20
Tabel 5.2 Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Batu Bara 2002-2007
Sektor 2003
2004 2005
2006 2007
2008
Pertanian 19.70
19.88 17.40
16.06 17.34
15.30 Penggalian
0.14 0.14
0.13 0.12
0.12 0.11
Industri Pengolahan
48.12 48.71
51.14 52.20
50.94 53.14
Listrik dan Air Minum 0.73
0.72 0.75
0.75 0.70
0.70 Bangunan
1.74 1.59
1.53 1.54
1.54 1.53
Perdagangan, Hotel dan Restoran
24.32 23.71
23.51 23.73
23.77 23.54
Angkutan dan Komunikasi 2.38
2.31 2.58
2.57 2.68
2.61 Keuangan Perusahaan dan
Jasa Perusahaan 1.27
1.29 1.31
1.34 1.35
1.34 Jasa – Jasa
1.61 1.65
1.66 1.68
1.56 1.72
Jumlah 100
100 100
100 100
100
Sumber : bappeda.batubarakab.go.id Tabel 5.2 menunjukkan struktur perekonomian Kabupaten Batu Bara ditopang
oleh sektor industri pengolahan; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian. Sektor industri pengolahan dari tahun ke tahun masih mendominasi struktur
perekonomian kabupaten tersebut.
Tabel 5.3 PDRB Batubara dan Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha
juta Rp juta Rp
juta Rp juta Rp
Pertanian 1,043,723 16.09 1,075,606 15.86 23,860,333 23.91 25,300,873 23.83
Penggalian 7,784
0.12 8,138 0.12 1,227,445
1.23 1,305,920 1.23
Industri Pengolahan 3,366,638
51.9 3,542,854 52.24 23,610,852 23.66 24,302,853 22.89 Listrik dan Air Minum
41,515 0.64 43,404
0.64 738,463 0.74 775,058
0.73 Bangunan
114,816 1.77 121,396
1.79 6,556,352 6.57 7,092,314
6.68 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 1,578,882 24.34 1,636,468 24.13 18,381,737 18.42 19,514,480 18.38
Angkutan dan Komunikasi 138,168
2.13 146,489 2.16 9,081,097
9.1 9,884,647 9.31
Keuangan Perusahaan dan Jasa Perusahaan
92,112 1.42 96,981
1.43 6,716,020 6.73 7,474,534
7.04 Jasa – Jasa
103,788 1.6 111,223
1.64 9,609,996 9.63 10,521,681
9.91 Total
6,487,427 100 6,782,558
100 99,782,294 99.99 106,172,360 100
2007 2008
2007 2008
Sektor Batubara
Sumatera Utara
Sumber : bappeda.batubarakab.go.id
Sektor industri pengolahan menunjukkan peranan yang semakin besar terhadap PDRB, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran berfluktuasi dan
cenderung menurun pada kisaran 25 ke 23 seperti terlihat pada Tabel 5.3. Sektor
Universitas Sumatera Utara
21
pertanian merupakan sektor ke-3 paling dominan dalam pembentukan PDRB, peranan sektor ini dari tahun ke tahun rata-rata menyumbang sekitar 19 . Pada tahun 2008,
sektor industri; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian, memberikan peranan sebesar 92 dalam pembentukan nilai total PDRB atas dasar harga berlaku.
Sumbangan ketiga sektor tersebut masing-masing sebesar 51, 24 dan 17.
4. Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk Batu Bara termasuk Asahan berdasarkan hasil Sensus Penduduk SP 2000 adalah 935.855 jiwa termasuk penduduk yang bertempat tinggal
tidak tetap dan termasuk urutan ketiga terbesar se-Sumatera Utara setelah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun
1990 -2000 berdasarkan angka terakhir SP 2000 adalah 0,58 per tahun.
Jumlah penduduk Batu Bara keadaan Bulan Juni Tahun 2008 diperkirakan sebesar 380.570 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 421 jiwa per km
2
. Sebagian besar penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 77,11 dan
sisanya 22,89 tinggal di daerah perkotaan. Jumlah rumah tangga sebanyak 85.364 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh sekitar 4,5 jiwa,
sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sebesar 1,80 . Bila dilihat per kecamatan maka Kecamatan Lima Puluh merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk terbesar dengan tingkat persebaran penduduk sebesar 22,85 sedangkan Kecamatan Sei Balai adalah yang terkecil yaitu 7,63 . Untuk Kecamatan terpadat
urutan pertama adalah Kecamatan Medang Deras dengan kepadatan mencapai 705 jiwa per km
2
disusul dan yang terjarang adalah Kecamatan Sei Suka yaitu 311 jiwa per km
2
.
