37
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak buah andaliman dapat menurunkan KGD mencit model
diabetes mellitus tipe 1 yang diinduksi aloksan 125 mgkg bb. 2.
Ekstrak buah andaliman dosis 100 mgkg bb memiliki presentase penurunan KGD paling tinggi.
3. Ekstrak buah andaliman dosis 100 dan 200 mgkg bb tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan metformin dosis 65 mgkg bb dalam menurunkan KGD.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar
menggunakan variasi dosis yang lebih besar dan durasi pemberian yang lebih lama untuk melihat dosis optimal ekstrak buah
andaliman sebagai antidiabetes 2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti efek samping ekstrak buah andaliman terhadap organ-organ mencit agar dapat
dipastikan apakah ekstrak buah andaliman aman untuk digunakan sebagai obat herbal.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Mellitus DM 2.1.1 Definisi
Diabetes mellitus adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kecacatan pada sekresi insulin,
kinerja insulin atau keduanya. Insulin adalah hormon yang di produksi oleh sel beta di pankreas yang diperlukan untuk menggunakan glukosa dari makanan yang
di cerna menjadi sumber energi. Hiperglikemia kronis pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ yang
berbeda terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
1
2.1.2 Klasifikasi diabetes mellitus
Klasifikasi diabetes menurut ADA American Diabetes Association adalah :
a. Diabetes Mellitus Tipe 1 Diabetes mellitus tergantung insulin Diabetes tipe ini disebabkan oleh destruksi sel beta di pankreas.
Tanda - tanda ketika sel beta hancur meliputi autoantibodi sel islet, autoantibodi terhadap insulin, autoantibodi terhadap GAD GAD65 dan
autoantibodi terhadap tirosin fosfatase IA-2 dan IA-2β. Destruksi sel beta dapat disebabkan oleh proses imunologik maupun idiopatik.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2 Diabetes mellitus tak tergantung insulin Diabetes tipe ini diderita oleh 90-95 penderita diabetes. Individu
yang menderita resistensi insulin dan kekurangan insulin relatif tidak memerlukan pengobatan insulin untuk bertahan hidup. Sebagian besar
pasien dengan diabetes tipe ini menderita obesitas, dan obesitas sendiri menyebabkan resistensi insulin.
c. Diabetes gestasional Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada wanita
hamil yang sebelumnya tidak menderita diabetes.
Universitas Sumatera Utara
d. Diabetes mellitus tipe lain 1. Defek genetik pada fungsi sel beta akibat mutasi di :
a. Kromosom 12, HNF-1α MODY3 b. Kromosom 7 , glukokinase MODY2
c. Kromosom 20, HNF-4α MODY1 d. Kromosom 13, insulin promoter factor-1 IPF-1 ; MODY4
e. Kromosom 17, HNF-1β MODY5 f. Kromosom 2, Neuro D1 MODY 6
2. Defek genetik pada aksi insulin a. Resistensi insulin tipe A
b. Leprechaunism c. Sindrom Rabson-Mendenhall
d. Lipoatrophic diabetes 3. Penyakit pada bagian eksokrin pankreas
a. Pankreatitis b. Trauma pankreatektomi
c. Neoplasma d. Fibrosis kistik
e. Hemikromatosis f. Pankreatopati fibro kalkulus
4. Endokrinopati a. Akromegali
b. Sindrom cushing c. Feokromositoma
d. Hipertiroidisme e. Somatostatinoma
d. Aldosteronoma 5. Diabetes yang disebabkan obat atau bahan kimia
6. Infeksi Rubella kongenital, CMV
7. Sindrom genetik lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Sindrom Down b. Sindrom Klinefelter
c. Sindrom Turner d. Sindrom Wolfram’s ataksia Friedreich’s
e. Chorea Huntington f. Porfiria
g. Sindrom Prader Willi
1
2.1.3 Gejala klinis diabetes mellitus
Gejala klinis diabetes mellitus menurut ADA American Diabetes Association adalah :
a. Poliuria peningkatan sekresi urine banyak glukosa terkandung dalam urine glukosuria karena air mengikuti glukosa yang keluar melalui urine.
b. Polidipsia peningkatan rasa haus akibat volume urine yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi
intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan konsentrasi ke plasma yang hipertonik.
c. Polifagia peningkatan rasa lapar karena kalori dari makanan yang dimetabolisme menjadi glukosa dalam darah tidak dapat digunakan
sepenuhnya sehingga penderita merasa selalu lapar. walaupun banyak makan tetapi berat badan menurun.
d. Penurunan berat badan, rasa lelah dan kelemahan otot yang disebabkan oleh glukosa darah yang tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan
sebagai energi, sehingga sel menggunakan lemak dan otot untuk menghasilkan energi.
e. Gangguan saraf tepi kesemutan f. Gangguan pengelihatan.
1
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Komplikasi diabetes mellitus
Komplikasi diabetes mellitus dibagi 2 yaitu komplikasi jangka pendek dan jangka panjang. Komplikasi jangka pendek antara lain hipoglikemi dan
ketoasidosis. Ketoasidosis diabetik KAD dapat dijumpai pada saat diagnosis pertama DM tipe 1 atau pasien lama akibat pemakaian insulin yang salah. Pada
anak dengan kontrol metabolik yang jelek, riwayat ketoasidosis diabetik sebelumnya, masa remaja, pada anak dengan gangguan makan, keadaan sosio
ekonomi kurang dan tidak adanya asuransi kesehatan, resiko terjadi ketoasidosis diabetik akan meningkat.
16
Komplikasi jangka panjang terjadi akibat perubahan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Komplikasi yang paling sering ditemukan
pada pasien DM tipe 1 adalah retinopati. Faktor resiko dari retinopati adalah kadar gula yang tidak terkontrol dan lamanya pasien menderita diabetes. Nefropati
diperkirakan dapat terjadi pada 25-45 pasien DM tipe 1 dan 20-30 akan mengalami mikroalbuminuria subklinis. Mikroalbuminuria adalah manifestasi
paling awal dari timbulnya nefropati diabetik. Neuropati jarang ditemukan pada anak dan remaja.
16
Komplikasi jangka panjang dari diabetes adalah retinopati dengan kemungkinan kehilangan pengelihatan. Nefropati menyebabkan gagal ginjal.
Neuropati perifer dengan resiko ulser pada kaki, amputasi dan sendi Charcot. Neuropati otonom menyebabkan gejala pada saluran kemih, saluran cerna,
jantung, dan disfungsi seksual. Hipertensi dan kelainan metabolisme lipoprotein sering ditemukan pada individu dengan diabetes.
1
2.1.5 Diagnosis Diabetes Mellitus
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti dibawah
ini : - Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Universitas Sumatera Utara
- Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara : 1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma
sewaktu 200 mgdL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. 2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mgdL dengan adanya
keluhan klasik. 3. Tes toleransi glukosa oral TTGO. Meskipun TTGO dengan beban
75 g glukosa lebih sensitif dan speisfik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan
tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.
18
2.1.6 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2
target utama, yaitu : 1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal
2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.
17
Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah raga. Apabila
setelah dilakukan langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan dengan langkah farmakologis berupa insulin atau terapi
obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya. Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah
makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut :
- Karbohidrat : 60-70 - Protein
: 10-15 - Lemak
: 20-25
Universitas Sumatera Utara
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal.
17
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Dalam salah
satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5 berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6 dan setiap kilogram penurunan berat badan
dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
17
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE
Continuous Rhytmical, Interval, Progrssive, Endurance Training. Disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olah raga yang
disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang dan lain sebagainya. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas
reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
17
Terapi farmakologis diabetes mellitus dibagi menjadi 2 yaitu terapi dengan obat antidiabetes oral ADO dan insulin. Berdasarkan cara kerjanya obat
antidiabetes oral dapat dibagi menjadi 6 kelompok besar yaitu : a. Biguanida
Metformin adalah obat yang paling sering digunakan untuk terapi lini pertama diabetes mellitus. Selama ini metformin telah terbukti efektif dalam
menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan resiko kardiovaskular dan hipoglikemi. Efek reduksi glukosa dari metformin
kebanyakan melalui proses reduksi hasil glukosa hepatik seperti glukoneogenesis dan glikogenolisis dan meningkatkan penyerapan glukosa yang di stimulasi
insulin dan glikogenesis pada otot rangka. Metformin memiliki peran penting dalam mengaktivasi AMP-activated protein kinase AMPK. Perlu diingat bahwa
metformin harus digunakan secara hati-hati pada pasien diabetes yang sudah tua. Metformin tidak boleh digunakan pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis
atau akut dan harus dihentikan ketika level kreatinin mencapai 1.4 mgdL 120 µmolL pada wanita atau 1.5 mgdL 130 µmolL pada pria.
19
Universitas Sumatera Utara
b. Sulfonilurea Sulfonilurea adalah agen lini kedua yang sering digunakan untuk pasien
diabetes mellitus tipe 2 yang tidak mengalami obesitas berat. Obat ini beraksi langsung pada sel beta untuk menutup K
+
channel ATP sensitif dan menstimulasi sekresi insulin. Efek samping dari sulfonilurea adalah kemungkinan hipoglikemi
yang tinggi, terutama pada orang tua dengan gangguan fungsi ginjal, disfungsi hepar dan pasien yang kecanduan alkohol. Hipoglikemi yang disebabkan oleh
sulfonilurea dapat diperparah oleh interaksi dengan berbagai obat seperti aspirin, oksidase inhibitor, dan fenilbutazon. Sulfonilurea dapat menyebabkan kenaikan
berat badan.
