Indikator Efektivitas Kerja Efektivitas Kerja

36 dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada dalam organisasi. Oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi. 5. Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan kejamnya lingkungan, maka peran manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat mempengaruhi atau merintangi pencapaian tujuan, ini tergantung bagaimana kebjiaksanaan dan praktek manajemen dalam tanggung jawab terhadap para karyawan atau organisasi.

2.2.3. Indikator Efektivitas Kerja

Menurut Steers, 2005:20, menyebutkan tolak ukur efektivitas kerja sebagai berikut: 1. Kemampuan menyesuaikan diri keluwesan Kemampuan menyesuaikan diri sangatlah penting, karena hal ini merupakan tujuan organisasi, dimana dengan mampu menyesuaikan diri karyawan akan dapat bekerjasama dengan orang lain sehingga pemenuhan kebutuhan dan tujuan organisasi tercapai. Kemampuan menyesuaikan diri adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi segala hambatan dan permasalahan dalam melaksanakan pekerjaannya baik yang timbul karena tuntutan dari dalam dirinya fisik maupun lingkungan sosial yaitu dari atasan maupun rekan kerja. Penyesuaian diri adalah cara Universitas Sumatera Utara 37 individu atau khusus organisasi dalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau situasi-situasi dari luar Yustinus Semiun, 2006:37. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri dalam lingkungan kerja adalah suatu cara individu dalam bereaksi terhadap tuntutan atau situasi dari dalam maupun dari luar agar lebih sesuai dengan dirinya dan lingkungan kerja. Penyesuaian diri adalah relatif karena tidak ada orang yang dapat menyesuaikan diri secara sempurna. Penyesuaian diri itu harus dinilai berdasarkan kapasitas individu untuk mengubah dan menanggulangi tuntutan yang dihadapi dan kapasitas ini berbeda-beda menurut kepribadian dan tingkat perkembangan. Singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflikkonflik, frustasi- frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku simtomatik. 2. Prestasi kerja Prestasi kerja yaitu suatu penyelesaian tugas pekerjaan yang sudah dibebankan sesuai dengan target yang telah ditentukan bahkan ada yang melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya. Secara sederhana umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor penting yaitu : 1. Kemampuan dan minat seorang pekerja 2. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan Universitas Sumatera Utara 38 3. Peranan seorang pekerja dan tingkat motivasi kerja Untuk mencapai prestasi kerja seperti yang diinginkan maka diperlukan kerja keras sesuai dengan fungsi peranan di dalam organisasi yang dimasukinya. Prestasi kerja dapat dirasakan bila seseorang telah berhasil melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Prestasi kerja yang telah dicapai akan mempengaruhi orang lain untuk dapat melakukan hal yang sama dengan demikian maka hasil kerja di dalam organisasi mungkin lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja juga merupakan faktor penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi, karena tanpa adanya prestasi kerja keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi akan sulit. 3. Kepuasan kerja Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung dengan Sumber Daya Manusia SDM sebagai karyawan dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaan organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam- macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada. Aspek-aspek yang meliputi kepuasan adalah sebagai berikut: 1. Kerja yang Secara Mental Menantang. Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan Universitas Sumatera Utara 39 dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. 2. Ganjaran yang Pantas. Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. 3. Kondisi Kerja yang Mendukung. Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Temperatur suhu, cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem terlalu banyak atau sedikit. 4. Rekan Kerja yang Mendukung Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. 5. Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen sama dan sebangun dengan pekerjaan yang mereka pilih Universitas Sumatera Utara 40 seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Pegawai yang merasa puas dalam bekerja, yaitu mempunyai ciri- ciri sebagai berikut: 1. Selalu datang tepat waktu. 2. Senang dalam melaksanakan pekerjaannya. 3. Tidak mengeluh terhadap tugas dan pekerjaan. 4. Selalu semangat dalam bekerja. 5. Betah berada di tempat kerja. 6. Mempunyai hubungan harmonis dengan pegawai lain dan atasannya. 7. Selalu belajar untuk lebih baik sehubungan dengan pekerjaan yang dikerjakannya.

2.3. Hubungan Analisis Jabatan dan Efektivitas Kerja