meningkatkan keputusan yang baik lewat teknologi informasi untuk menyediakan kemampuan dalam membantu membuat keputusan. Sistem
informasi yang terintegrasi dan Local Area Network LAN bisa digunakan untuk mengirimkan kembali informasi-informasi yang telah dilakukan untuk
pengambilan keputusan di beberapa tempat. Oleh karena itu peningkatan daya saing bukan hanya menambah jumlah pilihan keputusan yang dapat
dikerjakan sesuai permintaan pelanggan tetapi juga lewat kecepatan dan peningkatan dari kualitas keputusan tersebut.
4. Mengetahui permintaan pelanggan yaitu dengan mendapatkan feedback dari
pelanggan secara akurat sangat diperlukan untuk meyakinkan hasil atau ouput produk yang berkualitas sudah sesuai apa belum.
3.3.1. Metodologi Business Process Reengineering
9
Dalam rekayasa ulang proses bisnis, dikenal Consolidated Methodology, yaitu metodologi yang merupakan gabungan dari lima metodologi yang umum
digunakan. Kelima metodologi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
9
Subramanian, M., Larry, W., and S. Hossein C. 1999. Business Process Reengineering: A Consolidated Methodology. Proceedings of The 4th Annual International Conference on Industrial
Engineering Theory, Applications and Practice, November 17-20, 1999. San Antonio, Texas, USA.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Metodologi Business Process Reengineering
Activity Methodology 1
Methodology 2
1 Develop Vision and Strategy
Determine Customer Requirements Goals for the Process 2
Create Desire Culture Map and Measure the Existing Process
3 Integrate Improve enterprise
Analyze and Modify Existing Process 4
Develop Technology Solution Design a Reengineered Process
5 Implement the Reengineered Process
Activity Methodology 3
Methodology 4 Methodology 5
1 Set Direction
Motivating Reengineering Preparation
2 Baseline and Benchmark
Justifying Reengineering Identification
3 Create the vision
Planning Reengineering Vision
4 Launch Problem Solving Projects
Setting up for Reengineering Technical Social Design
5 Design Improvements
As Is Description Analysis Transformation
6 Implement Change
To-Be Design and Validation 7
Embed Continuous Improvement Implementation
Sumber: Subramanian, M., Larry, W., and S. Hossein C. Business Process Reengineering: A Consolidated Methodology.
Dalam Consolidated Methodology ada beberapa tahapan yang harus dilakukan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
1. Persiapan Reenginering “If you fail to plan, you plan to fail”. Perencanaan dan persiapan adalah faktor
penting untuk kesuksesan suatu aktivitas. Sebelum menjalankan reengineering kita harus memastikan apakah perlu dilakukan BPR.
Aktivitas ini dimulai dengan konsensus pentingnya reengineering dan hubungannya dengan strategi perusahaan. Suatu cross functional team akan
dibentuk untuk menentukan arah reengineering agar sejalan dengan strategi perusahaan dan untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
2. Mempelajari dan menganalisa proses yang ada Sebelum memulai BPR, tim yang dibentuk harus mempelajari dan
menganalisa proses yang berjalan saat ini. Tujuan utama dari fase adalah untuk mengetahui proses yang tidak memiliki dan yang memiliki value added.
3. Merancang proses yang baru Tujuan dari fase adalah untuk menciptakan satu atau lebih alternatif untuk
situasi saat ini, yang dimana hasilnya lebih optimal dan sejalan dengan tujuan perusahaan. Tahap awal dari fase ini adalah benchmarking yaitu
membandingkan performa dari suatu proses pada perusahaan dibandingkan dengan perusahaan dalam industri yang sama ataupun berbeda industri untuk
mendapatkan ide perbaikan. 4. Mengimplementasikan proses yang baru
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat. Sebelum dilakukannya tahap implementasi perlu perencanaan yang
matang. Prototyping dan pelatihan perlu dilakukan sebelum dilakukannya transisi dari proses yang lama ke proses yang baru.
5. Perbaikan berkelanjutan Monitoring adalah hal yang utama untuk proses ini. Di dalam BPR harus
membuat KPI Key Performance Indicator yang jelas untuk tiap proses. Dengan KPI dapat diukur suatu proses sebelum dilakukan BPR dibandingkan
dengan setelah dilakukannya BPR. Untuk melakukan perbaikan berkelanjutan, maka diperlukan TQM Total
Quality Management dalam pengelolaannya. TQM adalah alat dalam
Universitas Sumatera Utara
pemecahan masalah yang terjadi pada saat dilakukannya BPR. Sehingga dapat dilihat bahwa Continous Improvements TQM dan BPR memiliki keterikatan
yang erat antara satu dengan yang lainnya.
3.3.2. Peranan Teknologi Informasi