kaku, peserta didik kurang bergairah belajar, kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi dosen dan peserta
didik. Dosen mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan peserta didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh dosen sebagai
alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran Sardiman, 2011 Kenyataan menunjukkan manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari
efisiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian pula halnya dengan para pendidik, mereka
selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh pendidik benar-benar menjadi milik peserta
didiknya. Jadi jelaslah bahwa metode merupakan alat mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi dalam bidang
pengajaran, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain faktor pendidik, faktor peserta didik, dan faktor situasi
lingkungan sekolah. Faktor-faktor tersebut merupakan hubungan yang timbal balik berada dalam sistem
pengajaran atau interaksi edukatif dan hal ini penting dalam mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Macam-macam metode pembelajaran a.
Diskusi kelompok b.
Demonstrasi dan eksperimen c.
Ceramah d.
Tanya jawab e.
Sosiodrama
f. Pemecahan masalah Problem solving
g. Sistem regu
B. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana dosen memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan
oleh peserta didik dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini
diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan
pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka inilah yang biasanya dosen
gunakan untuk mengatasinya Djamarah, 2006.
Penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah PR, tatapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat
lainnya. Tugas dan resitasi merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu tugas dapat diberikan secara individual,
atau dapat pula secara kelompok.
Tugas yang diberikan kepada peserta didik ada berbagai jenis. Karena tugas ini sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti tugas
meneliti, tugas menyusun laporan lisantulisan, tugas motorik pekerjaan motorik, tugas di laboratorium, dan lain-lain.
Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugasatau
resitasi, yaitu;
a. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya mempertimbangkan: 1 Tujuan yang akan dicapai; 2 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak
mengerti apa yang ditugaskan tersebut; 3 Sesuai dengan kemampuan peserta didik; 4 Ada petunjuksumber yang dapat membantu pekerjaan peserta didik; 5 Sediakan
waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. b.
Langkah pelaksanaan tugas Adapun langkah dalam pelaksanaan penugasan yang diberikan kepada peserta didik
adalah:1 Diberikan bimbinganpengawasan oleh dosen; 2 Diberikan dorongan sehingga peserta didik mau bekerja; 3 Diusahakandikerjakan oleh peserta didik
sendiri; 4 Dianjurkan agar peserta didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.
c. Fase mempertanggung jawabkan tugas
Hal yang perlu dikerjakan pada fase ini; 1 Laporan peserta didik baik lisantertulis dari apa yang telah dikerjakannya; 2 Ada tanya jawabdiskusi kelas; 3 Penilaian
hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya Hamdani, 2010.
1. Pemberian Tugas Individual Terstruktur.
Metode pemberian tugas belajar merupakan metode mengajar yang berupa pemberian tugas oleh pendidik kepada peserta didik, dan kemudian peserta didik harus
mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil tugas tersebut. Metode ini tidak sama
dengan Pekerjaan Rumah PR. PR merupakan tugas terstruktur yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah dengan waktu yang ditentukan,
sedangkan dalam resitasi tugas tidak harus dikerjakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di laboratorium, perpustakaan, sekolah, atau di tempat lainnya yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang diberikan. Pemberian tugas terstruktur dimaksudkan agar selain untuk penguatan juga
menimbulkan sikap positif terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Pemberian tugas biasanya bertujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mendapatkan
pengertian yang luas tentang materi yang telah dan akan diajarkan di dalam kelas. Dengan ini peserta didik akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari materi yang
telah diajarkan oleh pendidik. Dan dengan adanya pemberian tugas terstruktur peserta didik juga tidak akan merasa bosan dalam belajar karena materi dapat menimbulkan
pengalaman belajar dan pemahaman materi. Tugas dirancang untuk membimbing peserta didik dalam pemahaman materi yang
lengkap terdiri atas rangkaian kegiatan belajar dan soal-soal latihan untuk membantu peserta didik mencapai indikator yang dirumuskan dengan jelas. Tugas terstruktur
merupakan salah satu media pembelajaran bahan ajar yang disususn sesuai dengan kebutuhan belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Tugas terstruktur ini memiliki manfaat ditinjau dari kepentingan peserta didik antara lain peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri. Belajar
menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar jam tidak dibatasi oleh kelas, peserta didik berkesempatan menguji kempuan diri sendiri dengan mengerjakan soal
latihan yang disajikan dalam tugas, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai factor belajar lainya.
Tugas Terstruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik dari pendidik
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai sumber belajar, yang
nantinya hasil kerja peserta didik akan diperiksa oleh pendidik untuk mengetahui tingkat kebenaran jawaban peserta didik. Pemberian tugas terstruktur merupakan metode yang
dapat digunakan peserta didik untuk mencari alternatif pemecahan masalah dengan
kendala serta masalahnya. Metode pemberiantugas terstruktur memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai literatur atau buku sumber, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan diperiksa oleh
pendidik untuk mengetahui tingkat pemahaman materi serta pencapaian kompetensi dasar dari jawaban tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
2. Kelebihan dan kelemahan Metode Penugasan
Ada beberapa kelebihan metode diskusi manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain; 1 Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang
konstruktif; 2 Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini peserta didik harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu tugas
yang telah dikerjakan; 3 Merangsang peserta didik melakukan aktivitas belajar individual; 4 Mengembangkan kemandirian peserta didik; 5 Mengembangkan
kreativitas. Selain memiliki kelebihan metode penugasan juga memiliki beberapa kelemahan
antara lain; 1 Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai; 2
Seringkali peserta didik tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin