burmanii tersebut dapat menghambat aktifitas dan pertumbuhan jamur, diantaranya Candida albicans.
14,19
2.6.3 Kandungan dan Kegunaan Kayu Manis Cinnamomum burmanii
Kayu manis Cinnamomum burmanii memiliki kandungan kimia yang terdiri dari minyak atsiri, safrole, sinamaldehid, eugenol, tanin, damar, kalsium oksalat, dan
zat penyamak.
15
Kandungan kimia yang terdapat dalam kayu manis memiliki presentasi yang berbeda, meskipun jenis tumbuhan kayu manis yang diekstrak sama.
Faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah bagian kayu manis yang diekstrak, lokasi kayu manis tersebut tumbuh, perbedaan iklim dan lingkungan
alam.
14
Hal ini sama dengan penelitian terhadap kandungan minyak atsiri kayu manis
Cinamomum burmanii dari 3 lokasi tumbuh yang berbeda, disimpulkan bahwa minyak atsiri kayu manis dengan jenis Cinnamomum burmanii memiliki kandungan
kimia yang berbeda. Dari hasil identifikasi pada kayu manis menunjukkan bahwa trans-cinnamaldehyde merupakan kandungan utama dari minyak atsiri kayu manis
Cinnamomum burmanii.
16
Kandungan terbesar lain yang dimiliki oleh kayu manis selain sinamaldehid adalah eugenol. Kegunaan kayu manis selain digunakan sebagai bumbu masak,
minyak atsirinya sudah lama digunakan sebagai antiseptik. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri memiliki daya bunuh terhadap mikroorganisme. Beberapa penelitian
menyimpulkan bahwa minyak kayu manis dapat membunuh baksil tipus hanya dalam 12 menit, berbeda dengan minyak cengkeh yang waktunya mencapai 25 menit.
37
2.6.4 Mekanisme Pengaruh Ekstrak Kayu Manis terhadap Pertumbuhan Candida albicans
Kandungan kimia yang ada pada kayu manis memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Kandungan kimia yang terdapat dalam kayu manis adalah minyak atsiri,
safrole, sinamaldehid, eugenol, tanin, damar, kalsium oksalat, dan zat penyamak.
15
Kandungan terbesar dalam kayu manis adalah sinamaldehid. Sinamaldehid termasuk golongan aldehid aromatik yang memiliki rumus kimia C
9
H
8
O. Kemampuan
Universitas Sumatera Utara
sinamaldehid dalam menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans disebabkan oleh gugus bebas 3-phenyl yang dapat mengikat enzim yang ada pada dinding sel
Candida albicans dan juga mengikat oksigen yang dibutuhkan Candida albicans untuk metabolisme sel. Dengan adanya ikatan tersebut maka sinamaldehid dapat
menghambat proses metabolisme Candida albicans sehingga pada akhirnya Candida albicans tersebut mati. Selain itu, sinamaldehid juga mempunyai kemampuan
mengadakan denaturasi protein dan menurunkan tegangan permukaan sehingga permeabilitas sel bakteri dan jamur meningkat. Mekanisme kerjanya yaitu awalnya
reaksi dengan protein sel, yaitu proses penghambatan atau pembunuhan dengan cara merusak sistem koloid dengan mengadakan koagulasi dan presipitasi protein.
Koagulasi protein sel mikroba akan menyebabkan gangguan metabolisme sehingga merubah permeabilitas sel membran sehingga terjadi penurunan tegangan permukaan
yang mengakibatkan kematian mikroba.
19
Sinamldehid juga termasuk dalam flavanoid. Flavanoid mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan
jamur yaitu dengan cara mengganggu proses difusi makanan ke dalam sel sehingga pertumbuhan jamur terhambat atau sampai jamur tersebut mati.
14
Kandungan kimia lain yang terdapat pada kayu manis adalah minyak atsiri. Minyak atsiri yang terdapat dalam kayu manis mengandung trans-cinnamaldehyde.
Trans-cinnamaldehyde merupakan bentuk natural dari sinamaldehid.
21
Struktur penyusun utama dari dinding sel jamur adalah kitin dan
β-glucan. Penelitian oleh Bang, dkk 2000 menyimpulkan bahwa, trans-cinnamaldehyde yang ada pada
minyak atsiri kayu manis merupakan inhibitor chitin synthase genes isoenzym yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Selain itu, trans-cinnamaldehyde
juga merupakan inhibitor non-kompetitif dari β-glucan, sehingga pembentukan
biofilm terhambat dan kegagalan dalam berkolonisasi yang mengakibatkan pertumbuhan Candida albicans terhambat.
17
Komponen aktif lainnya pada kayu manis adalah eugenol. Eugenol merupakan golongan fenol dengan rumus kimia C
10
H
12
O
2
. Satu gugus OH fenolik bebas pada lingkar aromatiknya dan satu gugus OH termetilasi berperan penting dalam aktifitas
eugenol dalam menghambat koloni Candida albicans.
14
Aktifitas antijamur oleh
Universitas Sumatera Utara
golongan fenol juga tergantung pada besar gugusan alkil yang ditambahkan, yaitu semakin besar gugusan alkil, maka aktifitas antijamur menghambat kolonisasi
Candida albicans semakin besar. Disamping itu, sistem kerja dari eugenol dalam agen antijamur adalah menghambat kolonisasi Candida albicans dalam proses
pembelahan sel.
14
Kandungan kimia dalam kayu manis yang lainnya adalah tanin. Tanin adalah suatu
senyawa polifenol
yang berasal dari tumbuhan
, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan
protein , atau berbagai senyawa organik lainnya
termasuk asam amino
dan alkaloid
.
38
Tanin mempunyai kemampuan dalam menurunkan kemampuan merekat dari sel eukariot, sehingga dapat menghambat
pembetukan germ tube dan menstimulasi terjadinya fagositosis. Hal ini akan mempengaruhi integritas dinding sel dari Candida albicans dan akhirnya
menghambat metabolisme Candida albicans yang mengakibatkan Candida albicans mati.
39
Afandi 2012 melakukan penelitian tentang potensi antijamur ekstrak kayu manis terhadap Candida albicans secara in vitro. Dari penelitian tersebut disimpulkan
bahwa dengan konsentrasi ekstrak kayu manis 10 sudah dapat membentuk zona hambat sebesar 7,17mm dan zona hambat terus meningkat sampai percobaan pada
konsentrasi ekstrak kayu manis 100 yaitu sebesar 21,5mm.
21
Christian D 2013 melakukan perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak
kayu manis 20, 30, 40, dan 50 selama 8 jam. Hasilnya nilai rerata dari jumlah blastopora Candida albicans pada konsentrasi 20 yaitu 385,76x10
2
CFUml, pada konsentrasi 30 yaitu 259,73x10
2
CFUml, pada konsentrasi 40 yaitu 77,4x10
2
CFUml, dan pada konsentrasi 50 yaitu 13,5x10
2
CFUml. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak kayu manis 50 dapat digunakan sebagai
bahan alternatif pembersih gigitiruan.
14
Universitas Sumatera Utara
2.7 Landasan Teori