Kasus Jatuhnya Pesawat Tempur Rusia Akibat Penembakan Turki

B. Kasus Jatuhnya Pesawat Tempur Rusia Akibat Penembakan Turki

Pada tanggal 22 Juni 2012, pesawat militer phantom RF-4E Turki yang kala itu sedang melakukan latihan penerbangan dan uji radar ditembak jatuh oleh Suriah tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Kedua pilot yang menerbangkan pesawat tersebut terbunuh dan kemudian dikembalikan jenazahnya kepada Turki. Presiden Turki yang kala itu masih menjabat sebagai Perdana Menteri, Recep Tayyip Erdogan, sebagai tanggapan atas kejadian yang menimpa Turki tersebut, menyatakan bahwa Suriah telah menjadi ancaman terbuka bagi Turki dan lebih jauh lagi mengungkapkan juga bahwa Turki tidak menembak helikopter Suriah yang menyasar masuk ke wilayah udara Turki. Erdogan kemudian menyatakan bahwa Turki merubah rules of engagement mereka yang menyangkut ancaman perbatasan, baik perbatasan darat dan udara. Erdogan menyatakan bahwa Turki akan menganggap semua hal yang bersangkutan dengan militer yang datang dari wilayah Suriah sebagai ancaman terhadap keamanan Turki. Sebagai hasilnya, hubungan Suriah dan Turki pun memanas. Suriah sendiri kini sedang dilanda perang saudara antar kelompok pemberontak dengan pemerintah Suriah dan Rusia adalah merupakan salah satu negara yang terlibat secara langsung dalam konflik tersebut. 29 Pada tanggal 30 September 2015, Rusia memulai serangan udara mereka terhadap the Islamic State of Iraq and the Levant atau ISIL dan pasukan-pasukan anti pemerintahan lain. Pada awal bulan Oktober, Turki dan NATO menyatakan keberatan mereka mengenai perlakuan Rusia yang melanggar wilayah udara mereka. Dewan Keamanan Rusia mengakui bahwa pesawat Su-30 Rusia telah http:pesawattempur.comread36Pertarungan_Pesawat_Tempur_Turki_Melawan_Yunani 29 http:www.dailysabah.comdiplomacy20151127turkey-revised-military- engagement-rules-in-2012 Universitas Sumatera Utara memasuki wilayah udara Turki selama beberapa detik dikarenakan cuaca buruk, dan menambahkan bahwa telah diambil tindakan guna mencegah terulang kembalinya insiden tersebut, namun radar Turki melacak bahwa pesawat tersebut masuk ke wilayah udara Turki sejauh 5 mil dan bertahan selama beberapa menit. 30 Dari tanggal 3 hingga 15 Oktober 2015, lima diskusi antara petinggi Turki dan Rusia dilakukan, yang membahas mengenai rules of engagement Turki dan pelanggaran wilayah udara Turki oleh Rusia. Pada tanggal 6 November 2015, enam pesawat tempur F-15C pasukan udara Amerika Serikat dikirim oleh US European Command dari pangkalan mereka di Inggris ke pangkalan udara Incirlik Turki untuk membantu Turki yang merupakan anggota NATO mengamankan wilayah udara mereka. 31 Turki telah memperingatkan Rusia bahwa mereka mempunya hak untuk menyerang dan mengambil tindakan yang diperlukan apabila keamanan perbatasan wilayah mereka terancam dikarenakan operasi militer Rusia yang menargetkan kelompok pemberontak Turkmen di perbatasan Turki dan Suriah. Peringatan tersebut diberikan kepada Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov pada tanggal 19 November 2015 saat ia dipanggil ke Kementrian Luar Negeri Turki sebagai reaksi atas serangan udara Rusia di permukiman Turkmen di barat laut Suriah yang terjarak hanya beberapa kilometer dari perbatasan Turki. 30 http:www.bbc.comnewsworld-europe-34453739 31 http:bigstory.ap.orgarticle066bc52167e844bb9f5732d8650b0b35report-turkey- shoots-down-warplane-over-airspace-intrusion Universitas Sumatera Utara Bersama dengan Karlov, seorang perwakilan diplomatik militer Rusia juga dipanggil ke Kementrian Luar Negeri Turki, dimana tiga hal ditekankan kepada Turki, yaitu: 1. Operasi militer dari pasukan Rusia dilakukan di wilayah yang sangat dekat dengan perbatasan wilayah Turki. Ini meningkatkan kemungkinan terjadinya keadaan de facto yang dapat mengancam keamanan perbatasan Turki. Harus dicatat bahwa rules of engagement Turki sudah diterapkan dan tidak akan ada keraguan untuk menjalankan ketentuan tersebut bila terjadi pelanggaran. 