Faktor Determinan Epidemiologi Seksio Sesarea 1. Distribusi dan Frekuensi

yang juga berarti memotong, sehingga akhirnya untuk menyebut prosedur ini, digunakan istilah Cesarean Section Seksio Sesarea Williams, 2010. 2.1.3. Epidemiologi Seksio Sesarea 2.1.3.1. Distribusi dan Frekuensi Pada tahun-tahun terakhir ini seksio sesarea meningkat tajam, meskipun persalinan dengan seksio sesarea memiliki kemungkinan risiko lima kali lebih besar terjadi komplikasi dibandingkan persalinan normal Williams, 2010. Faktor risiko paling banyak dari seksio sesarea adalah akibat tindakan anestesi, jumlah darah yang dikeluarkan oleh ibu selama operasi berlangsung. Peningkatan angka seksio sesarea juga terjadi di Indonesia. Meskipun diktum “once a cesarean alwayas a cesarean” di Indonesia tidak dianut, tetapi sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi perubahan trend seksio sesarea di Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan proporsi seksio sesarea dari 5 menjadi 20. Seksio sesarea ini terlalu sering dilakukan sehingga para kritikus menyebutnya sebagai panacea obat mujarab praktek kebidanan Scotts, 2002. Di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, proporsi seksio sesarea pada tahun 1981 adalah 15,35, dan pada tahun 1986 meningkat menjadi 23,23 Kasdu, 2005. Di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2005 proporsi persalinan dengan seksio sesarea tercatat 36,22 yaitu sebanyak 293 kasus dari 809 persalinan, dengan indikasi medis 94,7 dan indikasi sosial 5,3 Ginting, 2007.

2.1.3.2. Faktor Determinan

Faktor determinan seksio sesarea adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pengeluaran janin dengan cara pembedahan. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor Sosiodemografi a. Faktor Umur Ibu Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun, di bawah dan di atas umur tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan Universitas Sumatera Utara persalinan. Kehamilan di bawah usia 20 tahun memiliki risiko terjadinya komplikasi obstetri yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal. Kehamilan di atas umur 35 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar terjadinya persalinan seksio sesarea dibandingkan dengan umur di bawah 35 tahun Rochjati, 2003. b. Suku Menurut Philip Kotler, suku termasuk bagian dari budaya yang tentunya akan mempengaruhi perilaku dalam menggunakan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan Christina, 2006. Meningkatnya kecenderungan wanita untuk melahirkan dengan seksio sesarea berhubungan dengan semakin meningkatnya perhatian mereka terhadap kehamilannya antenatal care dan prosedur keamanan operasi yang semakin baik Kasdu, 2005 . c. Tingkat Pendidikan Semakin tinggi pendidikan formal seorang ibu diharapkan semakin meningkat pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya, sehingga timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur. Persalinan seksio sesarea lebih sering terjadi pada ibu yang mempunyai pendidikan yang lebih rendah Christina, 2006. d. Pekerjaan Beberapa alasan yang mendasari kecenderungan melahirkan dengan seksio sesarea semakin meningkat terutama di kota-kota besar, seperti di Jakarta banyak para ibu yang bekerja. Mereka sangat terikat dengan waktu. Mereka sudah memiliki jadwal tertentu, misalnya kapan harus kembali bekerja Kasdu, 2005. e. Sumber Biaya Biaya persalinan bersumber dari pendapatan keluargabiaya sendiri, atau ditanggung oleh pihak asuransi kesehatan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah Universitas Sumatera Utara maupun perusahaan Christina, 2006. Dibandingkan dengan persalinan pervaginam, biaya seksio sesarea jauh lebih tinggi. Di Medan lebih kurang 2,5-3 kali biaya persalinan pervaginam. 2. Faktor Mediko-Obstetrik Hal-hal yang perlu diperhatikan pada faktor mediko obstetri adalah paritas, jarak persalinan, riwayat obstetri jelek, dimana hal ini akan memberi gambaran atau prognosis pada kehamilan dan persalinan berikutnya. a. Paritas Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum kehamilan atau persalinan saat ini. Paritas dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu Christina, 2006 : 1 Nullipara adalah ibu dengan paritas 0 2 Primipara adalah ibu dengan paritas 1 3 Multipara adalah ibu dengan paritas 2 - 5 4 Grande Multipara adalah ibu dengan paritas 5 Paritas yang paling aman jika ditinjau dari sudut kematian maternal adalah paritas 2 dan 3. Risiko untuk terjadinya persalinan seksio sesarea pada primipara 2 kali lebih besar dari pada multipara Wiknjosastro, 2006. b. Jarak Persalinan Seorang wanita setelah melahirkan membutuhkan 2 sampai 3 tahun untuk memulihkan tubuhnya dan mempersiapkan dirinya pada persalinan berikutnya dan memberi kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik Christina, 2006. c. Riwayat Obstetrik Jelek Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan penyakit seperti Hepatitis, TBC, Diabetes Melitus, Penyakit Jantung, Asma Bronkial, Hipertensi dan Penyakit Infeski dapat dikategorikan sebagai kehamilan berisiko tinggi sehingga dapat mempengaruhi proses persalinannya Christina, 2006. Universitas Sumatera Utara Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan risiko adalah pernah mengalami hiperemesis, perdarahan, abortus, pre-eklampsia dan eklampsia. Dengan memperoleh informasi tentang ibu secara lengkap pada masa lalu, diharapkan risiko kehamilan yang dapat memperberat keadaan ibu dan janin dapat diatasi dengan pengawasan obstetrik yang lebih baik Mansjoer, 2009. Riwayat persalinan yang berisiko tinggi adalah persalinan yang pernah mengalami seksio sesarea sebelumnya, ekstraksi vakum, forcep, melahirkan prematurBBLR, partus lama, ketuban pecah dini dan melahirkan bayi lahir mati. Riwayat persalinan seksio sesarea mempunyai risiko 6 kali lebih besar untuk terjadinya persalinan seksio sesarea pada kehamilan berikutnya Mansjoer, 2009.

2.1.4. Klasifikasi Seksio Sesarea