Rancangan Penelitian Analisis Data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian : Posttest only control group design Jenis Penelitian : Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi panas yang dibuat dalam bentuk lempeng uji dengan ukuran 20x20x1mm. 14 Gambar 6. Ukuran sampel penelitian

3.2.2 Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus sebagai berikut: Keterangan : t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan 20 mm 20 mm 1mm t-1r- 1 ≥ 15 Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, terdapat 4 kelompok perlakuan yaitu resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak kayu manis dengan konsentrasi 10, 30, 50 dan klorheksidin. Maka t = 4 dan jumlah sampel r setiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut: t – 1 r – 1 ≥ 15 4 – 1 r – 1 ≥ 15 3 r – 1 ≥ 15 3r – 3 ≥ 15 3 r ≥ 15+3 3 r ≥ 18 r ≥ 6 n=6 Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok adalah 6 buah. Maka total sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 24 buah untuk 4 kelompok, yang terdiri dari 6 sampel untuk perendaman bahan basis gigitriruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak kayu manis dengan konsentrasi 10 , 6 sampel untuk perendaman bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak kayu manis dengan konsentrasi 30, 6 sampel untuk perendaman bahan basisi gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak kayu manis dengan konsentrasi 50 dan 6 sampel perendaman bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam klorheksidin kontrol. 3. 3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel

3.3.1.1 Variabel Bebas

Resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak kayu manis Cinnamomum burmanii dengan konsentrasi 10, 30, dan 50. Universitas Sumatera Utara