2. Wilayah yang menjadi tempat dimana Rusia menjalankan operasi militer telah ditetapkan bebas dari the Islamic State of Iraq and the Levant atau ISIL dan juga dari kelompok-kelompok teroris lainnya. Penduduk Turkmen yang bukan merupakan anggota kelompok pemberontak terkena dampak dan ikut menjadi korban dari operasi militer Rusia. Harus dicatat bahwa Turki tidak akan tinggal diam terhadap operasi yang mengancam penduduk Turkmen yang bukan merupakan anggota kelompok pemberontak. 3. Operasi-operasi militer telah menyebabkan penduduk untuk meninggalkan tempat tinggal mereka. Peningkatan jumlah pengungsi dalam skala yang besar kemudian terjadi. Khususnya operasi milter Rusia di daerah tersebut bisa mengancam usaha kemanusiaan Turki. 32 Pada 24 November 2015 pukul 9:24 pagi waktu setempat di Turki, saat hendak kembali menuju pangkalan udara Khmeimim, pesawat pengebom Sukhoi 32 http:www.hurriyetdailynews.comturkey-warns-russia-over-border- security.aspx?pageID=238nID=91568NewsCatID=510 Universitas Sumatera Utara Su-24 Rusia ditembak jatuh di dekat perbatasan Suriah dan Turki dengan rudal dari pesawat patroli jet F-16 angkatan udara Turki. Dua pesawat tempur Rusia tersebut kala itu tengah dalam perjalanan menyerang kelompok pemberontak Turkmen Suriah. Pasukan pemerintah Suriah yang dibantu oleh militia Shiite dan pasukan udara Turki kala itu sedang bertempur dengan pasukan pemberontak Turkmen Suriah, kelompok pemberontak “Army of Conquest” dan Al-Nusra frontfighters. 33 Laporan-laporan awal dari agensi berita Rusia yang bersumber pada Dewan Keamanan Rusia mengindikasikan bahwa pesawat tempur Rusia tersebut ditembak jatuh melalui serangan dari darat yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Turkmen Suriah, namun kemudian mengkonfirmasi laporan dari Turki bahwa pesawat tempur Rusia tersebut ditembak jatuh oleh pesawat tempur Turki. Militer Turki merilis sebuah grafis yang menggambarkan jalur penerbangan pesawat tempur Rusia yang ditembak jatuh yang menunjukkan bahwa pesawat tersebut melewati bagian selatan Provinsi Hatay sebelum kemudian ditembak dan jatuh di dekat gunung Turkmen di Suriah. Rusia kemudian membalas analisis radar Turki tersebut dengan mengeluarkan peta penerbangan yang berbeda yang menunjukan tidak adanya pelanggaran wilayah udara Turki yang dilakukan oleh pesawat tempur mereka. 34 Kedua pihak yang bermasalah, baik Turki maupun Rusia sama-sama menyatakan memiliki bukti masing-masing yang saling berlawanan satu sama lain. Berdasarkan pernyataan Turki kepada Dewan Keamanan PBB, dua pesawat yang kewarganegaraanya tidak diketahui kala itu melanggar wilayah udara Turki 33 http:www.al-monitor.compulseoriginals201511turkey-russia-syria-best-worse- case-scenarios-russian-jet.html 34 http:www.buzzfeed.comfranciswhittakerwarplane-crashes-near-turkeys-border-with- syria Universitas Sumatera Utara hingga sejauh 2.19 km selama 17 detik. Menurut Turki, pesawat tersebut telah diberi 10 peringatan selama 5 menit, oleh operator di Ground Controlled Interception Station Turki untuk mengubah arah jalur penerbangan mereka. Turki kemudian mengeluarkan rekaman peringatan tersebut di mana dikatan, “The unknown air traffic position to Humaymim 020 radial 26 miles. This is Turkish Air Force speaking on Guard. You are approaching Turkish airspace, change your heading south immediately. ” Rusia menyatakan bahwa tidak ada peringatan dari Turki. Para penganalisa mengatakan bahwa peringatan Turki dikirim melalui mutually-agreed radio channel yang merupakan saluran darurat International Guard, namun radio R-826M yang digunakan pesawat pengebom Sukhoi Su-24 Rusia tidak dapat menerima sinyal radio tersebut tanpa perangkat tambahan yang mungkin belum dipasang. Berdasarkan pernyataan Turki, satu pesawat meninggalkan wilayah udara Turki setelah melanggarnya, sementara satu lagi ditembak di wilayah udara Turki dan kemudian jatuh di wilayah Suriah, setelah ditembak oleh pesawat F-16 Turki yang berpatroli di area tersebut. 