41
Faktor eksternal itu disebabkan oleh antara lain: a.
Faktor keluarga yang bersumber dari rendahnyamelemahnya interaksi dan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak serta kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak. Sisi lain orang tua terkadang kurang peka terhadap kebutuhan anaknya atau bisa jadi salah satu dalam keluarga adalah gamers
juga. Hal ini mengakibatkan anak menjadi memilih sendiri kegiatannya, atau mengikuti keluarga yang hoby bermain tersebut karena menganggap itu
adalah baik digunakan. Posisi seperti ini dihadapkan pada banyak perubahan hidup yang ditandai dengan hal kelemahan komunikasi dari orang tua ini
juga sehingga dalam hal ini remaja berusaha untuk keluar dari orangtua untuk mencari lingkungan yang mampu menerima perilakunya untuk
mendapatkan sebuah pengakuan, status sosial dan prestise tertentu. b.
Faktor teman sebaya peer group, hal ini berkaitan dengan keinginan remaja berkumpul dengan teman sebayanya, dan pengaruh teman sebaya
sebagai alasan melakukan tindakan menyimpang. Lingkungan sekolah juga dalam hal ini termasuk yakni, sekolah yang memberikan kesempatan pada
remaja untuk bermain diluar jam sekolah. c.
Faktor lingkungan, hal ini berkaitan dengan keberadaan tempat hiburan game-online yang menarik minat remaja dan kemudahan akses yang
membuat sebagian remaja terbawa pengaruh dari lingkungan sosialnya.
2.6. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial menurut Friedlander merupakan sistem yang teroganisir dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang
42
dimaksudkan untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan, dan hubungan-hubungan
personal dan sosial serta keberfungsian sosialnya yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperkembangkan seluruh kemampuannya untuk
meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga danmasyarakatnyaSund, 2006:8.
Undang-undang No. 11 tahun 2009 tentang “Kesejahteraan Sosial” menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
KBBImenyebutkan bahwa sejahtera artinya aman, sentosa, makmur, selamat terlepas dari segala macam gangguan dan kesusahan. Sedangkan kesejahteraan
artinya keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, dan kemakmuran.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang “Pokok Kesejahteraan Sosial” juga dirumuskan definisi Kesejahteraan Sosial yaitu: “Kesejahteraan Sosial adalah
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,
keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat dilihat bahwa pengertian kesejahteraan sosial sangatlah variatif tergantung dari latar belakang orang yang
43
memberikan pengertian kesejahteraan sosial, sehingga pengertian kesejahteraan sosial diatas dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu:
a. Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan kondisi.
b. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan.
c. Kesejahteraan sosial sebagai suatu gerakan.
Namun secara umum pengertian kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan, kegiatan dan gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan standar dan
taraf hidup, memecahkan masalah sosial, memperkuat struktur sosial masyarakat, memenuhi kebutuhan dasar dan menjaga ketentraman masyarakat, serta untuk
memungkinkan setiap warganegara mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi dirinya, keluarga dan
masyarakat. Tujuan kesejahteraan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial,
keuangan, kesehatan, dan rekreasi semua individu dalam masyarakat. Kesejahteraan sosial berupaya meningkatkan keberfungsian semua kelompok
usia, tanpa memandang status sosial setiap individu. Hal ini juga dapat diukur dai ukuran-ukuran seerti tingkat kehidupan levels of living, pemenuhan kebutuhan
pokok basic needs fulfillment, kualitas hidup quality of life, dan pembangunan manusia human development.
2.7. Kerangka Pemikiran