sebagai fasilitator, sehingga dosen perlu meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga proses pembelajaran akan berlangsung makin hidup dan menarik.
5 Bagi Institusi
Penggunaan metode penugasan individual perlu diimbangi peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga pembelajaran metode penugasan individual optimal,
yang pada akhirnya mencetak bidan yang berkompeten. 6
Bagi peserta didik Metode pembelajaran penugasan individual bersifatstudent learning center,
sehingga peserta didik dituntut aktif berpikir logis, dan kreatif dalam memecahkan kasus yang disajikan dalam pembelajaran.
BABVI PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat diambil Kesimpulan mengenaiperbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok kecil terhadap minat
belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015 dapat disimpulkan:
1 Berdasarkan distribusi frekuensi nilai minat belajar konsep kebidanan dengan
metode penugasan individual terhadap peserta didik D-III kebidanan STIKes Senior
Medan tahun 2015.
2 Berdasarkan distribusi frekuensi nilai minat belajar konsep kebidana dengan metode
diskusi kelompok terhadap peserta didik D-III kebidanan STIKes Senior Medan
tahun 2015.
3 Berdasarkan hasil uji t perbedaan minat belajar pada metode penugasan individual
dan diskusi kelompok kecil di peroleh bahwa metode penugasan individual lebih baik daripada metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan minat belajar
mata kuliah konsep kebidanan terhadap mahasiswa D-III STIKes Senior Medan tahun 2015. Perbedaan ini signifikan ditunjukkan dengan hasil uji t, t hitungt tabel
3,981 1,663 dengan nilai p= 0,000 0,05.
B. SARAN
1. BagiInstitusi
Institusimemfasilitasiprosespembelajarandengan metode
yangtepat khususnyauntukmatakuliah Konsep Kebidanan dengan metode penugasan
individual. 2.
Bagipendidik Pendidikdapatmemilih metode yangtepatuntuk mata kuliah Konsep Kebidanan
agardapat meningkatkanminatbelajar dan didapatkanhasilbelajaryanglebihmaksimal. 3.
Bagimahasiswa Mahasiswalebihaktifdalampembelajarantidakterbatashanyapada
jamkuliah,dengan metode mahasiswa bias belajardimanasajadankapansaja.
4. Bagipenelitiselanjutnya
Melakukanpenelitiandenganmenggabungkan metode penugasan individual dan diskusi kelompok kecil danmelihatbagaimanapengaruhnyaterhadapminatbelajar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk menginplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Metode sangat memegang peranan penting, keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan menggunakan
metode pembelajaran.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen pengajaran yang menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain dalam kegiatan pembelajaran,
tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi pertanyaan metode
mengajar yang bagaimanakah yang bisa memberikan hasil belajar terbaik Hamdani, 2010.
Dalam penggunaan metode terkadang dosen harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah peserta didik mempengaruhi penggunaan metode, tujuan
instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, dosen perlu merumuskan dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu
mudahlah bagi dosen menentukan yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut. Semua metode ada kebaikan dan
kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi peserta didik. Jalan pengajaran pun berlangsung
kaku, peserta didik kurang bergairah belajar, kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi dosen dan peserta
didik. Dosen mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan peserta didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh dosen sebagai
alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran Sardiman, 2011 Kenyataan menunjukkan manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari
efisiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian pula halnya dengan para pendidik, mereka
selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh pendidik benar-benar menjadi milik peserta
didiknya. Jadi jelaslah bahwa metode merupakan alat mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi dalam bidang
pengajaran, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain faktor pendidik, faktor peserta didik, dan faktor situasi
lingkungan sekolah. Faktor-faktor tersebut merupakan hubungan yang timbal balik berada dalam sistem
pengajaran atau interaksi edukatif dan hal ini penting dalam mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Macam-macam metode pembelajaran a.
Diskusi kelompok b.
Demonstrasi dan eksperimen c.
Ceramah d.
Tanya jawab e.
Sosiodrama