35 Berdasarkan heat signature pesawat tempur Rusia tersebut, Amerika Serikat menyatakan bahwa pesawat tersebut ditembak di wilayah udara Suriah setelah masuk selama beberapa saat ke wilayah udara Turki. Pada tanggal 30 November 2015, perwakilan AS untuk NATO, Douglas Lute menyatakan bahwa data-data yang diterima membenarkan versi kejadian yang dilaporkan oleh Turki. 36 Berdasarkan pada pernyataan yang diberikan oleh Dewan Keamanan Rusia, pesawat pengebom Sukhoi Su-24 Rusia ditembak jatuh dari ketinggian 6,000 m 35 http:chersonandmolschky.com20151125russia-turkey-downed-jet-happened 36 http:www.reuters.comarticleus-mideast-crisis-turkey-usa- idUSKBN0TJ1TN20151130H3dm3ACU45t7oZrh.97 Universitas Sumatera Utara saat berjarak 1 km dari perbatasan Turki dan berada di wilayah udara Suriah, ketika tengah dalam perjalanan kembali ke pangkalan udara Khmeimim di Suriah. Rusia menekankan bahwa pesawat tempur mereka tidak pernah keluar dari wilayah udara Suriah. Dewan Keamanan Rusia membenarkan bahwa pesawat yang ditembak jatuh adalah pesawat pengebom Sukhoi Su-24, namun menegaskan bahwa mereka tidak melanggar perbatasan wilayah udara Turki. 37 Sebuah agensi berita bernama Anadolu yang dimiliki oleh Turki menunjukkan rekaman video dari jatuhnya pesawat pengebom Sukhoi Su-24 Rusia dan kedua pilot melontarkan kursi ketika pesawat pengembom Sukhoi Su- 24 yang mereka terbangkan ditembak oleh pesawat patroli F-16 Turki. Namun dikarenakan posisi pesawat yang ditembak di daerah perbatasan Turki dan Suriah, kedua pilot tersebut terjun ke daerah yang dikuasai pemberontak, tepat di garis baku tembak antara pasukan pemerintah Suriah dengan pasukan pemberontak. Kawasan dimana kedua pilot tersebut mendarat dari terjun terletak di antara puncak Durin dan Turkmen, dimana tembak-menembak sengit sedang berlangsung. Rusia kemudian melakukan langkah penyelamatan dengan pertama-tama mengirim helikopter unit pencarian dan penyelamatan penerbangan yang terbang dengan ketinggian rendah di wilayah tempat jatuhnya pesawat Rusia tersebut untuk mencari kedua pilot yang telah menyelamatkan diri. Saat pasukan bersenjata Rusia memulai perencanaan untuk menyelamatkan kedua pilot Su-24 tersebut, Jendral Iran Qasem Soleimani menghubungi mereka dan mengusulkan pembentukan pasukan khusus yang terdiri dari pasukan khusus Hizbullah dan 37 http:tass.ruendefense840016 Universitas Sumatera Utara Komando Suriah yang telah dilatih oleh Iran dan telah mengenal kondisi geografis dari wilayah tersebut untuk ditugaskan dengan operasi darat penyelamatan pilot tersebut, dengan Rusia menyediakan alat transportasi, dukungan logistik, perlindungan udara dan bantuan satelit. Tim yang beranggotakan 26 personil pasukan komando khusus yang dibentuk oleh Jendral Soleimani terdiri dari 8 personil pasukan khusus Hizbullah dan 18 personil pasukan komando khusus Suriah. 38 Untuk melakukan pencarian dan penyelamatan kedua pilotnya Rusia mengutus tiga Helikopter Mil Mi-8 dikirim oleh Rusia untuk menemukan dan menyelamatkan para pilot dari wilayah tempat jatuhnya pesawat pengebom Sukhoi Su-24 tersebut. Ketika mendekati lokasi insiden tempat jatuhnya pesawat pengebom Sukhoi Su-24 Rusia, helikopter-helikopter tersebut diserang oleh militia pemberontak. Salah satu helikopter menderita kerusakan dan terpaksa melakukan pendaratan darurat di wilayah netral, sementara dua helikopter terpaksa kembali ke pangkalan akibat serangan menggunakan senjata berat dari militia pemberontak Turkmen Suriah, yang mengakibatkan terbunuhnya seorang tentara divisi infantri dari Angkatan Laut Rusia, Aleksandr Pozynich. Pasukan militer Suriah yang tengah berada di wilayah tersebut segara bergerak untuk membantu pasukan penyelamat Rusia tersebut dan memberi waktu bagi regu penjemput untuk datang, sehingga semua awak helikopter yang masih hidup kemudian diselamatkan dan dievakuasi ke pangkalan udara Rusia di Khmeimim. 