54 semuanya terserap disektor industri modern dikota, karena keterbatasan sektor
industri modern dan tidak semua migran memiliki skill atau kemampuan untuk masuk kesektor industry modern tersebut. Hal ini mengakibatkan para migran yang tidak
dapat masuk kesektor industri modern lebih memilih sektor informal yang relatif mudah untuk dimasuki. Agar tetap dapat bertahan hidup survive, para migran yang
tinggal dikota melakukan aktifitas-aktifitas informal baik yang sah dan tidak sah sebagai sumber mata pencaharian mereka. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan daripada menjadi pengangguran yang tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan tetapi rendah dan tidak tetap.
Beberapa jenis “pekerjaan” yang termasuk di dalam sektor informal, salah satunya adalah pedagang kaki lima, seperti warung nasi, penjual rokok, penjual
Koran dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman, dan lain-lainnya. Mereka dapat dijumpai di pinggir-pinggir jalan di pusat-pusat kota yang ramai akan
pengunjung. Mereka menyediakan barang-barang kebutuhan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah dengan harga yang dijangkau oleh golongan tersebut. Tetapi,
tidak jarang mereka yang berasal dari golongan ekonomi atas juga ikut menyerbu sektor informal.
4.2.3.3 Pekerjaan Wanita di Bidang nafkah
Adanya norma yang cukup kuat bahwa wanita sebagai istri atau ibu rumah tangga, terlibat pula dalam pekerjaan dibidang nafkah, dengan mempunyai dua peranan itu
wanita tidak dapat dipisahkan dari kehidupan rumah tangganya dan kehidupan dalam
Universitas Sumatera Utara
55 masyarakat luas. Dengan demikian segala usaha untuk meningkatkan penghasilan
wanita, berarti pula usaha itu akan meningkatkan pengahsilan rumahtangganya. Untuk ini perlu diperhatikan beberapa pokok seperti
berikut: 1 Mengingat waktu luang yang sangat terbatas bagi wanita kerena beban
pekerjaan rumahtangga pendidikan kepada wanita sebaiknya disesuaikan dengan kepentingannya dan memperlihatkan pembagian waktu yang ada
pendidikan fungsional. 2 Pendidikan tersebut memerlukan pemimpin lokal atau kader wanita yang
dipilih dari wilayah itu sendiri yaitu wanita yang mempunyai pengalaman atau pendidikan yang agak lebih, tetapi yang paling penting adalah yang mau
memperhatikan sesama warga. 3 Meningkatkan imbalan kerja wanita dalam kegiatan-kegiatan yang ada.
Dalam hal ini, bukan hanya pendidikan dan ketrampilan, tetapi juga factor kekurangan modal yang perlu diatasi, dan berbagai faktor lainnya, misalnya
kesulitan dalam penyimpanan dan pemasran hasil produksi. 4 Dalam membantu meningkatkan imbalan kerja wanita dari rumahtangga pada
lapisan yang mampu, sangat diperlukan disamping peningkatan pendidikan wanita tersebut yang lebih beruntung, usaha untuk meningkatkan dirinya
dalam manjemen, pemasaran dan membiasakan diri untuk berusaha secara komperatif Sajogyo 1983 :199
Universitas Sumatera Utara
56 Dengan demikian, sektor informal memiliki peranan penting dalam memberikan
sumbangan bagi pembangunan perkotaan, karena sektor informal mampu menyerap tenaga kerja terutama masyarakat kelas bawah yang cukup signifikan sehingga
mengurangi problem pengangguran diperkotaan dan meningkatkan penghasilan kaum miskin diperkotaan. Selain itu, sektor informal
memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota. Juga pentingnya hubungan kemitraan dibangun suatu strategis bisnis yang dilakukan oleh duapihak
atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Menurut John L. Mariotti
dalam Hafsah 2000 : 51 dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi,
melaksanakan dan terus memonitor dan mengevaluasi samapai target sasaran tercapai. Maka pokok permasalahan dalam pelaksanaan kemitraan adalah upaya
pemberdayaan pertisispasi kemitraan yang lemah. Dalam program pemberdayaan masyarakat harus melihat aktifitas-aktifitas
informal yang tidak hanya terbatas pada pekerjaan-pekerjaan dipinggiran kotakota besar, tetapi bahkan juga meliputi berbagai macam aktifitas ekonomi. Aktifitas-
aktifitas informal tersebut merupakan cara melakukan sesuatu yang ditandai dengan: Mudah untuk dimasuki, Bersandar pada sumber daya lokal, Usaha milik sendiri
Operasinya dalam skala kecil, Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif, Keterampilan dapat diperoleh diluar sistem sekolah formal, dan Tidak terkena secara
langsung oleh Regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif yang didalam mampu
Universitas Sumatera Utara
57 memenuhi kebutuhan masyarakat kecil.
www.pondokinfo.comindex.phppondok- realita-masyarakat-sektor-informalpermasalahan-
dan-upaya-mengatasinya.html Pembangunan sosial merupakan sumber gagasan dari awal konsep
pemberdayaan masyarakat, bermaksud membangun keberdayaan yaitu membangun kemampuan manusia dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Dalam pembangunan
sosial ditekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai upaya mengentaskan kemiskinan Menurut Hadiman dan Midgley menyatakan bahwa model pembangunan
sosial menekankan pentingnya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok marginal, yakni peningkatan taraf hidup masyarakat yang kurang memiliki
kemampuan ekonomi secara berkelanjutan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui: 1. Menumbuhkembangkan potensi diri produktivitas masyarakatyang lemah
secara ekonomi sebagai suatu asset tenaga kerja. 2. Menyediakan dan memberikan pelayanan social, khususnya pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, perumahan serta pelayanan yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan produktivitas dan partisipasi
social dalam kehidupan masyarakatnya Suharto, 2005 :5.
4.2.3.4 Profil KSM Amanah Medan Ampalas