Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian dan akan mendukung suatu penelitian. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui kuesioner atau angket yang disebarkan di tiap kecamatan sekabupaten Wonogiri.

1. Kuesioner atau angket

a. Pengertian kuesioner atau angket

Menurut Sugiyono (2010) kuesioner merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ” (hlm. 199).

commit to user

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui ” (hlm. 151).

Menurut Hasan (2002) kuesioner atau angket adalah “sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahui ” (hlm. 28).

Menurut Faisal (1981) angket adalah alat serta teknik pengumpulan data yang:

1) mengandalkan informasi atau keterangan dari sumber data

responden, dan

2) data dikumpulkan melalui daftar pertanyaan tertulis (hlm. 4). Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa angket adalah pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden.

b. Jenis-jenis kuesioner atau angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006) kuesioner dapat dibeda- bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan:

1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

a) Kesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang

dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu responden menjawab

tentang orang lain.

3) Dipandang dari bentuknya maka ada:

a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama

dengan kuesioner tertutup.

b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c) Check list. Sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

d) Rating scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-

commit to user

sangat tidak setuju (hlm. 152).

Menurut Winarno Surakhmad (1998):

1) Pada umumnya, ada dua bentuk angket:

a) Angket berstruktur. Sifatnya tegas, konkrit dan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terbatas. Responden diminta tidak lebih dari mencek atau mengisi skala-skala atau lajur-lajur pertanyaan yang sudah tertentu.

b) Angket tak berstruktur. Disini diperlukan dari ressponden sebuah jawaban yang lebih banyak membutuhkan cara berfikir reflektif, dan karena itu biasanya memerlukan jawaban yang panjang.

2) Bentuk-bentuk pertanyaan dalam angket:

a) Bentuk daftar cek. Pertanyaan diurai dalam bentuk daftar, dan tugas responden hanyalah membubuhi tanda-tanda cek sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh penyelidik.

b) Bentuk benar-salah. Setiap pertanyaan yang diajukan dapat dijawab benar atau salah (sering pula ditambah ragu-ragu).

c) Bentuk skala. Pertanyaan yang dirumuskan dalam sebuah daftar diberi lajur-lajur jawaban yang tingkat-tingkat kebenarannya ditetapkan oleh skala (alternatif) yang menyertai pertanyaan itu.

d) Bentuk pilihan berganda. Sebuah pertanyaan disusul dengan beberapa kemungkinan jawaban responden diminta memilih satu dari sekian banyak jawaban.

e) Bentuk pengisian. Sebuah pertanyaan ditulis dalam kalimat pertanyaan atau perumusan, dan satu atau beberapa kata dihilangkan. Di tempat kosong inilah diharapkan responden menulis jawabannya.

f) Bentuk penggenapan. Sebuah pertanyaan dalam kalimat pertanyaan atau perumusan tidak diselesaikan, dan responden diminta untuk menggenapi kalimat itu dengan pendapatnya sendiri.

g) Bentuk terbuka. Pertanyaan dirumuskan lengkap. Disediakan ruangan bagi responden untuk menjawabnya dengan sesuka hati.

h) Bentuk situasi. Responden dihadapkan pada situasi-situasi yang menghadapi masalah tertentu. Dengan mempelajari situasi itu (baik hypotetik maupun aktual), responden diminta memberi respons dalam bentuk analisa, interpretasi atau keputusan terhadap situasi itu (hlm. 182- 186).

commit to user

yaitu:

1) Pertanyaan berstruktur.

Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja ataupun kepada satu jawaban saja .

2) Pertanyaan terbuka.

Pertanyaan terbuka atau pertanyaan tidak berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa dan jawabannya dan cara pengungkapannya dapat bermacam-macam. Kebaikan dari pertanyaan terbuka adalah adanya kebebasan bagi responden untuk menjawab (hlm. 250-253).

Menurut Singarimbun (1995) jenis pertanyaan dalam kuesioner:

1) Pertanyaan tertutup. Kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.

2) Pertanyaan terbuka. Kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas memberikan jawaban.

3) Kombinasi tertutup dan terbuka. Jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

4) Pertanyaan semi terbuka. Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban (hlm. 177-178).

c. Isi kuesioner atau angket

Menurut Nazir (1999) secara umum isi dari kuesioner dapat berupa:

1) Pertanyaan tentang fakta.

Isi dari kuesioner berisi pertanyaan tentang fakta-fakta yang dianggap dikuasai oleh responden. Fakta-fakta tersebut, bisa saja berhubungan dengan responden, dengan suatu keadaan ataupun dengan orang-orang yang dikenal oleh responden sendiri.

2) Pertanyaan tentang pendapat (opinian).

Pertanyaan mengenai pendapat secara relatif lebih sukar dijawab oleh responden dibandingkan dengan pertanyaan tentang fakta, tidak berapa memerlukan pikiran bagi responden. Tidak demikian halnya jika pertanyaan tersebut adalah mengenai pendapat, baik tentang suatu keadaan atau suatu situasi. Jawaban pertanyaan tentang pendapat pada

commit to user

pertanyaan mengenai pendapat banyak sekali seginya, menyangkut masalah moral, kebudayaan, harga diri, dan sebagainya. Disamping itu, pendapat tentang sesuatu mempunyai intensitas yang berbeda. Pertanyaan mengenai pendapat juga sangat sensitif sifatnya.

3) Pertanyaan tentang persepsi diri.

Pertanyaan dalam kuesioner dapat juga mengenai cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan (hlm. 246- 248).

Menurut Singarimbun (1995) isi pertanyaan dalam kuesioner:

1) Pertanyaan tentang fakta.

2) Pertanyaan tentang pendapat sikap.

3) Pertanyaan tentang informasi.

4) Pertanyaan tentang persepsi-diri (hlm. 176-177).

d. Keuntungan dan kelemahan kuesioner atau angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006):

1) Keuntungan kuesioner

a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan

tidak malu-malu menjawab.

e) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

2) Kelemahan kuesioner

a) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.

b) Sering sukar dicari validitasnya.

c) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

d) Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson).

e) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat (hlm. 152-153).

commit to user

Dalam penelitian ini menggunakan jenis angket terbuka dengan bentuk pertanyaan isian dengan isi pertanyaan berupa fakta yang berhubungan dengan kondisi responden. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket ke 25 kecamatan di kabupaten Wonogiri. Angket berjumlah 856 buah, yang masing- masing disebar 850 angket ke 850 SD/MI di Wonogiri dan 6 angket ke 6 SLB di Wonogiri. Angket disebarkan ke masing-masing sekolah dengan bantuan Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, yang kemudian menyerahkan angket kepada UPTD Pendidikan masing-masing kecamatan di Wonogiri untuk diberikan kepada tiap-tiap sekolah di kecamatan. Angket ditujukan kepada sekolah untuk diisi oleh pihak sekolah (kepala sekolah/guru) dan diisi dengan informasi sesuai dengan keadaan di sekolah tersebut. Angket berisikan data guru, jumlah siswa, dan rincian tentang siswa berkebutuhan khusus di sekolah tersebut jika ada. Setelah angket diisi oleh pihak sekolah selanjutnya dikembalikan lagi ke UPTD Pendidikan masing-masing kecamatan kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri untuk selanjutnya diserahkan kepada peneliti.