3.3.1.2 Variabel Terikat

Jumlah Candida albicans CFUml

3.3.1.3 Variabel Terkendali

1. Ukuran lempeng uji 2. Model induk 3. Resin akrilik polimerisasi panas 4. Perbandingan powder dan liquid resin akrilik polimerisasi panas 5. Perbandingan powder gips keras dan air 6. Waktu pegadukan gips 7. Suhu dan waktu kuring 8. Tekanan pres hidrolik 9. Lama peredaman sampel 10. Klorheksidin kontrol 11. Jumlah ekstrak kayu manis 10, 30, 50 dan klorheksidin 12. Suhu dan waktu autoclave 13. Suhu dan waktu incubator 14. Media pertumbuhan berupa Sabourand’s Dextrose Agar SDA 15. Teknik pengisolasian dan pengkulturan 16. Peneliti yang sama Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi operasional variabel bebas No . Variabel Bebas Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 1. Ekstrak kayu manis Cinnamomum burmanii dengan konsentrasi 10, 30 dan 50. Batang kayu manis seberat 0,5 kg dipotong dan dikeringkan menggunakan freeze dryer selama ±2 hari lalu diblender tidak terlalu halus dan tidak terlalu kasar. Setelah itu kayu manis ditimbang sebanyak 400 gram dan dimaserasi dengan direndam dengan etanol 70 sebanyak ±1 liter sambil diaduk sesekali lalu dibiarkan selama 1 hari dalam wadah penyimpanan yang tertutup. Setelah itu larutan tersebut diperkolasi dengan kertas saring melalui perkolator. Kemudian dengan rotavapor digunakan untuk memisahkan antara pelarut dan estraknya, maka diperoleh ekstrak kental kayu manis sebanyak 90 gram. Pembuatan ekstrak kayu manis 10 adalah ekstrak kental kayu manis 2gr dilarutkan dalam dimetil sulfoksida DMSO sampai 30 ml, ekstrak kayu manis 30 adalah ekstrak kental kayu manis 4gr sampai dalam DMSO sampai 30 ml, ekstrak kayu manis 50 adalah ekstrak kental kayu manis 6gr larutan dalam DMSO sampai 30 ml. - Pipet ukur Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Definisi operasional variabel terikat No. Variabel Terikat Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 1. Jumlah Candida albicans Jumlah Candida albicans dalam satuan CFUml Skala Ratio Dihitung secara langsung pada cawan petri. Tabel 4. Definisi operasional variabel terkendali NO Variabel Terkendali Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur 1. 1. Ukuran lempeng uji Lempeng uji terbuat dari resin akrilik polimerisasi panas, diperoleh dari model induk yang terbuat dari kuningan dengan ukuran 20x20x1mm. 14 - - 2. 2. Model induk Terbuat dari kuningan dengan ukuran 20x20x1mm - - 3. 3. Resin akrilik polimerisasi panas Resin jenis polimetilmetaklirat dengan merek QC-20 yang polimerisasinya dengan pemanasan - - 4. 4. Perbandingan powder dan liquid resin akrilik polimerisasi panas Perbandingan antara jumlah polimer : monomer yang digunakan pada satu sampel resin akrilik polimerisasi panas adalah 1,3 gr : 1 ml. - Timbangan digital 5. 5. Perbandingan powder gips keras dan air Perbandingan adonan gips adalah perbandingan antara jumlah polimer : monomer yang digunakan pada penelitian, yaitu: 12,13 a. Kuvet atas = 200 gram gips : 120 ml air b. Kuvet bawah = 250 gram gips : 150 ml air - Sendok takar dan wadah air 6. 6. Waktu pengadukan gips Waktu yang digunakan untuk mengaduk gips dengan spatula 15 detik kemudian dilanjutan dengan vacuum mixer selama 30 detik. 12 - - Universitas Sumatera Utara 7. 7. Suhu dan waktu kuring Waktu yang diperlukan untuk polimerisasi yaitu pada suhu 70°C dibiarkan selama 90 menit, kemudian dinaikkan menjadi 100°C dibiarkan selama 30 menit dengan menggunakan water bath. 12,13 - - 8. 8. Tekanan pres hidrolik Tekanan yang digunakan untuk mengepres kuvet yang telah berisi resin akrilik polimerisasi panas menggunakan pres hidrolik dengan tekanan pertama mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan menggunakan lecron mass. Kuvet atas ditutup, dilakukan press kembali secara perlahan-lahan. Buka kuvet atas, plastik selopan dilepas dan akrilik yang berlebih dipotong menggunakan lecron mass. Kuvet atas ditutup lalu dilakukan penekanan akhir sampai 2000 psi. Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan bawah rapat dan dibiarkan 15 menit. 12,13 - - 9. 9. Suhu dan waktu inkubator Suhu dan waktu yang dipergunakan untu mengkultur Candida albicans yaitu 37°C selama 48 jam. 12 - - 10. Klorheksidin Pembersih gigitiruan dengan kandungan klorheksidin glukonat 0,2 Minosep yang berperan sebagai kontrol. 11. Jumlah ekstrak kayu manis 10, 30 ,50, dan klorheksidin. Jumlah volume dalam ml yang digunakan untuk merendam lempeng uji yaitu 2 ml. 12,13 - Pipet ukur 12. Suhu dan waktu autoclave Suhu dan waktu, yang dipergunakan untuk mensterilkan alat menggunakan uap tekanan tinggi yang merupakan metode sterilisasi yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme termasuk spora, yaitu 121°C selama 1 jam. 12,13 - - 13. Lama Waktu yang digunakan untuk merendam lempeng uji. Penelitian untuk ekstrak kayu - - Universitas Sumatera Utara perendaman sampel uji manis dan klorheksidin adalah 8 jam dilakukan satu kali perendaman. Perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas selama 8 jam diibaratkan waktu saat pasien membuka dan merendam gigitiruannya dalam larutan pembersih gigitiruan pada malam hari. 14 14. Sabourand’s dextrose agar Media untuk pertumbuhan Candida albicans. 12-14 - - 15. Peneliti yang sama Operator yang melakukan penelitian adalah satu orang. - -

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat Pembuatan Ekstrak Kayu Manis

Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU

3.4.2 Tempat Pembuatan Sampel

Unit Uji Laboratorium Dental FKG USU

3.4.3 Tempat Pengujian Sampel

Laboratorium Penelitian Mikrobiologi FMIPA USU

3.4.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan Maret 2015

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

3.5.1.1 Alat yang Digunakan untuk Menghasilkan dan Merendam Sampel

1. Kuvet logam Smic, China 2. Model induk terbuat dari kuningan dengan ukuran 20x20x1mm 3. Rubber bowl dan Spatula Universitas Sumatera Utara 4. Timbangan digital Sartorius AG Gottingen, Jerman 5. Timbangan biasa Lion Star, Indonesia 6. Vacuum mixer Whip,USA 7. Vibrator Filli Manfredi Pulsar-2, Italia 8. Hydraulic press OL 57 Manfredi, Italia 9. Waterbath model 1H Fili Manfredi, Italia 10. Straight handpiece Strong, Korea 11. Lecron mass Smic, China 12. Alat pengaduk resin akrilik dan pot dari porselen 13. Bur fraser 14. Kertas ampelas nomor 600 Atlas Brand, Inggris 15. Spuit 10 ml Terumo, Filipina

