Etiologi Patofisiologi Ruptura Uteri 1. Definisi

 Histerektomi Komplikasi yang paling menimbulkan kekhawatiran adalah peningkatan risiko terjadinya placenta previa diakibatkan riwayat seksio sesarea berulang dikaitkan dengan bekas luka operasi seksio sesarea tersebut. Dalam beberapa kasus, perkreta dapat menginvasi kandung kemih ataupun organ di sekitarnya. Reseksi yang sulit meningkatkan risiko histerektomi, perdarahan masif yang membutuhkan transfusi dan mortalitas ibu Jang, 2011. 2.3. Ruptura Uteri 2.3.1. Definisi Ruptur uteri adalah robekan pada rahim sehingga rongga uterus dan rongga peritoneum dapat berhubungan. Yang dimaksud dengan ruptur uteri komplit adalah keadaan robekan pada rahim dimana telah terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga peritoneum. Peritoneum viseral dan kantong ketuban keduanya ikut ruptur dengan demikian janin sebagian atau seluruh tubuhnya telah keluar oleh kontraksi terakhir rahim dan berada dalam kavum peritoneum atau rongga abdomen Williams, 2010. Pada ruptura uteri inkomplit, hubungan kedua rongga tersebut masih dibatasi oleh peritoneum viserale. Pada keadaan yang demikian, janin belum masuk ke dalam rongga peritoneum. Pada dehisens regangan dari parut bekas bedah sesar, kantong ketuban juga belum robek, tetapi jika kantong ketuban ikut robek maka disebut telah terjadi ruptura uteri pada parut. Dehisens bisa berubah menjadi ruptur pada waktu partus atau akibat manipulasi pada rahim yang berparut, biasanya bekas bedah sesar yang lalu Soon, 2011.

2.3.2. Etiologi

Ruptura uteri bisa disebabkan oleh anomali atau kerusakan yang telah ada sebelumnya, karena trauma, atau sebagai komplikasi persalinan pada rahim yang masih utuh Nahum, 2005. Pasien yang berisiko tinggi antara lain : Universitas Sumatera Utara a. Persalinan yang mengalami distosia, grandemultipara, penggunaaan oksitosin atau prostaglandin untuk mempercepat persalinan b. Pasien hamil yang pernah melahirkan sebelumnya melalui bedah seksio sesarea atau operasi lain pada rahimnya c. Pernah histerorafi d. Pelaksanaan trial of labor terutama pada pasien bekas seksio sesarea, dan sebagainya. Oleh sebab itu, untuk pasien dengan panggul sempit atau bekas seksio sesarea klasik berlaku adagium “Once a cesarean, always cesarean”. Pada keadaan tertentu seperti ini dapat dipilih elective cesarean section ulangan untuk mencegah ruptura uteri dengan syarat janin sudah matang Fitzpatrick et al, 2012.

2.3.3. Patofisiologi

Saat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi, dengan demikian, dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan volume korpus uteri menjadi lebih kecil. Akibatnya tubuh janin yang menempati korpus uteri terdorong ke dalam segmen bawah rahim. Segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan karenanya dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik ke atas oleh kontraksi segmen atas rahim yang kuat, berulang dan sering sehingga lingkaran retraksi yang membatasi kedua segmen semakin bertambah tinggi. Jika his berlangsung terus menerus kuat, tetapi bagian terbawah janin tidak kunjung turun lebih ke bawah, maka lingkaran retraksi semakin lama semakin tinggi dan segmen bawah rahim semakin tertarik ke atas dan dindingnya menjadi sangat tipis. Ini menandakan telah terjadi rupture uteri iminens dan rahim terancam robek. Pada saat dinding segmen bawah rahim robek spontan dan his berikutnya datang, terjadilah perdarahan yang banyak spontaneous uterine rupture Williams, 2010. Ruptur uteri pada bekas seksio sesarea lebih sering terjadi terutama pada parut pada bekas seksio sesarea klasik dibandingkan pada parut bekas seksio sesarea profunda. Hal ini disebabkan oleh karena luka pada segmen bawah uterus Universitas Sumatera Utara yang tenang pada saat nifas memiliki kemampuan sembuh lebih cepat sehingga parut lebih kuat. Ruptur uteri pada bekas seksio klasik juga lebih sering terjadi pada kehamilan tua sebelum persalinan dimulai, sedangkan pada bekas seksio profunda lebih sering terjadi saat persalinan. Ruptura uteri biasanya terjadi lambat laun pada jaringan-jaringan di sekitar luka yang menipis kemudian terpisah sama sekali. Disini biasanya peritoneum tidak ikut serta, sehingga terjadi ruptura uteri inkompleta. Pada peristiwa ini perdarahan banyak berkumpul di ligamentum latum dan sebagian lainnya keluar Locatelli et al, 2004.

2.3.4. Diagnosis