Pemberdayaan Masyarakat Sosial Ekonomi Masyarakat Kemiskinan

22 harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan. Menurut Charles O. Jones 1991 : 296 pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu : a. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan ataupun sebagai pelaku program b. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang bisa juga didentifikasi melalui anggaran. c. Program memilki identitas tersendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik Program terbaik di dunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi sulosi terbaik Drs. Sudirman, M.SP.

2.2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaaan Masyarakat merupakan upaya mempersiapakan masyarakat seiiring dengan upaya memperkuat kelembagaanmasyarakat, agar mampu Universitas Sumatera Utara 23 mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan. Menurut Hikmat 2001: 3 konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan denggan konsep mandiri , prtisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Pemberdayaan masyarakt adalah upaya meningkatkan harkat dan martabatlapisan masyarakat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan ketidak berdayaan.

2.3. Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondidi social ekonomi adalh suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara social dan menetapkan seseorang dlam posisi tertentu dalam struktur social masyarakat. Tingkat social merupakan factor non ekonomis seperti budaya, pendidikan , kesehatan, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan, dan investasi. Soaial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan.

2.4. Kemiskinan

Secara harfiah kemiskinan berasal dari asal kata miskin yang mempunyai arti tidak berharta benda, dalam pengertian yang lebih luas kemiskinan dapat Universitas Sumatera Utara 24 dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidak mampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok, sehingga kondisi ini rentan untuk menimbulkan permasalah lain. Kemiskinan sebagai suatu kondisi fisik sosial dengan sikap mental yang berlanngsung cukup lama sehingga membentuk budaya miskin, dimana pola hidup tersebut membentuk sikapperilaku yang lama-kelamaan membentuk nilai-nilai khusus tentang masalah kemiskinan. Ilmuwan sosial mengaitkan konsep kemiskinan dengan konsep kelas, stratifikasi sosial, struktur sosial dan bentuk-bentuk definisi sosial lainnya Soetomo ; 117. Hal yang juga dijumpai dalam pengukuran kemiskinan , konsep tentang taraf hidup atau “lefel of living” misalnya tidak cukup hanya melihat tingkat pendapatan, akan tetapi juga perlu melihat tingkat pendidikan, kesehatan, perumahan dan kondisi sosial yang lain. Indikator dominant dari kemiskinan juga dapat dilihat dari aspek non ekonomis sebagai indikator yang dominant. Pembangunan ini dikehendaki agar pembangunan dilihat dari aspek manusianya improvement of human life dengan demikian pembangunan seharusnya diperuntukkan bagi semua pihak dan semua lapisan masyarakat, serta paling tidak mengandung tujuan: 1. Memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan penopang hidup warga masyarakat. 2. Memperbaiki kondisi sosial kehidupan yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan harga diri. Universitas Sumatera Utara 25 3. Adanya kebebasan termasuk didalamnya kebebasan dari penindasan, ketidakadilan, kesengsaran serta kemelaratan Goulet, dalam Soetomo. 1995 ; 118 . Boedi Somedi menyatakan untuk memberi pemahaman konseptual terdapat 2 pengertian kemiskinan: 1. Secara kualitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi yangdidalamnya hidup manusia yang tidak bermartabat atau hidup manusia yang tidak layak sebagai manusia. 2. Secara kuantitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana hidup manusia serba kekurangan atau dengan bahasa lazim disebut tidak berharta benda Mardimin, 1996 ; 20. Di dalam membicarakan masalah kemiskinan kita akan menemukan beberapa istilah kategoritatif kemiskinan seperti: 1. Kemiskinan absolut yaitu seseorang yang dikatakan miskin apabila tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk memelihara fisiknya dan untuk dapat bekerja . 2. Kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang atau sekelompok orang lain. Universitas Sumatera Utara 26 3. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang timbul akibat adanya suatu kekuatan yang berada diluar seseorang atau sekelompk orang yang membelengu, yang memaksa seseorang atau sekelompok orang tersebut agar tetap menjadi miskin. 4. Kemiskinan situasional yaitu kemisinan yang terjadi jika seseorang atau sekelompok orang tinggal didaerah yang tidak menguntungkan misalnya daerah yang tanahnya tidak subur, oleh karenanya menjadi miskin. 5. Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang dikarenakan budaya atau kultur masyarakat setempat yang menghhendaki tetap miskin Dari pengalaman yang luas melalui keterlibatannya dalam program pembangunan desa dibeberapa negara Asia dan Afrika, Chamber megemukakan dimensi yang lebih luas berkaitan dengan masalah kemiskinan didaerah pedesaan. Berbagai dimensi dikatakan saling berkaitan satu sama lain dalam posisi memperkokoh kondisi kemiskinan itu sendiri. Oleh sebab itu dia mengatakannya dengan perangkap kemiskinan yang esiensinya tidak berbeda dengan lingkaran kemiskinan. Faktor-faktor yang membentuk jaringan yaitu perangkap kemiskinan tersebut adalah kemiskinan, kelemahan fisik, isolasi, kerentanan dan ketidakberdayaan, diantara kelima faktor tadi, kemiskinan ditunjuk sebagai faktor yang sangat menentukan Soetomo, 1995 : 121. Pelajaran yang dapat dipetik dari tulisan Chamber tersebut adalah bahwa pemahaman dan penanganan masalah kemiskinan tidak bisa tidak melibatkan banyak aspek terutama ekonomis, sosiologis, Universitas Sumatera Utara 27 psikologis, dan politis. Untuk memahami kemiskinan lebih lanjut perlu diketahui dan ditelusuri latarbelakangnya , dengan mengetahui latar belakang kemiskinan akan lebih mudah diidentifikasi sifat, keluasan, dan kedalaman masalah. Banyak pakar pembangunan yang membuat pengertian dan faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan salah satunya adalah Oskar Lewis menyatakan latar belakang kemiskinan adalah buta huruf, pendidikan rendah, hidup berkekurangan, tempat tinggal menyedihkan, kemiskinan turun menurun structural, sistem perekonomian yang berorientasi pada keuntungan bukan prientasi prestasi dan hadirnya kelas dominant, sementara itu Badan Pusat Statistik BPS memberikan definisi kemiskinan, seseorangkeluarga dikatakan miskin apabila memiliki kategori sebagai berikut: 1. Luas bangunan kurang dari 8m2 per ubin atau semen 2. Jenis lantai hunian bukan berasal dari keramik, teraso, tegel, ubin atau semen. 3. Tidak memiliki fasillitas jamban wc 4. Komsumsi lauk pauk tidak bervariasi 5. Tidak mampu membeli pakaian minimal 1 set pertahun untuk setiap anggota keluarga 6. Tidak memiliki aste rumah tangga seperti lemari Universitas Sumatera Utara 28

2.5. Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas