Buah andaliman berpotensi sebagai inhibitor α -glukosidase dan antioksidan. Ekstrak etanol buah andaliman memiliki aktivitas yang paling baik
sebagai antioksidan. Hasil identifikasi dengan IR dan UV-Vis menunjukkan bahwa senyawa aktif utama yang berpotensi sebagai inhibitor α -glukosidase dan
antioksidan diduga merupakan senyawa flavonoid golongan auron dan flavanon.
22
α -glukosidase inhibitor menghambat enzim mukosa usus α-glucosidase yang
mengkonversi polisakarida
kompleks menjadi
monosakarida sehingga
mengurangi penyerapan karbohidrat.
19
2.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang disari mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein. Senyawa aktif yang terdapat dalam
simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain –lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia,
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat akan lebih mudah.
26
2.6 Metode Ekstraksi
Ada beberapa metode ekstraksi yaitu :
2.6.1 Cara Dingin
a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu
terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.
26
b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
26
2.6.2 Cara Panas
a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
Selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu
pertama 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
26
b. Soxhletasi Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus. Sampel dibungkus dengan kertas saring sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik.
26
c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C.
26
d. Infundasi Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98°C selama waktu tertentu 15-20 menit.
26
e. Dekoktasi Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30 menit dan
temperatur sampai titik didih air.
26
2.7 Pengaturan Kadar Glukosa Dalam Darah
Hormon yang bekerja dalam mengatur kadar glukosa dalam darah adalah insulin dan glukagon, kedua hormon ini bekerja secara antagonis. Kadar
keseimbangan metabolisme glukosa darah pada manusia sekitar 90 mg. Sel beta pankreas melepaskan insulin ketika terjadi kenaikan kadar glukosa darah 120
Universitas Sumatera Utara
mg. Tujuan dilepaskannya insulin adalah untuk menurunkan konsentrasi glukosa dengan cara meningkatkan ambilan glukosa oleh hati dan menyimpannya
sebagai glikogen. Ketika kadar glukosa darah menurun 80 mg, sel alfa pankreas melepaskan glukagon untuk meningkatkan kadar glukosa dengan
memecah glikogen menjadi glukosa.
14
Konsentrasi glukosa darah menentukan jumlah relatif insulin dan glukagon yang disekresikan oleh sel-sel pulau Langerhans. Perombakan glikogen
dalam hati dan konversi asam amino dan asam lemak menjadi glukosa dihambat oleh insulin. Gula disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka, sementara
sel-sel jaringan adiposa mengubah glukosa menjadi lemak. Glukagon memberi sinyal ke sel-sel hati untuk meningkatkan hidrolisis glikogen, mengubah asam
amino dan asam lemak menajdi glukosa dan memulai pelepasan glukosa secara perlahan-lahan ke dalam sirkulasi.
14
2.8 Metformin
Metformin 1, 1-dimethylbiguanide hydrochloride telah digunakan secara luas untuk mengobati penyakit diabetes mellitus sejak tahun 1950, dan merupakan
pilihan obat yang direkomendasikan oleh American Diabetes Association dan European Association for the Study of Diabetes. Mekanisme dari metformin yang
paling banyak diketahui adalah aktivasi adenosine monophosphate AMP- activated protein kinase.
35
Metformin lebih banyak bekerja di jaringan target insulin seperti hati, otot dan jaringan adiposa. Aktivasi AMP-activated protein kinase AMPK oleh
metformin menekan produksi glukosa di hati dan meningkatkan penggunaan glukosa.
34
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang