Indonesia tidak dikehendaki, maka pemerintah secara sepihak memerintahkan kepada orang asing yang diusir itu supaya meninggalkan wilayah Indonesia
selambat-lambatnya dalam tempo tertentu terhitung dari tanggal perintah pengusiran dikeluarkan. Di samping itu, pengusiran juga dapat dilakukan oleh
pengadilan yang memriksa dan memutuskan perkara yang sedang dihadapinya. Didalam putusannya disamping menjatuhkan hukuman, juga berisi perintah
kepada orang yang bersangkutan untuk meninggalkan wilayah Indonesia dalam tempo tertentu setelah selesai menjalani hukumannya.
4. Penyerahan secara langsung atas seorang pelaku kejahatan di wilayah
perbatasan
Dalam praktek hubungan bilateral antara dua Negara yang wilayahnya berbatasan, aparat penegak hukum kedua pihak di wilayah perbatasan, terutama
perbatasan wilayah daratan, sringkali menghadapi pelaku kejahatan yang lintas batas Negara. Misalnya, pelaku kejahatan di wilayah Negara yang satu melarikan
diri ke wilayah Negara di sebelahnya, atau sebaliknya, dan ditangkap oleh kepolisian Negara yang bersangkutan, selanjutnya secara langsung diserahkan
kepada kepolisian dari Negara tetangganya itu Negara tempat orang itu melakukan kejahatan, apalagi orang tersebut adalah warganegaranya sendiri.
Praktek-praktek seperti ini, didasarkan atas kebiasaan yang berlangsung cukup lama ataupun hanya didasarkan atas hubungan baik saja, tanpa dilandasi oleh
suatu perjanjian apapun juga. Namun ada pula Negara-negara yang mengaturnya dalam suatu perjanjian tersendiri, ataupun sebagai salah satu pasal dari suatu
Universitas Sumatera Utara
perjanjian mengenai suatu masalah tertentu yang ada kaitannya dengan masalah tersebut.
Praktek yang sama juga bias dilakukan dalam kerjasama antara angkatan laut, kepolisian, ataupun bea cukai dari dua Negara di perbatasan yurisdiksi
maritime kedua pihak, seperti di perbatasan laut tertorial, zona tambahan, dan atau zona ekonomi eksklusif, dalam pencegahan dan pemberantasan kejahatan-
kejahtan yang terjadi di kawasan tersebut, seperti pembajakan laut piracy, perompakan kapal-kapal niaga, penangkapan ikan secara illegal, penyelundupan
barang dan orang, terorisme yang sasarannya adalah kapal-kapal laut, seperti kapal tanker raksasa dengan muatan minyak mentah, dan lain sebagainya. Pelaku
yang berhasil ditangkap, diserahkan kepada aparat penegak hukum terdekat dari tempat tertangkapnya, apakah itu di wilayah Negara yang satu ataukah yan
lainnya. Praktek penyerahan pelaku ejahatan lintas batas Negara seperti ini justru
jauh lebih efektif, jika dibandingkan dengan melalui prosedur dan mekanisme ekstradisi. Supaya legalitasnya lebih kuat, akan lebih baik jika para pihak
mengaturnya dalam bentuk perjanjian bilateral, baik sebagai perjanjian yang secara khusus untuk itu, ataupun perjanjian mengenai suatu masalah tertentu
tentang perbatasan yang di dalamnya terdapat salah satu ketentuan yang mengatur kerjasama dalam pencegahan dan pemberantasan kejahatan lintas batas.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengambilan secara paksa atas seorang pelaku kejahatan