Perdarahan Postpartum Berdasarkan Keadaan Akhir Pasien dan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kasus Perdarahan Postpartum Berdasarkan Keadaan Akhir Pasien dan Status Rujukan Pasien di RSUP H. Adam Malik Medan pada Tahun 2009 – 2011 Dari tabel diatas dapat diketahui keadaan akhir pasien yang hidup adalah 23 kasus, diantaranya 16 kasus adalah pasien rujukan dan 7 kasus adalah pasien non-rujukan. Keadaan akhir pasien yang meninggal dalam kasus ini sebanyak 3 kasus dan merupakan pasien rujukan.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Perdarahan Postpartum Berdasarkan Faktor Risiko

Pada penelitian ini jumlah kasus perdarahan postpartum dengan kelompok faktor risiko terbanyak adalah multiparitas tabel 5.2 sekitar 38,5. Menurut Cunningham, 2010 menyatakan setiap kejadian perdarahan postpartum dengan angka paritas yang rendah 4 hanya 0,3, tetapi peningkatan terjadi sebanyak 6 kali dengan keadaan paritas 4 atau lebih. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan lubis, 2011 yang menyatakan risiko perdarahan postpartum primer 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas 3 dibandingkan ibu yang memiliki paritas 2 dan 3 meskipun tidak bermakna secara statistik OR=1,53 ; 95 CI 0,62;3,77. Keadaan pasien saat pulang Status Rujukan Total Rujukan Non-rujuk Hidup Meninggal 16 3 7 23 3 Total 19 7 26

5.2.2 Perdarahan Postpartum Berdasarkan Penyebabnya

Pada penelitian ini jumlah kasus perdarahan postpartum berdasarkan penyebabnya paling banyak ditempati oleh retensio plasenta sekitar 15 kasus 57,7, diikuti dengan atonia uturi sekitar 9 kasus 34,6. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan penyebab paling banyak perdarahan postpartum adalah retensio plasenta yaitu sebesar 53,7 lubis, 2011. Sedangkan menurut Parisaei, et all., 2008 menyatakan bahwa penyebab terbanyak kejadian perdarahan postpartum adalah atonia uteri sekitar 90. Perbedaan ini terjadi dimungkinkan beberapa hal, yaitu: 1. Penegakkan diagnosa yang tidak sesuai dari penyebab terjadinya perdarahan postpartum oleh tenaga medis yang berbeda-beda di rumah sakit. 2. Ketidaklengkapan rekam medis yang ada dan jumlah kasus yang sedikit dimungkinkan juga menyebabkan terjadinya perbedaan mengenai penyebab terbanyak perdarahan postpartum ini. 3. Penanganan aktif kala III yang baik dikalangan bidan-bidan mungkin bisa menjadi alasan menurunnya perdarahan postpartum akibat atonia uteri.

5.2.3 Perdarahan Postpartum Berdasarkan Penanganannya

Pada penelitian ini jumlah kasus perdarahan postpartum berdasarkan penanganan terbanyak adalah kuretase, yaitu sebanyak 9 kasus 34,6, dan pemberian oksitosin sebanyak 8 kasus 30,8. Penanganan kasus perdarahan postpartum dilakukan berdasarkan penyebabnya masing – masing sesuai yang tertulis pada tinjauan pustaka BAB 2. Dalam data yang didapat dalam penelitian ini, penyebab yang terbanyak yang dapat dilihat pada tabel 5.3 adalah retensio plasenta sebanyak 15 kasus 57,7 sehingga penanganan yang sesuai dengan kasus ini adalah kuretase dan pemberian oksitosin yang menjadi penanganan terbanyak pertama dan yang kedua yang berjumlah masing – masing 9 kasus 34,6 dan 8 kasus 30,8.