3.5.1.2 Alat yang Digunakan Untuk Menguji Sampel

1. Gelas beker 200 ml Pyrex, Jepang 2. Pipet ukur 1 ml dan pipet filler Pyrex, Jepang 3. Tabung reaksi Iwaki Pyrex, Indonesia 4. Rak tabung 5. Kertas saring 6. Cawan petri Pyrex, Jepang 7. Sterilitator hot oven Gallenkamp, Inggris 8. Pinset Smic, Cina 9. Inkubator Memmert, Jerman 10. Stirrer 11. Blender 12. Vortex Fisons, Inggris 13. Autoclave Yamato, Jepang 14. Magnetic Stirrer Hotplate Fisons, Inggris 15. Freezer dryer Edward, USA 1 set 16. Ose 2 buah Universitas Sumatera Utara 17. Timbangan analitik Watsons 18. Rotavapor 19. Colony counter

3.5.1.3 Bahan Penelitian

1. Resin Akrilik Polimerisasi Panas QC-20, Inggris Gambar 7 2. Could Mould Seal QC-20, Inggris 3. Gips Keras Moldano, China 4. Vaselin untuk bahan separasi 5. Plastik Selopan 6. Kayu manis jenis Cinnamomum burmanii 7. Klorheksidin 0,2 Minosep Gambar 8 8. Etanol 1 liter 9. Larutan dimethyl sulfoksida DMSO 10. Phosphate Buffer Saline 11. Suspensi jamur Candida albicans 12. Sabround’s broth 13. Potato dextrose agar PDA Gambar 7. Resin Akrilik Polimerisasi Panas QC-20 Gambar 8. Klorheksidin 0,2 Minosep Universitas Sumatera Utara 3.6 Cara Penelitian 3.6.1 Persiapan Pembuatan Sampel Lempeng uji dibuat dari resin akrilik polimerisasi panas yang diperoleh dari model induk yang terbuat dari kuningan dengan ukuran 20x20x1mm. 3.6.1.1 Pembuatan Mold a Membuat adonan gips keras, perbandingan gips dengan air untuk kuvet atas adalah 200 gram gips : 100 ml air dan untuk kuvet bawah adalah 250 gram gips : 150 ml air. b Adonan diaduk dengan spatula selama 15 detik sampai tercampur homogen selama 30 detik. c Adonan gips keras dimasukkan ke dalam kuvet yang telah disiapkan diatas vibrator d Letakkan 4 model induk pada adonan gips keras yang mulai mengeras di dalam satu kuvet Gambar 9 e Setelah agak mengeras, gips keras dirapikan dan didiamkan sampai mengeras selama 60 menit f Permukaan gips keras diolesi dengan vaselin kemudian kuvet atas dipasangkan dan diisi dengan adonan gips keras di atas vibrator g Setelah gips keras mengeras, kuvet dibuka, model induk diangkat, cetakan model mould yang didapat dituang air panas untuk membuang sisa vaselin sampai bersih. h Setelah dingin dan kering, olesi dengan separator cold mould seal, tunggu selama 20 menit sesuai petunjuk pabrik Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Model Induk dari Logam Ditanamkan pada Kuvet Berisi Gips

3.6.1.2 Pengisian Resin akrilik pada Mold

a Polimer dan monomer diaduk dalam pot porselen dengan perbandingan 1,3 : 1 ml untuk satu sampel uji dan adonan diaduk dengan spatula stainless steel sampai monomer dan polimer tercampur dengan baik dan homogen. Adonan didiamkan kira - kira selama waktu yang dianjurkan pabrik, sampai fase dough stage tidak lengket dan tidak menempel pada dinding pot porselen. b Mold yang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik. Gambar 10 c Plastik selopan diletakkan di antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup dan ditekan perlahan dengan press hidrolik dengan tekanan 1000 psi 70 kgcm 2 . d Kuvet dibuka dan kelebihan akrilik dipotong menggunakan lecron mass, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan dengan tekanan 2200 psi 154 kgcm 2 kemudian baut dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan bawah rapat, kemudian dibiarkan selama 15 menit. Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Mold yang telah diolesi dengan could mould seal

3.6.1.3 Kuring

Kuvet dimasukkan ke dalam water bath, suhu dan waktu diatur pada fase I 70 C selama 90 menit dan fase II 100 C selama 30 menit. Kuvet dikeluarkan dari kuring unit dan dibiarkan dingin sampai suhu kamar.

