31
mengendalikan setiap komponennya dan sistem kulturan melaksanankan fungsi pemeliharaan pola. Fungsi-fungsi penting ini adalah:
a. Adaptation, sistem penyesuaian diri dengan lingkungannya dan setelah itu
membuat lingkungan sesuai dengan kebutuhan b.
Goal attainment, sistem pencapaian tujuan c.
Intergration, sistem yang mensinergikan antar komponen dengan sitem lainnya d.
Latency, sistem pemeliharaan dan mendialektikan pola-pola cultural yang menopang dan menciptakan motivasi
Menurut Azwar dalam Iskandar 2005 faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh
kebudayaan, media massa, institusi, dan faktor emosional. Sedangkan beberapa karakteristik yaitu:
1. Karakteristik arah, menunjukan sikap dapat mengarah pada persetujuan atau
tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. 2.
Karakteristik intensitas, menunjukan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bias berbeda tingkatannya
3. Karakteristik keluasan, menunjukan pada cakupan luas tidaknya aspek dari objek
sikap.
2.3 Perilaku Sosial
Teori behaviorisme menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan
32
nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku manusia sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme
tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh
faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang member
respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep”manusia mesin” Homo Mechanicus.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi
atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau
reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural
dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah
hasil belajar. http:bidanlia.blogspot.com200907teori-peran.html. dikases tanggal 6 februari 2012 pukul 10;20 WIB
33
2.4 Sosialisasi
Menurut Vander Zanden, sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat
berperan serta secara efektif dalam masyarakat Ihromi, 1999; 75. Seorang bayi lahir kedunia ini sebagai suatu organisme kecil yang egois yang penuh dengan segala
macam kebutuhan fisik, kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat sikap dan nilai, kesukaan, dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan
konsep yang mendalam serta konsisten tentang dirinya Paul B.Horton dan Chester L.Hunt, 1993;99-100. Setelah berinteraksi dengan individu lain yang berada
disekitarnya atau bersosialisasi dengan lingkungannya barulah individu tadi dapat berkembang. Dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang
berhubungan dengan anaknya adalah orang tuanya. Melalui lingkungan itulah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari;
melalui lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal. Tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seorang
warga masyarakat dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam masyarakat. Jelas, bahwa hanya dengan menjalani proses sosialisasi yang cukup banyak sajalah
seorang individu warga masyarakat dapat meyesuaikan segala tingkah pekertinya dengan segala keharusan norma-norma sosial. Hanya lewat proses-proses sosialisasi
ini sajalah generasi-genarasi muda dapat belajar bagaimana seharusnya bertingkah laku di dalam kondisi-kondisi tertentu. Bagaimanapun juga proses sosialisasi adalah
suatu porses yang dilakukan secara aktif oleh dua pihak: pihak pertama adalah pihak
34
yang mensosialisasi atau disebut dengan aktivitas melaksanakan sosialisasi dan pihak yang kedua adalah aktivitas pihak yang disosialisasi atau aktivitas internalisasi.
Disamping itu menurut Mead, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai
sebuah objek. Diri mensyaratkan proses sosial; komunikasi antar manusia. Diri muncul dan berkembang melalui aktivitas dan antara hubungan sosial. Menurut Mead
adalah mustahil membayangkan diri yang muncul dalam ketiadaan pengalaman sosial. Diri manusia ini berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota
masyarakat lain. Adapun tahap perkembangan diri manusia ini menurut Mead dalam Kamanto Sunarto 1993;28 adalah :
1. Play stage
Dalam tahap ini anak mengembangkan kemampuannya untuk melihat dirinya sendiri. Kegiatan tidak konsisten, tidak terorganisir peranan berganti-ganti karena
belum ada konsepsi yang terpadu mengenai dirinya. 2.
Game stage Berbeda dengan play stage disini ada himpunan yang terorganisir. Anak harus
sudah mengetahui posisinya dalam konteks yang lebih luas, dan memberikan tanggapan terhadap harapan-harapan orang lain; individu sudah mampu
menghubungkan dirinya dengan komunitas dimana ia menjadi anggotanya. Mead mengungkapkan gagasan bahwa self diri mempunyai dua komponen
yaitu: 1.
I, adalah faktor-faktor yang khas yang memasuki komunitas kita dengan orang lain.
35
2. Me, segi yang memberikan tanggapan pada konvensi-konvensi sosial. Jadi orang
tua mengekspresikan dirinya kemudian diidentifikasikan dan diinternalisasikan menjadi peran dan sikap oleh anak, akhirnya terbentuklah self anak.
3. Generalize other
Kemapuan anak untuk mengabstraksikan peran-peran dan sikap-sikap dari significant othersnya semua orang lain yang berarti serta
menggeneralisasikannya untuk semua orang, termasuk dirinya. Menurut Vebrianto dalam Khairuddin 1997: 63 menyimpulkan bahwa
sosialisasi: 1
Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi dengan mana individu menahan, mengubah impul-impuls dalam dirinya dan mengambil cara
hidup atau kebudayaan masyarakat 2
Dalam proses sosialisasi itu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola, nilai dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam masyarakat dimana ia
hidup 3
Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya. Dalam
proses sosialisasi, kegiatan-kegiatan yang di cakup adalah: a
Belajar learning b
Penyesuaian diri dengan lingkungan c
Pengalaman mental
36
2.5 Berkendara yang aman safety riding