Pemberian Tugas Individual Terstruktur.

Disamping itu, diskusi juga bias melatih peserta didik untuk menghargai pendapat orang lain. Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya; 1 Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi oleh 2 atau 3 orang peserta didik yang memiliki keterampilan berbicara; 2 Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur; 3 Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan; 4 Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosianal yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang- kadang ada pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran Suryosubroto, 2009. 3. Jenis-Jenis Diskusi Terdapat bermacam-macam diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara lain: a. Diskusi kelas Diskusi kelas disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah; Pertama, pendidik membagi tugas sebagai pelaksanaa diskusi dalam membagi siapa yang akan menjadi moderator, dan penulis. Kedua , pemaparan sumber masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga , Peserta didik diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, narasumber akan memberi tanggapan, Kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi. b. Diskusi kelompok kecil Diskusi kelompok kecil ini dilakukan dengan membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok.Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.Pelaksanaannya dimulai dengan pendidik menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil, selesai diskusi ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya. c. Simposium Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya. d. Diskusi panel Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audien Hamdani, 2010.

4. Langkah-Langkah Dalam Melaksanakan Diskusi

Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut; 1 Langkah persiapan Adapun langkah dalam melaksanakan diskusi kelompok antara lain: a Merumuskan tujuan yang akan dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan yang bersifat khusus; b Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; c Menetapkan masalah yang akan dibahas; d Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus makala diperlukan. 2 Pelaksanaan Diskusi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi antara lain: Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi; Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan; Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan; Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya; Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. 3 Menutup Diskusi Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut; a Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi; b Menelaah jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

D. Minat Belajar

1 Pengertian Belajar Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi danperilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Belajar menurut Slameto2003 ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain: 1

Dokumen yang terkait

Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 21 79

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 41 74

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 0 12

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 0 2

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 0 5

Cover Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 13

Chapter I Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 4

Reference Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 2

Appendix Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 14

HUBUNGAN MINAT DENGANPRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN 2A PADA MAHASISWA D III KEBIDANAN SEMESTER II DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan 2A

0 0 12