penculikan, pengambilan secara paksa atas seseorang yang berada di suatu Negara oleh Negara yang memiliki yurisdiksi untuk mengadilinya.
76
1. Ekstradisi Extradition
a. Pengertian dan prosedur ekstradisi
77
Prosedur ekstradisi dimulai dari adanya permintaan dari Negara peminta yang memiliki yurisdiksi untuk mengadili dan atau menghukum seseorang orang
yang diminta baik dalam status hukumnya sebagai tersangka, tertuduh, terdakwa, ataupun terhukum, kepada Negara diminta yang merupakan negara tempatnya
berada atau berlindung. Jika tidak ada permintaan tersebut, meskipun memang benar orang yang bersangkutan sebagai pelaku kejahatan yang tunduk pada
yurisdiksi dari Negara yang pertama itu pranata hukum yang bernama ekstradisi ini tidak dapat diterapkan. Negara diminta tempat orang itu berada tidak boleh
menyerahkan langsung orang tersebut kepada Negara yang memiliki yurisdiksi, sebab hal ini jelas-jelas merupakan pelanggaran atas hak asasi manusia dari orang
yang bersangkutan, yakni, hak atas rasa aman dan kebebasan dari rasa takut selama berada di Negara itu.
Permintaan ekstradisi itu harus dilakukan melalui saluran diplomatic, misalnya, diajukan oleh kepala Negara, perdana menteri, atau menteri luar negeri
dari Negara peminta kepada kepala Negara, perdana menteri, atau menteri luar negeri dari Negara diminta, baik secara langsung ataupun melalui duta besar
76
parthiana, op.cit., hal. 136
77
Ibid
Universitas Sumatera Utara
masing-masing pihak. Permintaan itu harus disertai dengan dokumen-dokumen yang terkait, seperti, uraian tentang identitas pribadi dari orang yang diminta atau
di pelaku kejahatan, uraian, uraian tentang kejahatan atau tindak pidana yang dijadikan sebagai alas an untuk meminta penyerahannya disertai dengan
penyebutan pasal-pasal dari hukum atau undang-undang pidana yang dituduhkan kepadanya, alat-alat bukti yang mendukungnya yang bisa berupa salinan
dokumen-dokumen yang sudah dilegalisasi, ataupun alat-alat bukti lain yang dipandang relevan.
Sebagaimana halnya dengan pengajuan permintaan ekstradisi, keputusan Negara-diminta tentang pengabulan ataupun penolakan atas permintaan ekstradisi,
keputusan Negara-diminta tentang pengabulan atau penolakan atas permintaan ekstradisi dari Negara-peminta setelah melalui proses yang berlaku dalam hukum
nasional Negara-diminta, juga harus disampaikan melalui saluran diplomatic. Jika permintaan ekstradisi itu ditolak, maka selesailah persoalannya, dan orang
yang berpindah ke wilayah Negara lain, dia berstatus sebagai orang biasa dengan hak-hak dan kebebasan asasi dan yang bukan asasi, sebagaimana individu-
individu lainnya.
Negara-peminta yang
permintaannya ditolak,
harus menghormati keputusan dari Negara peminta itu ? Oleh karena setelah orang yang
besangkutan berada di wilayah Negara-peminta, maka Negara tersebut sepenuhnya dapat menerapkan hukum pidana nasionalnya terhadap orang itu,
antara lain, dengan mengadili sendiri orang yang bersangkutan atas kejahatannya yang semula dijadikan sebagai alasan untuk meminta penyerahannya kepada
Negara-diminta
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya jika
permintaan Negara-peminta
dikabulkan, surat
pemberitahuan tentang pengabulan haruslah disertai dengan rincian tentang tempat dan waktu dimana dan kapan orang yang diminta akan diserahkan oleh
Negara-diminta kepada Negara-peminta. Disamping itu, bersamaan dengan penyerahan barang-barang, seperti barang bergerak milik orang yang diminta
maupun barang-barang yang digunakan dalam melakukan kejahatan, barang- barang yang merupakan akibat ataupun hasil dari kejahatannya itu secara lebih
teknis, masalah penyerahan orang dan barang ini tentu saja harus diatur secara lebih rinci oleh kedua pihak, misalnya tentang wakti dan tempat penyerahannya,
alat transportasi apa yang akan digunakan pejabat dan petugas yang akan menyerahkan dan menerima penyerahannya, tentang biaya-biaya yang harus
ditanggung oleh masing-masing pihak Setelah orang yang bersangkutan berada di wilayah Negara-peminta,
selanjutnya Negara-peminta harus memprosesnya lebih lanjut berdasarkan hukum nasionalanya, sesuai dengan status orang yang diminta ketika diminta ataupun
diserahkan. Jika dia masih berstatus sebagai tersangka, tertuduh, atau terdakwa, maka prosesnya harus dimulai dari penahanan apabila orang yang diminta itu
dipandang perlu ditahan, pemeriksaan dalam tingkat penyidikan oleh kepolisian untuk dibuatkan berita acara pemeriksaannya, pemeriksaan dalam rangka
penuntutan oleh kejaksaan untuk dibuatkan surat dakwaannya, dan selanjutnya pemeriksaannya dihadapan pengadilan untuk pada akhirnya akan dijatuhi putusan
yang memiliki kekuatan mengikat yang pasti. Jika dia diputuskan bersalah dan dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan serta putusan itu sudah memiliki
Universitas Sumatera Utara
kekuatanmengikat yang pasti, maka dia harus dieksekusi sesuai dengan putusan itu. Jika dia diputuskan bahwa kesalahannya tidak terbukti atau jika terbukti tetapi
ada alasan-alasan kuat untuk melepaskannya, maka dia harus dilepaskan dan semua hak-haknya sebagai individu biasa haruslah dikembalikan kepadanya.
Mengenai prosedur yang harus ditempuh, yaitu melalui saluran diplomatik seperti dipaparkan diatas ini menunjukkan, bahwa ekstradisi adalah masalah antar
Negara. Jika tida dilakukan melalui prosedur seperti ini, cara ini tidak dapat dipandang sebagai ekstradisi. Memang masih ada cara-cara lainnya dari yang
legal hingga illegal yang dapat ditempuh oleh Negara yang memiliki yurisdiksi atas si pelaku kejahatan yang berada di Negara lain, seperti deportasi, pengusiran,
penyerahan pelaku kejahatan pelarian di wilayah-wilayah perbatasan, penyerahan pelaku kejahatan secara langsung antara kepolisian dua Negara atau lebih
pengambilan si pelaku kejahatan dengan persetujuan Negara stempat, penculikan dan pengambilan secara paksa.
Prosedur dan mekanisme ekstradisi seperti dipaparkan di atas sudah bersifat baku dan karena itu sudah diakui sebagai hukum kebiasaan internasional,
dengan asas-asas hukumnya yang dijabarkan dalam kaidah-kadiah hukum sehingga kini ekstradisi ini sudah bersifat mandiri. Dalam prakteknya, meskipun
ekstradisi sudah merupakan hukum kebiasaan internasional yang berlaku umum, Negara-negara masih membutuhkan pengaturannya secara lebih tegas dan jelas
dalam bentuk perjanjian-perjanjian internasional tentang ekstradisi tersebut sebagian merupakan perumusan kembali dari asas-asas dan kaidah-kaidah hukum
kebiasaan internasional dan sebagian lagi merupakan perumusan atas kaidah-
Universitas Sumatera Utara
kaidah hukum internasional tentang ekstradisi yang baru tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat internasional.
b. Asas-asas ekstradisi