Berkendara yang aman safety riding

36

2.5 Berkendara yang aman safety riding

Berkendara yang aman safety riding yang dikutip dari salah satu sumber mengandung pengertian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita serta pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. Implementasi dari pengertian di atas yaitu bahwa disaat kita mengendarai kendaraan, maka haruslah tercipta suatu landasan pemikiran yang mementingkan dan sangat mengutamakan keselamatan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Untuk itu, berangkat dari dasar pemikiran keselamatan tersebut, maka para pengendara haruslah menyadari arti dari pentingnya keselamatan, hal ini bisa di contohkan dengan meningkatnya angka kecelakaan di jalan raya dan berbagai kejadian kecelakaan yang terjadi disebabkan dari berrbagai macam kasus. Walaupun terasa sangat sulit untuk menumbuhkannya, namun pemikiran yang mengutamakan keselamatan tersebut haruslah merupakan kesadaran dari diri sendiri yang terbentuk dan dibangun dari dalam hati dan bertekad untuk melaksanakan segala aktivitas yang mendasar pada Berkendara yang aman safety riding. Bila dasar pemikiran Berkendara yang aman safety riding Safety Minded telah masing-masing dimiliki, maka dengan mudah setiap hal yang berkaitan dengan Berkendara yang aman safety riding dapat kita terapkan dimulai dari diri sendiri dan memulainya dari hal-hal yang kecil, karena kesadaran betapa pentingnya suatu 37 kesalamatan diri. Usaha-usaha itu harus dilakukan secara terus menerus sehingga dapat menjadi Safety Bikers yang mampu: 1. Menigkatkan kecakapan pengendara dalam mengendarai, agar paham dan mengerti bila berhadapan dengan keadaan darurat yang terjadi di sepanjang perjalanan. 2. Mencegah kecelakaan kendaraan bermotor melalui pengembangan gaya mengendarai yang baik dan sistematik. 3. Mengembangkan cara tepat tanggap akan bahaya dan manajemen resiko. 4. Mencegah bahaya dan resiko yang mungkin terjadi pada situasi jalan dan lalu lintas melalui kewaspadaan pengendara. Berkendara yang aman safety riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. www.jnc.000space.comindex.php?...article...safety- riding... Perlengkapan Berkendara yang aman safety riding Menurut Musdar pidato pengukuhan guru besar tetap fakultas kedokteran USU 28 juli 2007 terdiri dari: com di akses pada tanggal 9 Januari 2012 1. Helmhelmet yang memenuhi standar bukan asal-asalan saja, karena pemakaian helm menurut banyak pakar secara signifikan mengurangi angka kematian sekitar 40 pada pengguna sepeda motor bila mengalami Kecelakaan lalu lintas. Kepala adalah bagian paling vital dari anggota tubuh manusia yang memiliki resiko tinggi menerima benturan saat terjadi kecelakaan. Untuk itulah Divisi safety 38 reading mewajibkan semua anggota club menggunakan dengan benar helm untuk pengemudi maupun penumpangnya. Helm yang baik adalah secara fisik mampu memberikan perlindungan menyeluruh pada bagian kepala, seperti pada bentuk Full Face atau HalfOpen Face. Sementara untuk helm cetok, Divisi Touring sangat tidak menganjurkan untuk menggunakannya. 2. Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang kuat sehingga dapat mencegah cedera tangan dan pergelangan tangan pada Kecelakan lalu lintas. 3. Jaket terbuat dari bahan yang kuat dan enteng seperti; nylon, cordura guna mencegah cedera terutama pada permukaan tubuh. 4. Celana yang bahannya seperti jaket dan gunanya mengurangi cedera pada lutut dan panggul. 5. Kaca mata helm untuk mencegah debu atau benda-benda yang berterbangan di udara pada waktu berkendaraan. 6. Penutup telinga untuk menghindari kebisingan yang dapat merusak telinga dari suara mesin dan suara angin. 7. Rompi yang terbuat dari bahan yang retroreflective dan warna yang Mudah atau cepat terlihat. 8. Sepatu laras tinggi dengan bartulang di bagian lateral dan medial guna melindungi pergelangan kaki. 39

2.6 Undang-undang Lalu Lintas No 22 Tahun 2009