19
c. Thiazolidindion TZDs Thiazolidindion memiliki aksi yang lebih tahan lama dalam meregulasi
hiperglikemi dibandingkan fonylureas dan metformin, dan tidak meningkatkan resiko hipoglikemi ketika digunakan secara monoterapi. TZDs sangat manjur
ketika digunakan bersamaan dengan insulin untuk mengurangi dosis insulin yang tinggi dan meningkatkan kontrol glikemik pada diabetes mellitus tipe 2. Tetapi,
TZDs memliki beberapa efek samping yaitu meningkatkan resiko kanker kandung kemih, kenaikan berat badan dan retensi cairan yang menyebabkan edema.
Penggunaan obat ini harus dibatasi pada pasien yang sudah tua dengan gagal jantung kongestif atau kelas III-IV. Rosiglitazon dan troglitazon telah ditarik dari
pasar karena resiko miokard infark yang meningkat.
19
d. Penghambat α-glukosidase Penghambat α -glukosidase seperti acarbose, voglibose dan miglitol
terbukti efektif untuk hiperglikemi postprandial. Obat ini menghambat enzim mukosa usus α-glucosidase yang mengkonversi polisakarida kompleks menjadi
monosakarida sehingga mengurangi penyerapan karbohidrat. Efek samping seperti perut kembung, diare dan flatulens selalu diperiksa setelah penggunaan
obat jenis ini. Penggunaan obat ini terbatas untuk orang tua karena efek samping saluran pencernaan. Penggunaan secara teratur dilarang pada pasien dengan
gangguan ginjal.
19
Universitas Sumatera Utara
e. Terapi inkretin Inkretin adalah hormon yang menstimulasi sekresi insulin. Hormon ini di
sekresi dari sel endokrin usus, termasuk glucose-dependent insulinotropid polypeptide GIP dan glucagon-like peptide-1 GLP-1. Terapi berbasis inkretin
sangat ideal untuk manajemen diabetes mellitus tipe 2 karena efisien, tolerabilitas yang baik, resiko yang rendah dari hipoglikemi dan penurunan berat badan. Obat
ini mempunyai efek yang positif pada kesehatan jantung, hati dan sistem saraf pusat.
19
2.2 Terapi Insulin
Insulin adalah agen anti-hiperglikemi yang paling efektif yang ditemukan oleh Banting dan Best pada 1921. Mekanisme dibalik penurunan kadar glukosa
oleh insulin kebanyakan melalui penekanan produksi glukosa hepatik, meningkatkan penggunaan glukosa postprandial dan meningkatkan konsumsi
lipoprotein abnormal. Terapi insulin dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan fungsi sekresi sel beta. Insulin memiliki 4 jenis sediaan yaitu masa kerja cepat
rapid-acting, masa kerja singkat short-acting, masa kerja sedang intermediate- acting dan masa kerja panjang long-acting. Ketika perubahan gaya hidup dan
obat antidiabetik oral gagal mencapai kontrol glikemik yang memadai pada pasien diabetes mellitus tipe 2, wajib untuk melakukan terapi insulin.
19
2.3 Aloksan
Aloksan menyebabkan diabetes ketika diberikan secara parenteral, intravena, intraperitoneal atau subcutaneus. Dosis aloksan yang dibutuhkan untuk
menginduksi diabetes tergantung pada spesies hewan percobaan, cara pemberian dan status nutrisi. Sel pankreas manusia lebih resisten terhadap aloksan
dibandingkan mencit atau tikus. Dosis yang paling sering digunakan untuk menginduksi diabetes pada tikus adalah 65 mgkgBB. Ketika aloksan diberikan
secara intraperitoneal atau subcutan, dosisnya harus 2-3 kali lebih besar. Dosis intraperitoneal dibawah 150 mgkgBB tidak akan cukup untuk menginduksi
diabetes pada mencit.
20
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme kerja aloksan telah dipelajari menggunakan pankreas mencit yang di perfusi. Aloksan menyebabkan kenaikan sekresi insulin secara tiba-tiba
disebabkan oleh penyerapan yang cepat oleh sel B pada pankreas. Walaupun aloksan menyebabkan diabetes, binatang percobaan harus diperiksa setelah
beberapa waktu untuk mengurangi efek samping dari kinerja aloksan. Banyak binatang percobaan mati karena nekrosis sel tubular ginjal yang disebabkan oleh
penggunaan dosis aloksan yang terlalu tinggi.
20
2.4 Uraian Tanaman Andaliman