commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai- nilai untuk
meningkatkan kecakapan hidup agar siswa dapat menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan yang akan datang.
Setiap manusia di dunia ini sangat membutuhkan pendidikan. Karena pendidikan dapat menentukan perkembangan suatu negara. Sebagaimana
tercantum dalam SISDIKNAS 2003 yang menyebutkan bahwa sistam pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,peningkatan
mutu serta relefansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang dapat mendukung peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup adalah mata pelajaran
Matematika. Mulyono Abdurrahman 2003: 251 mengungkapkan, orang memandang Matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun
demikian, orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Seperti halnya bahasa, membaca dan
menulis, kesulitan belajar harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan
matematika yang sesuai. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Salah satu tujuan mata pelajaran Matematika sebagaimana dijelaskan
dalam KTSP 2006 yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Dalam 1
commit to user
2 Matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera
diberi penguatan agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikirnya. Untuk keperluan inilah maka
diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Hal tersebut
diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapinya.
Hingga saat ini Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit, kurang menarik bahkan tidak menyenangkan bagi sebagian besar
siswa. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah kompetensi dasar yang seharusnya dapat dicapai siswa pada akhir pembelajaran yang sesuai dengan standar
kompetensi mata pelajaran matematika belum sepenuhnya terwujud. Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah :
1. Pemahaman konsep luas bangun datar persegi dan persegi panjang, serta dalam menafsir luas bangun datar tidak beraturan belum menampakkan hasil
yang maksimal. 2. Perolehan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika masih rendah.
3. Penggunaan media pembelajaran belum digunakan secara optimal. Hasil belajar matematika pada kompetensi dasar luas bangun datar kelas
III masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai sebagian siswa masih dibawah KKM 60 yaitu siswa yang mendapat nilai diatas 60 baru 13 anak. Data diperoleh
dari hasil wawancara guru kelas III dan dari daftar nilai siswa kelas III SD Negeri I Tanggulangin. Siswa masih kesulitan dalam menghitung luas bangun datar dan
menafsir luas bangun geometri tidak beraturan. Data selengkapnya ada pada lampiran 8.
Berdasarkan pengamatan selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, karena metode ini dianggap paling mudah
dilaksanakan tanpa memerlukan banyak persiapan, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Guru belum menggunakan media yang sesuai
dengan materi pelajaran secara optimal, sehingga siswa kesulitan dalam menerima materi pelajaran. Seorang guru perlu menggunakan media pembelajaran yang
commit to user
3 sesuai dengan materi yang disampaikan untuk membantu kelancaran kegiatan
belajar mengajar sehingga tujuan pembelajarannya tercapai. Dalam kegiatan pengukuran luas suatu bangun datar, sering kali guru
memberikan pengajaran yang kurang tepat. Guru langsung menginformasikan rumus luas bangun datar yang akan diajarkan tersebut. Siswa tidak diajak untuk
mencari dan menemukan sendiri rumus dari bangun datar tersebut. Padahal jika siswa diarahkan untuk melakukan hal tersebut, maka pembelajaran akan lebih
bermakna dan membuat siswa lebih memahami konsep luas bangun datar tersebut. Pemahaman konsep luas bangun datar perlu ditingkatkan karena bangun
datar bagian dari bangun ruang, sehingga jika siswa tidak paham dalam konsep luas bangun datar maka siswa akan kesulitan dalam menerima materi berikutnya.
Oleh karena itu sebelum mengenal rumus luas bangun datar guru berupaya untuk menanamkan konsep luas bangun datar dengan menggunakan media yang sesuai
dengan materi yaitu dengan media papan berpaku. Dengan menggunakan media yang tepat pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna sehingga siswa akan
lebih mudah memahami dan dapat mengambil manfaat dari berbagai kegiatan pebelajaran tersebut.
Media papan berpaku merupakan bentuk media papan yangditancapi paku dalam susunan menyerupai kertas senti meter kotak-kotak dimana ukuran
jarak tiap persegi empat disesuaikan dengan keperluan dan dalam penggunaannya dilengkapi dengan karet gelang.
Penggunaan media papan berpaku dalam pembelajaran matematika yaitu untuk menentukan luas bangun datar. Sebelum anak mengetahui rumus luas
bangun datar, anak bisa menghitung dengan menggunakan papan berpaku yaitu dengan menghitung kotak
±kotak kecil yang ada didalam bangun yang akan dicari luasnya. Dengan menghitung kotak-kotak kecil dalam bangun siswa akan
menemukan rumus luas bangun datar. Selain itu papan berpaku dapat digunakan untuk menafsir luas bangun geometri tidak beraturan dengan mengikuti aturan
tertentu. Kesulitan belajar Matematika di Sekolah Dasar sangat beragam. Oleh
karena itu sebaiknya seorang guru memanfaatkan media yang didukung oleh
commit to user
4 ketrampilan guru itu sendiri sehingga pemahaman siswa tentang konsep luas
bangun datar dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peniliti melakukan
SHQOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar Melalui Media Papan Berpaku dalam Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas III SD Negeri I Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 20092010
´
B. PERUMUSAN MASALAH