sudah didesain sedemikian rupa sesuai dengan data yang dibutuhkan, kemudian disuruh mengisi atau menjawab oleh peserta didik.
6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuhnya Minat
Menurut hadis 2008, minat belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1 Objek belajar
Minat peserta didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Maslow berkeyanin bahwa minat seseorang akan muncul
bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. 2
Metode pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar, pengajar tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian peserta
didik. 3
Pendeketan pembelajaran yang digunakan oleh pengajar Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan ancaman, pendekatan
kebebasan, pendekatan perubahan tingkah laku dan lain sebagainya. 4
Variasi mengajar Keterampilan dalam mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi 3
aspek yaitu, variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media diantara media audio, media visual, dan media audiovisual.
5 Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia
Pengajar bukan merupakan satu-satunya sumber belajar agar hasil belajar yang dicapai optimal, kelas harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi peserta
didik. 6
Lingkungan belajar Konsep lingkungan belajar meliputi tempat belajar, metode, media, sistem
penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan peserta didik
belajar.
7 Menumbuhkan Minat Belajar
Sardiman 2010, mengemukakan beberapa macam cara yang dapat pengajar lakukan untuk membangkitkan minat peserta didik meliputi:
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri peserta didik, sehingga dia rela
belajar tanpa paksaan. b.
Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan c.
Pengalaman yang dimiliki peserta didik, sehingga peserta didik mudah menerima bahan pelajaran.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks
perbedaan individual peserta didik e.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
E. Ruang Lingkup Mata Kuliah Konsep Kebidanan
1. Konsep Kebidanan
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahapeserta didik untuk memahami Konsep Kebidanan dengan pokok bahasan; Filosofi dan konseptual
Kebidanan, paradigma asuhan Kebidanan, metodologi asuhan kebidanan model dan teori dalam praktek kebidanan, peran dan fungsi bidan, konsep profesi bidan sebagai tenaga
profesional, perkembangan profesi bidan dan pendidikan secara nasional dan internasional, pengembangan karir dan sistem penghargaan bagi bidan.
2. Tujuan Pembelajaran
a. Menjelaskan pengertian, filosofi dan definisi bidan
b. Menjelaskan perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara
nasional dan internasional c.
Menjelaskan paradigma asuhan kebidanan d.
Menjelaskan peran fungsi bidan e.
Menjelaskan teori dan model konseptual asuhan kebidanan f.
Menggunakan konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktek kebidanan g.
Menjelaskan sistem penghargaan h.
Menjelaskan prinsip pengembangan karir bidan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia berkualitas yang mestinya akan berguna bagi diri sendiri, masyarakat
bangsa dan negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1: ”Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”
Usman, 2010. Pendidikan tenaga kesehatan merupakan suatu pendidikan yang menghasilkan
tenaga professional. Profesionalisme dapat dibangun melalui proses pendidikan yang dilakukan oleh institusi pendidikan kesehatan, salah satunya adalah pendidikan
kebidanan. Pendidikan kebidanan bertujuan untuk menghasilkan bidan yang profesional melalui proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
Menghadapi tuntutan kebutuhan dan globalisasi dibutuhkan tenaga bidan yang kompeten dalam memberikan pelayanan kebidanan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan
institusi pendidikan kebidanan yang mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang tepat agar mahasiswa memperoleh prestasi belajar yang optimal Sujiayatini,
2010.
Mata kuliah Konsep Kebidanan terdiri dari sembilan Kompetensi Dasar KD diantaranya: menjelaskan pengertian filosofi dan definisi bidan, menjelaskan
perkembangan sejarah profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional, menjelaskan paradigma asuhan kebidanan, mengidentifikasi kebidanan
sebagai profesi, menjelaskan peran dan fungsi bidan, menjelaskan teori dan model konseptual asuhan kebidanan, menggunakan konsep kebidanan sebagai dasar dalam
praktek kebidanan, menjelaskan sistem penghargaan bagi bidan, serta menjelaskan pengembangan karir bidan Depkes, 2002.
