65 diletakkan di bagian kalimat tertentu. Berikut analisis adverbial bahasa Indonesia
yang penggunaannya cenderung tetap dalam kalimat.
a. Adverbial yang Terletak di Awal Kalimat
Pada umumnya, sebagian besar adverbial yang menyatakan nada bicara intonation, seperti kata “semoga”, “hendaknya”, “mudah-mudahan” dan lain-lain,
diletakkan di awal kalimat.
Contoh: 69. Semoga mimpi kita segera terwujud.
70. Hendaknya tidak seorang pun mengulangi hal yang sama.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial yang terutama berupa kata keterangan yang menyatakan nada bicara intonation, seperti kata “semoga”
dan “hendaknya” pada umumnya selalu berada di awal kalimat sebelum subyek. Meskipun mayoritas adverbial ini terletak di awal kalimat, namun ada juga
adverbial semacam ini, seperti kata “justru”, “seolah-olah” dan lain-lain, yang tidak boleh ataupun tidak sesuai bila diletakkan di awal kalimat.
Contoh: 71. Ini justru merupakan ciri khas manusia.
72. Harga beras seolah-olah tidak terkendali.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial seperti kata “justru” dan “seolah-olah” boleh diletakkan di tengah kalimat di depan kata yang diterangkan.
Universitas Sumatera Utara
66 Di samping kata-kata di atas, kata keterangan yang menyatakan nada
bicara intonation lainnya, seperti kata “pun”, “masih saja”, “juga” dan lain-lain penggunaannya cenderung berada di tengah ataupun di akhir kalimat.
Contoh: 73. Ia menulis surat pun tidak.
74. Mereka masih saja sibuk. 75. Saya akan pergi sekarang juga.
76. Saya sekarang juga akan pergi.
Dari keempat contoh di atas contoh 73 dan 74 dapat terlihat bahwa adverbial seperti kata “pun” dan “masih saja” hanya bisa diletakkan di tengah kalimat,
sedangkan kata “juga” bisa diletakkan di tengah maupun di akhir kalimat tepatnya diletakkan di belakang kata yang diterangkan tanpa mengubah maksud yang ingin
diutarakan contoh 75 dan 76.
b. Adverbial yang Terletak di Tengah Kalimat
Adverbial bahasa Indonesia yang cenderung tetap terletak di tengah kalimat antara lain adverbial yang menyatakan:
• Derajat tingkat, terutama berupa kata keterangan derajat, seperti “sangat”,
“sungguh”, “terlalu”, “agak”, “cukup” dan lain-lain.
Contoh: 77. Gunung Himalaya sangat tinggi.
78. Tugas yang kita hadapi cukup berat.
Universitas Sumatera Utara
67 Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial derajat, seperti kata
“sangat” dan “cukup” pada umumnya selalu berada di tengah kalimat setelah subyek.
• Ruang lingkup, terutama berupa kata keterangan ruang lingkup, seperti
“hanya”, “cuma”, dan lain-lain.
Contoh: 79. Ia hanya mengenakan pakaian yang tipis.
80. Saya cuma memiliki seorang anak.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial ruang lingkup, seperti kata “hanya” dan “cuma” pada umumnya selalu berada di tengah
kalimat setelah subyek. •
Temporal, terutama berupa kata keterangan temporal, seperti “sedang”, “tengah”, “akan”, “belum”, “masih”, “sudah”, dan lain-lain.
Contoh: 81. Mereka sedang belajar.
82. Musim semi sudah berlalu.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial temporal, seperti kata “sedang” dan “sudah” pada umumnya selalu berada di tengah kalimat
setelah subyek. •
Frekuensi, terutama berupa kata keterangan waktu, seperti “selalu”, “segera”, “berkali-kali”, “kadang-kadang”, dan lain-lain.
Contoh: 83. Kami sering bertamasya bersama.
Universitas Sumatera Utara
68
84. Mereka segera pulang.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial frekuensi, seperti kata “sering” dan “segera” pada umumnya selalu berada di tengah kalimat
setelah subyek. •
Kepastian dan ingkaran, terutama berupa kata keterangan kepastian maupun ingkaran, seperti “pasti”, “tidak”, “mesti”, dan lain-lain.
Contoh: 85. Dia tidak datang hari ini.
86. Rapat itu pasti telah dimulai.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial kepastian dan ingkaran, seperti kata “tidak” dan “pasti” pada umumnya selalu berada di
tengah kalimat setelah subyek. Oleh karena keistimewaan adverbial bahasa Indonesia fleksibilitas yang
tinggi, maka adverbial yang terletak di tengah kalimat seperti yang dijelaskan sebelumnya kadangkala bisa mengalami perubahan penggunaan posisi seperti
berikut: 1
Adverbial yang menyatakan derajat, kadangkala demi menegaskan makna maka bisa terjadi pembalikan inversi, sehingga boleh diletakkan di awal
kalimat.
Contoh: 87. Sungguh baik ingatan orang tua itu.