3.6.1.4 Penyelesaian Akhir

Batang uji dikeluarkan dari kuvet, kemudian dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan menggunakan bur frasser. Batang uji kemudian dihaluskan dengan kertas ampelas waterproof dengan nomor 600 di bawah air mengalir sampai memperoleh ukuran yang diinginkan. Gambar 11 Gambar 11. Sampel Uji yang Sudah Dirapikan. Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Pembuatan Ekstrak Kayu Manis

Jenis kayu manis yang digunakan adalah Cinnamomum burmanii Gambar 12. Bagian kayu manis yang diekstrak adalah batang kayu manis dengan berat 0,5 kg dipotong kecil-kecil lalu dikeringkan menggunakan freeze dryer selama lebih kurang 2 hari lalu diblender tidak terlalu halus dan tidak terlalu kasar Gambar 13 a .Lalu kayu manis yang telah diblender ditimbang sebanyak 400 gram dan dimaserasi dengan cara direndam dengan etanol 70 sebanyak ±1 liter sambil diaduk sesekali lalu dibiarkan selama 1 hari dalam wadah penyimpanan yang tertutup Gambar 13 b. Setelah direndam selama 1 hari, larutan tersebut diperkolasi dengan kertas saring melalui perkolator Gambar 13 c. Kemudian dengan rotavapor digunakan utnuk memisahkan antara pelarut dan estraknya, maka diperoleh ekstrak kental kayu manis sebanyak 12 gram. Untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak kayu manis 10 maka digunakan 2 gram ekstrak kental kayu manis kemudian dilarutkan dalam dimethyl sulfoksida DMSO sampai 30 ml, untuk konsentrasi 30 digunakan 4 gram ekstrak kental kayu manis kemudian dilarutkan dalam DMSO sampai 30 ml, dan untuk konsentrasi 50 digunakan 6 gram ekstrak kental kayu manis kemudian dilarutkan dalam DMSO sampai 30 ml Gambar 13 d. Gambar 12. Kayu Manis Segar yang Akan Diekstrak Universitas Sumatera Utara a b c d Gambar 13. Pembuatan Ekstrak Kayu Manis 3.6.3 Penentuan Jumlah Koloni Candida albicans a. Lempeng uji disterilisasi dengan autoclave 121°C selama 1 jam b. Lempeng uji dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok ekstrak kayu manis dengan konsentrasi 10, 30, 50 dan klorheksidin kontrol. Tiap kelompok terdiri dari 6 buah lempeng uji. c. Lempeng uji dikontaminasikan dengan Candida albicans dengan cara dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi suspensi Candida albicans. Pembuatan suspensi Candida albicans dilakukan dengan mengambil 1-2 ose biakan murni Candida albicas yang telah dikultur kemudian dicampurkan dengan larutan NaCl 0,9 sampai diperoleh kekeruhan yang sesuai dengan standar Mac Farland atau sebanding dengan 1x10 8 CFUml. Kemudian sampel uji yang telah terkontaminasi Candida albicans diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Setelah 24 jam, lempeng uji dikeluarkan dari tabung reaksi. Tiap satu lempeng uji dimasukkan ke dalam satu tabung reaksi yang berisi masing-masing yaitu Universitas Sumatera Utara ekstrak kayu manis Cinnamomum burmanii dengan konsentrasi 10, 30, 50, dan klorheksidin sebanyak 2ml. Waktu perendaman dalam tabung reaksi yang berisi yaitu ekstrak kayu manis Cinnamomum burmanii dengan konsentrasi 10, 30, 50, dan klorheksidin adalah 8 jam Gambar 14 a dan b. d. Lempeng uji dikeluarkan dari tabung reaksi dan dibilas dengan Phosphate Buffered Saline sebanyak 2 kali. e. Lempeng uji dimasukkan ke dalam Sabouraud’s broth 10ml, digetarkan dengan vortex selama 30 detik untuk melepaskan Candida albicans yang melekat pada lempeng uji Gambar 14 c. f. Selanjutnya dilakukan pembenihan 0,1 ml Sabouraud’s broth pada Potato dextrose agar PDA, diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37°C. g. Setelah 48 jam dilakukan penghitungan koloni Candida albicans dengan menggunakan colony counter CFUml dalam 100ml 16 Gambar 14 d. a b c d Gambar 14. Pembenihan Candida albicans pada potato dextrose agar Universitas Sumatera Utara