Mata kuliah Konsep Kebidanan ini merupakan mata kuliah yang sangat penting untuk para mahasiswa kebidanan memasuki dunia kebidanan dan merupakan dasar
untuk mata kuliah. Mata kuliah ini berkaitan dengan kompetensi-kompetensi dalam pelayanan kebidanan. Mahasiswa yang tidak mampu memahami dengan baik tentang
mata kuliah Konsep Kebidanan ini, maka otomatis mahasiswa tidak akan mampu untuk mengaplikasikan ilmu ini kedalam praktiknya di lapangan, khususnya di dalam
penerapan asuhan kebidanan dengan pola fikir Varney. Mahasiswa yang tidak memahami tentang materi ini, akan mengalami kesulitan di dalam pengambilan
keputusan klinis yang seharusnya menjadi pola pikir bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, karena dalam pelayanan kebidanan sering bersifat emergensi yang menuntut
tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya Sujianti, 2009. Penyampaian materi Konsep Kebidanan D-III Kebidanan STIKes Senior Medan
sebagian besar masih menggunakan metode ceramah. Metode tersebut belum membuat mahasiswa memahami materi yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey awal
kepada 10 mahasiswa semester II yang mengatakan memiliki minat kurang untuk beberapa materi kuliah Konsep Kebidanan. Hal ini didukung juga dari hasil pengisian
kuesioner minat yang dilakukan sebagai survey pendahuluan diperoleh hasil 6 dari 10 mahasiswa mendapat nilai minat kurang 50, dan minat sedang sebanyak 3 orang 60-
66. Hanya ada 1 mahasiswa yang mendapatkan nilai minat tinggi 76. Mata kuliah Konsep Kebidanan memerlukan metode pembelajaran yang lebih
efektif yaitu membuat mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode diskusi kelompok kecil dan
penugasan Jogiyanto, 2006. Diskusi kelompok kecil dan penugasan merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada
mahasiswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara metode penugasan dan metode diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan
STIKes Senior Medan Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior
Medan Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisis perbedaan metode pembelajaran penugasan dan diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III
Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa mengikuti metode penugasan.
b. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa mengikuti metode diskusi
kelompok kecil. D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Direktur dan dosen D-III Kebidanan STIKes Senior Medan dalam mendesain program perencanaan
pembelajaran kepada mahasiswa agar dapat mencapai minat belajar yang optimal. 2.
Manfaat Praktis a.
Institusi Dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih tepat untuk mata kuliah
tertentu
.
b. Pendidik
Dapat memberikan alternatif cara meningkatkan minat belajar mahasiswa dengan penggunaan metode seperti penugasan dan diskusi kelompok kecil.
c. Mahasiswa
Mendapatkan metode yang paling tepat dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan kualitas
pendidikan mereka. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dalam hal manajemen sumber daya manusia yaitu sumber daya dosen dalam
mendesain program pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Perbedaan Metode Penugasan dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan
Tahun 2015
ABSTRAK ELA TUTI MURNI S.
Latar belakang
:Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, salah satunya untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Pada mata
kuliah KonseKebidanan dibutuhkan metode yang tepat sehingga pemahaman aplikasi yang disampaikan dapat dicapai oleh peserta didik secara optimal.
Tujuan
:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok terhadapminat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa
D-IIIKebidananSTIKesSenior Medan Tahun 2015. Metodologi penelitian
:Penelitian ini menggunakandesain analitik dengan quasi eksperimendan uji yang dipakai adalah independent sample t-test. Populasi penelitian ini
adalah mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan semester II tahun ajaran 2014-2015 sebanyak 90 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik total sampling.Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat.
Hasil Penelitian
:Berdasarkan uji statistik independent sample t-test menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara metode penugasan individual dan metode diskusi
kelompok kecil. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran minat belajar pada metode penugasan individual menunjukkan nilai rerata sebesar72,177 sedangkan pada metode
diskusi kelompok kecil sebesar 65,377.Hasilujit didapatkan t hitung t tabel 3,9811,663 dan secara statistik bermaknap 0,000 0,05.
Kesimpulan dan saran
:Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan minat belajar antara kelompok metode penugasan individual dengan
kelompokmetodediskusi kelompok kecil pada mata kuliah Konsep Kebidanan. Metode penugasan individual lebih baik dari pada metode diskusi kelompok kecil untuk
meningkatkan minat belajar, maka disarankan kepada institusi dan pendidik agar dapat memilih metode yang tepat untuk mata kuliah Konsep Kebidanan demi meningkatkan
minat dan prestasi belajar yang lebih maksimal. Kata kunci :penugasan, diskusi , minat belajar