31
Kriteria panelis uji iritasi Ditjen POM, 1985: 1.
Wanita 2.
Usia antara 20-30 tahun 3.
Berbadan sehat jasmani dan rohani 4.
Tidak memiliki riwayat penyakit alergi 5.
Menyatakan kesediaannya dijadikan panelis uji iritasi
3.5.6 Penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit
Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan dengan menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm
yang dirangkai. Sediaan ditimbang 0,5 g. Pada bagian lengan bawah sukarelawan
diberikan tanda berupa lingkaran yang sama diameternya dengan diameter tutup pot plastik yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut.
Sebelum dipakai, silika gel dipanaskan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan, kemudiaan diletakkan pada desikator. Pada wadah plastik yang belum
dilubangi ditimbang 10 g silika gel. Wadah silika gel tersebut diselubungi dengan kain kasa sehingga silika gel tersebut tidak jatuh meskipun wadah
silika dibalikkan. Wadah plastik yang lain dilubangi, kemudian wadah plastik disatukan dengan menggunakan selotip transparan, wadah yang berlubang
berada pada bagian bawah, dan posisi kedua wadah menelungkup. Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah diolesi
sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk
Universitas Sumatera Utara
32
mencegah pengaruh udara dari lingkungan maka digunakan selotip transparan yang ditempelkan sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut
Alat ini dibiarkan menempel selama 3 jam kemudiaan segera dilepas, silika gel yang
digunakan ditimbang kembali. Cara ini dilakukan untuk setiap sediaan, pembanding yaitu sediaan yang menggunakan gliserin, dan kontrol pengujian
tanpa diolesi sediaan deNavarre, 1975.
3.5.7 Uji angka lempeng total ALT
Sebanyak 1 gram sediaan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml akuades steril. Hasil pengenceran tersebut dipipet 1 ml dengan
menggunakan pipet serologi ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml akuades steril pengenceran 10
-2
, lalu dilakukan pengenceran kembali hingga 10
-5
. Dari pengenceran 10
-5
dipipet 1 ml, lalu dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah dituangkan 5 ml media Plate Count Agar yang telah dicairkan bersuhu
kurang lebih 40 C. Cawan petri digoyangkan hingga sampel tercampur rata
dengan perbenihan. Kemudian dibiarkan hingga campuran dalam cawan petri membeku. Cawan petri dengan posisi terbalik dimasukkan kedalam inkubator
suhu 37 C selama 24 jam. Dihitung jumlah koloni bakteri menggunakan
Colony Counter Saifuddin, 2011.
Universitas Sumatera Utara
33 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pembuatan Sari Buah Strawberry
Sari strawberry yang diperoleh dari 1,5 kg bagian buah strawberry adalah sebanyak 500 ml, kemudian dikeringkan dengan freeze dryer dan
diperoleh sari buah strawberry berupa ekstrak kering yang berbentuk karamel berwarna kemerahan, sebanyak 44,204 g. Hasil freeze dryer sari buah
strawberry dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 48.
4.2 Pemeriksaan Terhadap Sediaan 4.2.1 Homogenitas sediaan
Dari percobaan yang dilakukan pada sediaan krim pelembab tidak diperoleh butiran-butiran pada formula blanko dan pembanding dengan
gliserin. Hasil yang sama juga diperoleh pada sediaan krim dengan sari buah strawberry, yaitu tidak ada butiran-butiran pada objek gelas. Hasil dapat dilihat
pada Lampiran 6, halaman 51.
4.2.2 Stabilitas sediaan
Hasil pengamatan terhadap kestabilan sediaan pada saat sediaan selesai dibuat, penyimpanan selama 1, 4, 8, dan 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 3.
Menurut Ansel 2005, suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik, apabila pada penyimpanan terjadi “up ward creaming” yaitu pembentukan massa krim
ke atas yang disebabkan berat jenis fase terdispersi lebih kecil dari pada berat
Universitas Sumatera Utara