88. Lebih baik kamu sendiri yang datang.
Universitas Sumatera Utara
69 Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial derajat, seperti kata
“sungguh” dan “lebih baik”, untuk memberi penegasan pada maksud yang ingin diungkapkan maka penggunaannya menjadi berada di awal kalimat
sebelum subyek. Namun ada sebagian kecil adverbial derajat, seperti “benar”, “sekali”, dan
lain-lain, tidak bisa diletakkan di awal kalimat
Contoh: 89. Saya sibuk sekali.
90. Mereka bangun pagi-pagi benar.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial derajat, seperti kata “sekali” dan “benar” selalu berada di tengah ataupun di akhir kalimat setelah
kata yang diterangkan. Terdapat pula beberapa adverbial derajat yang boleh saling bertukar posisi
tanpa mengubah makna kalimat.
Contoh: 91. Matahari amat terik.
92. Matahari terik amat. 93. Girang hatinya bukan kepalang.
94. Bukan kepalang girang hatinya.
Dari keempat contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial derajat, seperti kata “amat” boleh diletakkan di tengah kalimat sebelum kata yang
diterangkan ataupun di akhir kalimat setelah kata yang diterangkan, sedangkan kata “bukan kepalang” boleh diletakkan di akhir kalimat setelah
Universitas Sumatera Utara
70 kata yang diterangkan ataupun di awal kalimat sebelum kata yang
diterangkan. 2
Adverbial ruang lingkup “hanya” selain diletakkan di tengah kalimat, juga boleh diletakkan di awal kalimat ketika ingin menegaskan subyek.
Contoh: 95. Hanya ada seorang murid yang tidak datang hari ini.
96. Hanya pakaian tipis yang ia gunakan kemarin.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa untuk menegaskan subyek kalimat, maka adverbial ruang lingkup yakni kata “hanya” diletakkan di awal
kalimat sebelum kata yang diterangkan. Adverbial ruang lingkup “saja” tidak boleh diletakkan di tengah kalimat.
Contoh: 97. Saya punya dua anak saja.
98. Pekerjaan ini dilakukan oleh lima orang saja.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial ruang lingkup “saja” hanya bisa diletakkan di akhir kalimat setelah kata yang diterangkan.
3 Adverbial temporal “lagi” tidak bisa diletakkan di tengah kalimat.
Contoh: 99. Lagi masak nasi, rumahnya terbakar.
100. Lagi makan siang, ia ditelepon oleh ibunya.
Dari kedua contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial temporal “lagi” hanya bisa diletakkan di awal kalimat sebelum kata yang diterangkan, namun
adverbial ini lebih banyak ditemukan dalam bahasa lisan..
Universitas Sumatera Utara
71 Adverbial temporal “sudah” lebih fleksibel penggunaannya.
Contoh: 101. Aku sudah selesai berpakaian.
102. Aku selesai berpakaian sudah. 103. Sehari sudah ia tak pulang.
104. Sudah sehari ia tak pulang.
Dari keempat contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial temporal “sudah” bisa diletakkan di awal kalimat sebelum subyek contoh 104, di tengah
kalimat sebelum kata yang diterangkan contoh 101 dan 103, maupun di akhir kalimat setelah predikat contoh 102 tanpa mengubah makna kalimat
tersebut. 4
Terdapat beberapa adverbial frekuensi yang lebih fleksibel penggunaannya.
Contoh: 105. Ia kadang-kadang menulis buku harian.
106. Kadang-kadang ia menulis buku harian. 107. Kami segera pindah.
108. Kami pindah segera. 109. Setiap sore ia belajar naik sepeda.
110. Ia belajar naik sepeda setiap sore. 111. Ayah telah membaca berulang-ulang novel ini.
112. Ayah telah berulang-ulang membaca novel ini.
Dari contoh-contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial frekuensi “kadang- kadang” boleh diletakkan di awal kalimat sebelum subyek ataupun di tengah
Universitas Sumatera Utara
72 kalimat setelah subyek, “segera” boleh diletakkan di tengah kalimat sebelum
kata yang diterangkan ataupun di akhir kalimat setelah kata yang diterangkan, “setiap sore” boleh diletakkan di awal kalimat sebelum subyek ataupun di
akhir kalimat, dan “berulang-ulang” boleh diletakkan di tengah kalimat setelah ataupun sebelum predikat.
5 Terdapat beberapa adverbial kepastian maupun ingkaran, terutama yang
bermakna ingkaran, boleh diletakkan di awal kalimat.
Contoh: 113. Takkan ada yang datang lagi.
114. Tak usah terlalu banyak bicara. 115. Jangan bergerak
Dari ketiga contoh di atas dapat terlihat bahwa adverbial ingkaran “takkan”, “tak”, dan “jangan” bisa diletakkan di awal kalimat sebelum subyek atau kata
yang diterangkan.
c. Adverbial yang Terletak di Akhir Kalimat