3.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Uji Univarian, untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi setiap kelompok

2. Uji Anova satu arah, untuk meihat pengaruh perendaman resin akrilik

polimerisasi panas terhadap pertumbuhan Candida albicans pada semua kelompok perlakuan, yaitu ekstrak kayu manis Cinnamomum burmanii 10, 30, 50, dan klorheksidin. 3. Uji LSD Least Significant Difference, untuk melihat perbedaan pengaruh yang signifikan perendaman resin akrilik polimerisasi panas terhadap jumlah Candida albicans antar kelompok perlakuan perbedaaan rata-rata antar kelompok perlakuan. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Jumlah Candida albicans Setelah Dilakukan Perendaman Bahan Basis Gigitiruan dalam Ekstrak Kayu Manis Konsentrasi 10, 30, dan 50 Hasil penelitian perendaman bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak kayu manis konsentrasi 10, 30, 50 dan kontrol selama 8 jam memperlihatkan jumlah koloni Candida albicans terendah secara keseluruhan terdapat pada kelompok klorheksidin kontrol. Penghitungan jumlah Candida albicans dilakukan setelah 0,1 ml suspensi Candida albicans dalam Sabouraud’s broth disebarkan merata dengan hockey stick pada Sabouraud’s dextrose agar kemudian diinkubasi selama 48 jam dengan satuan CFUml. Nilai rerata dan standar deviasi jumlah Candida albicans yang didapatkan dari analisis uji univarian. Jumlah koloni Candida albicans tertinggi terdapat pada ekstrak kayu manis konsentrasi 10 pada sampel pertama yaitu 205x100 CFUml dan jumlah koloni Candida albicans terendah terdapat pada sampel kelima yaitu 101x100 CFUml, serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 163,33±37,96. Pada ekstrak 30 didapatkan jumlah koloni Candida albicans tertinggi pada sampel ketiga yaitu 159x100 CFUml dan jumlah Candida albicans terendah terdapat pada sampel keenam yaitu 99x100 CFUml, serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 134,83±29,40. Pada ekstrak 50 didapatkan jumlah koloni Candida albicans tertinggi pada sampel ketiga yaitu 105x100 CFUml dan jumlah koloni Candida albicans terendah terdapat pada sampel keempat yaitu 41x100 CFUml, serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 72,17±23,66 . Pada kelompok kontrol didapatkan jumlah koloni Candida albicans tertinggi pada sampel ketiga yaitu 76x100 CFUml dan jumlah koloni Candida albicans yang terendah terdapat pada sampel ke lima yaitu 27x100CFUml serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 47,67±19,86 . Tabel 5 Tabel 5. Jumlah Koloni Candida albicans pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Direndam dalam Ekstrak Kayu Manis dan Kontrol Klorheksidin CFUml Universitas Sumatera Utara Sampel Jumlah Candida albicans CFUml 10 30 50 Klorheksidin kontrol 1 205 x100 123 x100 57 x100 68 x100 2 161x100 139 x100 92 x100 43 x100 3 141 x100 159 x100 105 x100 76 x100 4 191 x100 117 x100 41 x100 40 x100 5 101 x100 112 x100 76 x100 27 x100 6 182 x100 99 x100 62 x100 32 x100 X±SD 163,33±37,96 134,83±29,4 72,17±23,66 47,67±19,86 Keterangan : Jumlah koloni tertinggi Jumlah koloni terendah 4.2 Pengaruh Perendaman Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Kayu Manis Konsentrasi 10, 30, dan 50 Terhadap Jumlah Candida albicans Pengaruh ekstrak kayu manis konsentrasi 10, 30, dan 50 pada perendaman resin akrilik polimerisasi panas terhadap Candida albicans dapat dilihat dari nilai rerata, simpangan baku dan derajat kemaknaan jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman kedalam seluruh konsentrasi ekstrak kayu manis dan kontrol. Uji statistik yang digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut adalah uji statistik ANOVA satu arah. Setiap kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol untuk mendapatkan apakah ada pengaruh ekstrak kayu manis konsentrasi 10, 30 dan 50 bila dibandingkan dengan kontrol terhadap jumlah Candida albicans. Nilai rerata dan simpangan baku yang didapatkan untuk kelompok perlakuan yang direndam dalam ekstrak kayu manis 10 adalah 163,33±37,96 CFUml dan untuk kelompok kontrol adalah 47,67±19,86. Hasil uji statistik ANOVA satu arah diperoleh tingkat signifikansi p=0,001 p0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan klorheksidin yang sudah terbukti mempunyai pengaruh terhadap jumlah Candida albicans kontrol positif. Maka bila ekstrak kayu manis konsentrasi 10 mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap klorheksidin kontrol yang sudah terbukti pengaruhnya terhadap Universitas Sumatera Utara jumlah Candida albicans, penggunaan ekstrak kayu manis konsentrasi 10 secara uji statistik tidak berpengaruh terhadap jumlah Candida albicans Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji ANOVA Satu Arah Jumlah Candida albicans pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Kayu Manis 10 dan Kontrol CFUml Kelompok Jumlah Candida albicans p n X±SD Ekstrak Kayu Manis 10 6 163,33±37,96 0,001 Klorheksidin kontrol 6 47,67±19,86 Keterangan =perbedaan signifikan Nilai rerata dan simpangan baku yang didapatkan untuk kelompok perlakuan yang direndam dalam ekstrak kayu manis 30 adalah 134,83±29,40 CFUml dan untuk kelompok kontrol adalah 47,67±19,86. Hasil uji statistik ANOVA satu arah diperoleh tingkat signifikansi p=0,001 p0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan klorheksidin yang sudah terbukti mempunyai pengaruh terhadap jumlah Candida albicans kontrol positif. Maka bila ekstrak kayu manis konsentrasi 30 mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap klorheksidin kontrol yang sudah terbukti pengaruhnya terhadap jumlah Candida albicans, penggunaan ekstrak kayu manis konsentrasi 30 secara uji statistik tidak berpengaruh terhadap jumlah Candida albicans Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji ANOVA Satu Arah Jumlah Candida albicans pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Kayu Manis 30 dan kontrol CFUml Kelompok Jumlah Candida albicans p n X±SD Ekstrak Kayu Manis 30 6 134,83±29,40 0,001 Klorheksidin kontrol 6 47,67±19,86 Keterangan =perbedaan signifikan Nilai rerata dan simpangan baku yang didapatkan untuk kelompok perlakuan Universitas Sumatera Utara yang direndam dalam ekstrak kayu manis 50 adalah 72,17± 23,66 CFUml dan untuk kelompok kontrol adalah 47,67±19,86. Hasil uji statistik ANOVA satu arah diperoleh tingkat signifikansi p=0,15 p0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan klorheksidin yang sudah terbukti mempunyai pengaruh terhadap jumlah Candida albicans kontrol positif. Maka bila ekstrak kayu manis konsentrasi 50 tidak mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap klorheksidin kontrol yang sudah terbukti pengaruhnya terhadap jumlah Candida albicans, penggunaan ekstrak kayu manis konsentrasi 50 secara uji statistik berpengaruh terhadap jumlah Candida albicans Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji ANOVA Satu Arah Jumlah Candida albicans pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Kayu Manis 50 dan kontrol CFUml Kelompok Jumlah Candida albicans p n X±SD Ekstrak Kayu Manis 50 6 72,17± 23,66 0,15 Klorheksidin kontrol 6 47,67±19,86 Keterangan =perbedaan signifikan

4.3 Perbedaan Pengaruh Ekstrak Kayu Manis dengan Konsentrasi 10,