Kebijakan di bidang politik

2. Kebijakan di bidang politik

Pertama-tama kebijakan Pemerintah Militer Jepang (Dai Nippon) adalah meniadakan semua bentuk rapat-rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942 dikeluarkan peraturan pembubaran partai politik dan bentuk-bentuk perkumpulan. Selanjutnya, tanggal 8 September 1942 dikeluarkan undang-undang yang mengatur pengendalian seluruh organisasi nasional.

Jepang dalam menjalankan kebijakan dan pemerin- tahan militer tersebut, membentuk Dinas Polisi Rahasia (Kempetai). Tugas dinas ini untuk memata-matai gerak-gerik seluruh rakyat. Jika diketahui ada masyarakat yang melanggar hukum yang ditetapkan Jepang dan tidak taat terhadap pemerintahan pendudukan, akan ditangkap.

Secara umum untuk menarik simpati rakyat, Jepang melakukan propaganda sebagai berikut.

a. Mempropagandakan Jepang sebagai saudara tua Asia.

b. Membebaskan dari tahanan Belanda sejumlah tokoh pergerakan, seperti Ir Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Syahrir. Mereka diajak bergabung dengan Jepang.

c. Melaksanakan politik dumping.

d. Mengijinkan umat Islam yang akan pergi haji.

e. Memberikan bea siswa pelajar.

f. Menggiatkan gerakan 3A (Jepang pelindung, pemimpin, dan cahaya Asia.).

Mari Belajar IPS 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Mari Belajar IPS 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII

Tokoh yang bergabung Ir Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan KH Mas Mansur.

h. Membentuk Himpunan Kebaktian Jawa (Hokokai), yaitu organisasi sentral terdiri atas berbagai macam profesi.

Jepang dalam menjalankan pemerintahannya, benar- benar bertangan besi. Akibat pemerintahan tangan besi dan pengurasan sumber alam dan tenaga tersebut, kemelaratan, dan kelaparan terjadi di mana-mana. Tenaga rakyat diperas

Gambar 1 Gambar 10.4 Gambar 1 Gambar 1 Gambar 1 0.4 0.4 0.4 0.4

tanpa dibayar melalui kerja paksa (romusha). Banyak korban

Jugun Ianfu.

jiwa akibat kerja paksa ini. Mereka dipaksa kerja untuk kepentingan militer Jepang. Bahkan, banyak rakyat Indonesia yang dipaksa kerja romusha di Malaya, Birma, Thailand, dan Vietnam. Para tokoh masyarakat dan para pamong desa juga dikerah- kan untuk bekerja tanpa upah demi kepentingan Jepang. Program paksa ini dinamakan Kinrohosi.

Para tentara Jepang juga berlaku biadab terhadap ribuan wanita pribumi. Para tentara itu menjadikan wanita pribumi sebagai “wanita penghibur” atau yang disebut fujingkau (jugun ianfu) . Banyak wanita jugun ianfu itu yang

Sumber: www.vhemedia.net

akhirnya tidak diketahui nasibnya. Jepang untuk mengeruk sumber alam Indonesia juga

menerapkan sejumlah kebijakan, yaitu sebagai berikut.

a. Jepang memaksa penduduk menanam pohon jarak di tanah miliknya.

b. Kekayaan alam berupa pertambangan, hutan, dan

perkebunan diangkut ke Jepang.

c. Para petani harus menyerahkan hasil pertanian, ternak yang dimiliki, atau harta lain ke pemerintah Jepang, untuk digunakan sebagai biaya perang melawan Sekutu.

Dengan kebijakan itu lengkap sudah penderitaan rakyat Indonesia. Akibat kemelaratan yang diderita, rakyat tidak lagi dapat makanan yang cukup, lebih-lebih untuk membeli pakaian. Saat itu orang laki-laki berpakaian dengan goni (karung), sedangkan para wanita dengan memakai bahan karet. Hanya orang-orang kaya tertentu yang mampu membeli kain untuk menutupi badannya.

Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk-Bentuk P -Bentuk P -Bentuk P -Bentuk P erla -Bentuk P erla erla erla erlaw w w w wanan R anan R anan Raky anan R anan R aky aky aky akyat t at ter at t at t at t er er erhadap er hadap hadap hadap hadap

C Jepang Jepang Jepang Jepang Jepang

Melihat kekejaman tentara Jepang dan penderitaan- penderitaan rakyat, tokoh-tokoh di berbagai daerah mulai merancang pergerakan melawan Jepang. Gerakan per- lawanan itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai

Gambar 1 Gambar 1 Gambar 10.5 Gambar 1 Gambar 1 0.5 0.5 0.5 0.5

berikut.

Empat serangkai dalam

1. Gerakan kooperatif (kerjasama)

Putera.

Gerakan kooperatif dilakukan melalui kerja sama dengan Jepang. Caranya dengan menjadi anggota atau pengurus organisasi yang dibentuk Jepang. Itu dilakukan oleh empat orang tokoh, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan KH Mas Mansur yang menjadi pengurus Pusat Tenaga Rakyat (Putera) . Setelah Putera dibubarkan karena

Sumber: www.e-dukasi.net

dinilai tidak berhasil, kemudian dibentuk organisasi Jawa Hokokai.