simptomatik pada kehamilan berikutnya. Menurut Shipp 1999 dalam Williams 2010, wanita dengan riwayat insisi uteri secara vertikal di bagian bawah tidak
mengalami peningkatan risiko ruptura uteri bila dibandingkan dengan wanita yang memiliki riwayat insisi uteri segmen bawah secara transversal. The American
College of Obstetricians and Gynecologists 2004 menyimpulkan bahwa, meski dengan bukti yang terbatas, wanita dengan riwayat insisi secara vertikal pada
bagian bawah segmen uteri tanpa ekstensi ke bagian fundus merupakan kandidat yang baik untuk menjalani prosedur VBAC. Hal ini sangat bertolak belakang
dengan riwayat insisi uteri klasik, yang merupakan kontraindikasi terhadap proses kelahiran secara pervaginam.
2.2.4.2. Riwayat Ruptura Uteri
Wanita yang memiliki riwayat ruptura uteri memiliki risiko yang lebih tinggi untuk rekurensi kejadian ruptura uteri pada saat menjalani prosedur VBAC.
Menurut Ritchie 1971 dalam Williams 2010, wanita yang memiliki riwayat ruptura pada segmen bagian bawah uteri memiliki risiko rekurensi 6 persen,
sedangkan wanita yang memiliki riwayat ruptura pada uterus bagian atas memiliki risiko rekurensi yang jauh lebih tinggi, yakni 32 persen.
2.2.4.3. Jarak Persalinan
Stamilio et al 2007 menyatakan bahwa risiko ruptura uteri meningkat 3 kali lipat pada wanita dengan jarak kehamilan kurang dari 6 bulan bila
dibandingkan dengan wanita dengan jarak kehamilan di atas 6 bulan dan pada penelitian terbaru, Bujold et al 2010 menyatakan bahwa terjadi peningkatan
risiko kejadian ruptura uteri pada ibu dengan jarak kehamilan di bawah 18 bulan, sehingga dapat disimpulkan bahwa jarak kehamilan dengan risiko kejadian
ruptura uteri yang minimum adalah jarak kehamilan di atas 18 bulan.
2.2.4.4. Riwayat Melahirkan Pervaginam
Riwayat melahirkan secara pervaginam, baik sebelum ataupun sesudah prosedur seksio sesarea, secara signifikan meningkatkan prognosis kejadian
Universitas Sumatera Utara
kelahiran secara pervaginam baik spontan maupun diinduksi Mercer et al , 2008.
2.2.4.5. Riwayat Distosia
Pada lebih dari 1900 wanita, Peaceman et al 2006 menemukan bahwa wanita dengan riwayat distosia sebagai indikasi orisinal memiliki tingkat
kesuksesan yang lebih rendah dibandingkan dengan indikasi-indikasi lainnya.
2.2.4.6. Obesitas pada Ibu
Obesitas pada ibu menurunkan tingkat kesuksesan pada VBAC. Hibbard et al 2006 melaporkan tingkat kesuksesan sebagai berikut :
85 persen kesuksesan VBAC pada ibu dengan IMT normal 78 persen kesuksesan VBAC pada ibu dengan IMT diantara 25 sampai
30 70 persen kesuksesan VBAC pada ibu dengan IMT diantara 30 sampai
40 61 persen kesuksesan VBAC pada ibu dengan IMTdi atas 40
2.2.5. Komplikasi Seksio Sesarea Berulang