmu. pokmu. pokmu. pokmu.

K Kelom K K K elom elom elom elompok pok pok pok pok

‰ Sistem tanam paksa dan politik etis memang banyak merugikan rakyat. Namun sebenarnya, dari kedua kebijakan tersebut, bangsa Indonesia juga banyak mendapatkan pelajaran berharga.

a. Coba kamu cari tahu beberapa kebaikan dan kemajuan yang dirasakan Indonesia dengan adanya kedua kebijakan tersebut.

b. Jelaskan dengan memberikan contoh bahwa kebaikan dan kemajuan itu dapat bangsa kita rasakan saat ini.

P PPeng PP eng eng eng engar ar ar ar aruh K uh K uh K uh K uh Kolonialisme dan Im olonialisme dan Im olonialisme dan Im olonialisme dan Im olonialisme dan Imper per per per perialisme Bar ialisme Bar ialisme Barat di ialisme Bar ialisme Bar at di at di at di at di

E Berbagai Daerah di Indonesia Berbagai Daerah di Indonesia Berbagai Daerah di Indonesia Berbagai Daerah di Indonesia Berbagai Daerah di Indonesia

Rempah-rempah merupakan salah satu motif utama yang menarik bangsa Barat untuk datang ke Indonesia. Keuntungan yang menggiurkan dari hasil perdagangan rempah-rempah di pasar Eropa, membuat bangsa Barat ingin menguasai perdagangan rempah-rempah dengan cara mela- kukan berbagai usaha. Baik dengan cara yang halus seperti tipu daya dan adu domba, maupun dengan kekerasan ber- senjata. Tindakan tidak simpatik dan sewenang-wenang dari bangsa Barat inilah yang memicu kebencian rakyat Indonesia dan meletus menjadi perlawanan.