Universitas Sumatera Utara
22
Keberadaan PT Inalum dan industri kontraktor yang terkait yang umumnya bermukim di kecamatan Medang Deras dan Sei Suka juga berpengaruh kepada
kualitas tenaga kerja. Sebagian tenaga kerja yang ada di industri aluminium primer adalah putra daerah Kuala Tanjung. Dengan keahlian di bidang industri aluminium
primer, tenaga kerja kerja yang ada di daerah ini tentu saja siap tempa untuk bekerja di industri hilir aluminium.
5. Sumber Daya Bahan Baku Keterbatasan bahan baku menyebabkan industri hilir aluminium melakukan
impor. Bahan baku tersebut pada umumnya diimpor dari China, Dubai dan lain-lain. Akibatnya impor tesebut biaya produksi cukup tinggi sehingga harga produk juga
tinggi. Pada tahun 2013 akan berakhir masa kerja sama antara pemegang saham
Pemerintah Indonesia dan konsorsium perusahaan Jepang, sehingga akan terbuka peluang industri hilir aluminium dalam negeri untuk menyerap sebahagian atau
keseluruhan 60 produk ingot yang selama ini diekspor ke Jepang. Dengan bahan baku yang berasal dari dalam negeri maka biaya produksi akan menjadi lebih rendah.
Konsumsi energi listrik yang dibutuhkan oleh industri hilir aluminium bila menggunakan bahan baku aluminium primer sekitar 700~840 kWHton produk.
Salah satu keunggulan industri hilir yang ada di Kuala Tanjung adalah peluang untuk menggunakan aluminium cair sebagai bahan bakunya. Akibatnya industri yang ada
dapat menghemat energi listrik yang digunakan untuk mencairkan bahan baku sehingga industri unggul dalam biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
23
6. Jalan Raya Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar dan
mendorong roda perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di seluruh Kabupaten Batu Bara pada tahun 2008 mencapai 523,02 km yang terbagi atas jalan negara 47,88 km, jalan propinsi 48,34 km dan jalan
kabupaten 426,8 km. Untuk jalan kabupaten sebagian besar permukaannya adalah batu yaitu sebesar 36,2 , disusul 22,3 tanah, 19 aspal, 21 hotmix dan 1,5
kerikil. Akses jalan ke kawasan indusri Kuala Tanjung baik mengingat banyak industri yang tumbuh di jalan tersebut. Hal ini menyebabkan potensi pengembangan
indutrri semakin besar bila dikembangkan di Kuala Tanjung.
7. Listrik Kebutuhan listrik penduduk kabupaten Batu Bara sebagian besar dipasok oleh
PLN Ranting Tanjung Tiram. Tingkat perbandingan jumlah penduduk yang menikmati listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah dikenal sebagai
Rasio Elektrifikasi. Infrastruktur listrik di daerah yang ada di Sumatera Utara telah terinterkoneksi dengan rasio elektrifikasi Sumatera Utara 78.2 Indonesia = 63.5.
Rasio elektrifikasi provinsidaerahwilayah di Indonesia ditunjukkan pada Tabel 5.4 Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa Rasio Elektrifikasi Sumatera Utara 78,2
lebih tinggi dibanding rata-rata Indonesia tahun 2008 sebesar 63,5. Infrastruktur listrik di daerah yang ada di Sumatera Utara telah terinterkoneksi satu dengan
lainnya. Jaringan listrik PLN di Kuala Tanjung telah terinterkoneksi dengan jaringan listrik yang ada di PT Inalum. Interkoneksi ini membuat kondisi listrik di Kuala
Tanjung menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 5.4 Rasio Elektrifikasi
2003 2008
2013
1 Batam
68.7 96.0
100.0 2
Tarakan 66.0
87.9 100.0
3 Sumatera Utara
67.1 78.2
93.2 4
Sumatera Barat 60.5
72.9 94.3
5 Bangka Belitung
57.8 71.7
87.1 6
Nangro Aceh Darussalam 56.2
69.8 86.5
7 Jawa-Bali-Madura
59.5 67.3
77.3 8
Kalimantan Timur 49.8
65.4 91.1
9 Maluku and Maluku Utara
48.3 64.3
89.7 10 Kalimantan Tengah dan Selatan
51.1 61.2
73.6 11 Kalimantan Barat
43.3 57.3
78.9 12 Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
53.7 55.7
58.1 13 Sulawesi Utara. Sulawesi Tengah. dan Gorontalo
46.2 53.5
63.0 14 Lampung
34.0 50.7
78.7 15 Sumatera Selatan. Jambi dan Bengkulu
38.6 49.9
65.8 16 Riau
38.5 47.1
56.9 17 Papua
27.4 34.0
42.6 18 Nusa Tenggara Barat
28.4 33.1
40.7 19 Nusa Tenggara Timur
22.4 28.7
37.2
Total Indonesia 54.8
63.5 75.2