Peran Sosial KAJIAN PUSTAKA

29 Menurut Shaw dalam Carolina Nitimihardjo dan Jusman Iskandar Abuhuraera dan Purwanto 2006:57 struktur kelompok adalah pola-pola hubungan diantara berbagai posisi dalam suatu susunan kelompok. Dalam menganalisis struktur kelompok maka tiga unsur penting yang terkait dalam struktur kelompok, yaitu posisi, ststus, dan peranan perlu ditelaah. kelompok sosial juga mempunyai perilaku kepemimpinan dalam berorganisai, Perilaku kepemimpinan menurut House dan Desler dalam Gary A Yulk, 1989 : 99 adalah tindakan pemimpin dalam mempengaruhi persepsi, motivasi bawahan dan sebagai bawahan mereka puas dengan tindakan pemimpin tersebut. Anwar Prabu ,2008:53

2.2 Peran Sosial

Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai denagn apa yang diteteapkan oleh budaya dan konstruksi sosial sesuai denagn teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntut untuk berprilaku. Dalam pengorganisasian dalam pengarahan, ruang lingkup peran meliputi peran pembangkit semangat dan peran menyampaikan informasi yang dalam hal ini di butuhkan suatu sikap kepemimpinan. Peran pembangkit semangat dapat dijalankan dengan cara pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk pengharagaan dan intensif. Pemberian insentif hendaknya di dasarkan pada aturan yang ada dan transpran. Insentif akan efektif jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan prestasi yang di capai dan di sampikan dalam suatu event khusus guna mendorong induvidu-individu lain. Dukungan yang 30 di berikan bias melalui ucapan langsung ataupun tidak langsung dalam kalimat yang sugestif. Sedangkan peran menyampaikan informasi merupakan jantung kualitas prusahaan atau organisasi, artinya komunikasi internal dan eksternalnya berpengaruh terhadap kordinasi kerja dan eksistensi prusahaan atau organisasi. Penyampaian atau penyebaran informasi harus di rancang sedemikian rupa agar sesuai sasaran dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus terus di monitor untuk mengetahui dampak internal dan eksternalnya. Monitoring di lakukan dengan perencanaan yang efektif dan sitemik. Peran konsulting ataupun bimbingan juga wajib di berikan ke lingkungan internal secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Hal ini merupakan sikap simpatik yang dapat bermanfaat positif terhadap suatu permasalaham yang terjadi Petrus,2008:2 Parson dalam Petrus 2008:1, memandang keadaan seperti ini secara sistem yaitu aktor tidak di lihat dari tindakan dan sudut pikirannya, melaikan status dan perannya. System sosial di defenisiskan sebagai aktor, beraksi, lingkungan, optimalisasi kepuasan dan kultur. Dalam sebuah interaksi, peran dan status aktor merupakan unit fundamental. Status adalah posisi dalam struktur sosial, sedangkan peran adalah fungsi yang dijalankan dalam posisi struktur. Dalam hal ini prilaku merupakan sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi, menyesusikan diri dengan lingkungan eksternal. Sistem kepribadian mewlaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Sitem sosial menjalankan fungsi integrasi dengan 31 mengendalikan setiap komponennya dan sistem kulturan melaksanankan fungsi pemeliharaan pola. Fungsi-fungsi penting ini adalah: a. Adaptation, sistem penyesuaian diri dengan lingkungannya dan setelah itu membuat lingkungan sesuai dengan kebutuhan b. Goal attainment, sistem pencapaian tujuan c. Intergration, sistem yang mensinergikan antar komponen dengan sitem lainnya d. Latency, sistem pemeliharaan dan mendialektikan pola-pola cultural yang menopang dan menciptakan motivasi Menurut Azwar dalam Iskandar 2005 faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media massa, institusi, dan faktor emosional. Sedangkan beberapa karakteristik yaitu: 1. Karakteristik arah, menunjukan sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. 2. Karakteristik intensitas, menunjukan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bias berbeda tingkatannya 3. Karakteristik keluasan, menunjukan pada cakupan luas tidaknya aspek dari objek sikap.

2.3 Perilaku Sosial