Unsur-Unsur Negara Negara Dalam Hukum Internasional 1. Pengertian Negara

Undang Dasar yang ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip mayoritas. b. Cara kedua adalah adanya pembagian kekuasaan dalam tiga unsur: legistlatif, eksekutif dan federatif. j. Plato: Negara adalah suatu organisasi kekuasaan manusiamasyarakat dan merupakan sarana untuk tecapainya tujuan bersama. 13 Dari sekian banyaknya pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Negara adalah suatu merupakan suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi yang ditempati sekelompok manusia yang secara keseluruhan merupakan sebuah organisasi dimana terdapat pemimpin yang memimpin dengan bantuan orang-orang penting untuk pemerintahan dan dilindungi oleh peraturan hukum yang berdaulat yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan lain sebagainya.

2. Unsur-Unsur Negara

Sesuai dengan pendapat para ahli mengenai definisi negara, maka dapat disimpulkan bahwa negara harus memiliki rakyat, wilayah dan juga peraturan hukum. Namun tidak hanya itu saja, menurut Pasal 1 Konvensi Montevideo tahun 1933 yang merupakan Konvensi Hukum Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu: a. Harus ada penduduk tetap atau rakyat, atau warga Negara Penduduk merupakan kumpulan individu-individu yang terdiri dari dua kelamin tanpa memandang suku, bahasa, agama dan kebudayaan yang 13 http:etnishukum.blogspot.co.id20110930-pengertian-negara-menurut-para.html Universitas Sumatera Utara hidup dalam suatu masyarakat dan yang terikat dalam suatu Negara melalui hubungan yuridik dan politik yang diwujudkan dalam bentuk kewarganegaraan. Penduduk merupakan unsure pokok bagi pembentukan suatu Negara. Suatu pulau atau suatu wilayah tanpa penduduk tidak mungkin menjadi suatu Negara. Dalam unsure kependudukan ini harus ada unsur kediaman secara tetap. Penduduk yang tidak mendiami suatu wilayah secara tetap dan selalu berkelana tidak dapat dinamakan penduduk sebagai unsur konstitutif dari pembentukan negara. Sebagaimana telah disinggung di atas, yang mengikat seseorang dengan negaranya ialah kewarganegaraan yang ditetapkan oleh masing-masing hukum nasional. Pada umumnya ada tiga cara penetapan kewarganegaraan sesuai hokum nasional yaitu melalui, Jus Sanguinis yang adalah cara penetapan kewarganegaraan melalui keturunan. Menurut cara ini, kewarganegaraan anak ditentukan oleh kewarganegaraan orang tua mereka. Kemudian Jus Soli yang menurut sistem ini kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya dan bukan kewarganegaraan orang tuanya. Dan terakhir, Naturalisasi, dimana suatu Negara memberikan kemungkinan bagi warga Negara asing untu memperoleh kewarganegaraan setempat setelah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti setelah mendiami Negara tersebut dalam waktu yang cukup lama ataupun melalui perkawinan. b. Harus ada wilayah yang jelas. Adanya suatu wilayah merupakan syarat mutlak bagi pembentukan suatu Negara, dikarenakan tidaklah mungkin ada suatu Negara tanpa wilayah tempat bermukimnya penduduk Negara tersebut. Hukum Universitas Sumatera Utara Internasional tidak menentukan syarat seberapa harusnya luas suatu wilayah untuk dapat dianggap sebagai unsure konstitutuf suatu Negara. Demikian juga wilayah suatu Negara tidak selalu harus merupakan satu kesatuan dan dapat terdiri dari bagian-bagian yang berada di kawasan yang berbeda. Keadaan ini sering terjadi pada Negara-negara yang mempunyai wilayah-wilayah seberang lautan. c. Harus ada kekuasaan tertinggi atau penguasa yang berdaulat, atau pemerintahan yang berdaulat. Negara memerlukan sejumlah organ untuk mewakili dan menyalurkan kehendaknya. Bagi hukum internasional, suatu wilayah yang tidak memiliki pemerintahan dianggap bukan negara dalam arti kata yang sebenarnya. Pemerintah adalah badan eksekutif dalam negara yang dibentuk melalui prosedur konstitusional untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang ditugaskan rakyat kepadanya. Pemerintahan adalah syarat utama dan terpenting untuk eksistensi suatu negara. Tatanan organisasi dalam suatu negara diperlukan, yang nantinya akan mengatur dan menjaga eksistensi negara tersebut, maka pemerintahan mutlak harus ada dalam suatu negara. Pemerintahan yang harus ada dalam suatu negara adalah pemerintahan yang stabil, memerintah menurut hukum nasional negaranya dan pemerintah tersebut haruslah terorganisir dengan baik, well organized government. d. Kemampuan untuk mengadakan hubungan secara internasional dengan negara-negara lain. Universitas Sumatera Utara Menurut hukum internasional dan hubungan internasional, kecakapan negara dalam melakukan hubungan internasional adalah suatu keharusan bagi suatu negara untuk memperoleh keanggotaan masyarakat internasional dan subjek hukum internasional. Hal inilah yang membedakan negara berdaulat dengan negara-negara bagian atau negara protektorat yang hanya mampu mengurus masalah dalam negerinya, tetapi tidak dapat melakukan hubungan-hubungan internasional dan tidak diakui oleh negara-negara lain sebagai subjek hukum internasional yang sepenuhnya mandiri. Negara bukan pula harus identik dengan suatu ras, rumpun, atau bangsa tertentu, meski identitas demikian mungkin juga ada. Hans Kelsen mengemukakan bahwa negara hanyalah pemikiran teknis yang menyatakan bahwa sekumpulan aturan-aturan hukum tertentu yang berdiam di wilayah teritorial tertentu. Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional, baik ditinjau secara faktual maupun secara historis, dan hukum internasional itu sendiri adalah sebagaian besar terdiri atas hubungan hukum antara negara dengan negara. Selain unsur-unsur tersebut harus juga ada pengakuan dari negara lain secara de jure atau de facto untuk dapat berdirinya suatu negara secara sah dan berdaulat di mata dunia internasional. 14

3. Hak-Hak dan Kewajiban Negara Menurut Hukum Internasional