39 38 http:www.timesofisrael.comiran-injured-general-oversaw-daring-rescue-of-downed- russian-pilot 39 https:www.rt.comnews323527-details-su24-pilot-rescue Universitas Sumatera Utara Kemudian, The Free Syrian Armys 1st Coastal Division menyatakan bahwa mereka menghancurkan helikopter yang telah ditinggal tersebut dengan rudal BGM-71 TOW yang dibuat oleh Amerika Serikat. Salah satu pilot yang menerbangkan pesawat Sukhoi Su-24 tersebut, Letnan Kolonel Oleg Anatoleyvich Peshkov terbunuh dikarenakan penembakan yang dilakukan dari darat, sementara satu pilot lagi, yaitu Kapten Penerbang Konstantin Murakhtin selamat dan berhasil diselamatkan. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara militer Rusia, Letnan Jenderal Sergei Rudskoi dan Duta Besar Rusia untuk Perancis, Aleksndr Orlov. Kapten Penerbang Konstantin Murakhtin berhasil diselamatkan oleh pasukan khusus Suriah, sementara Letnan Kolonel Oleg Anatoleyvich Peshkov dilaporkan dibunuh oleh militan Turkmen saat ia masih terjun di udara sebelum mencapai daratan. Pemerintah Turki menyerahkan jenazah pilot Letnan Kolonel Oleg Analoteyvich Peshkov yang merupakan salah satu penerbang pesawat tempur Su-24 Rusia yang ditembak jatuh oleh pesawat tempur F-16 Angkatan Udaranya kepada pihak Kedutaan Besar Rusia di Ankara tepatnya pada hari Minggu tanggal 29 November 2015. Reuters melaporkan jenazah Letnan Kolonel Oleg Anatoleyvich Peshkov dievakuasi dari wilayah utara Suriah, kemudian dibawa ke lapangan udara di Hatay, bagian selatan dekat perbatasan Suriah, lalu diterbangkan ke Ankara, ibu kota Turki. RIA, kantor berita Rusia, melaporkan jenazah Peshkov diserahkan pihak Turki kepada Duta Besar Rusia untuk Turki, di sebuah pangkalan udara militer di Ankara, Turki. Baik otoritas Rusia maupun Turki sama-sama tak berkomentar mengenai bagaimana proses pengembalian jenazah Peshkov. Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, mengakui jenazah Peshkov telah tiba Universitas Sumatera Utara di Turki pada tanggal 29 November 2015. Namun Davutoglu tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana militer Turki dapat mengambil jenazah Peshkov di wilayah utara Suriah dan membawanya ke perbatasan Turki untuk diterbangkan ke Ankara dan diserahkan kepada Kedubes Rusia. Pilot dari pesawat pengebom Sukhoi Su- 24 yang, Letnan Kolonel Oleg Anatoleyvich Peshkov yang tewas kemudian dikebumikan secara terhormat di Lipetsk dan diberi penghormatan tertinggi militer Rusia, begitu juga dengan Aleksndr Pozynich yang menerima penghargaan “Order of Courage.” 40 C. Tinjauan Yuridis Hukum Udara Internasional dalam Kasus Jatuhnya Pesawat Tempur Rusia Akibat Penembakan Tentara Turki Berbeda halnya dengan penembakan terhadap suatu pesawat udara sipil, dimana diatur di dalam Konvensi Warsaw 1929 yang mengatur apabila terjadi penembakan yang dilakukan terhadap pesawat udara sipil yang tidak bersenjata akan ada sanksi secara privat, di dalam kasus penembakan yang dilakukan oleh pesawat udara negara dan lebih jelasnya pesawat udara militer terhadap sesama pesawat udara negara dan lebih jelasnya pesawat udara militer, tidak ditemukan pengaturan yang mengatur mengenai sanksi yang dapat dikenakan kepada negara penembak tersebut yang diatur oleh hukum udara internasional. Apabila sebuah pesawat udara sipil ditembak jatuh, maka akan diperlukan adanya sebuah tindakan ganti kerugian yang harus ditanggung dan dilakukan oleh negara yang menembak jatuh pesawat udara sipil tersebut, beserta juga perusahaan penerbangan yang pesawatnya ditembak jatuh tersebut terhadap kerugian-kerugian yang diakibatkan 40 http:www.reuters.comarticleus-mideast-crisis-russia-turkey-pilot- idUSKBN0TL1KE20151203 Universitas Sumatera Utara oleh penembakan tersebut. Kerugian yang harus diganti terhadap individu, negara maupun perusahaan penerbangan yang pesawatnya telah ditembak jatuh sendiri. Di dalam hukum internasional, berdasarkan pada Konvensi Montevideo 1933, telah dibahas sebelumnya bahwa adanya wilayah dari suatu negara merupakan unsur penting dari terbentuknya suatu negara. Telah dijabarkan bahwa wilayah suatu negara terdiri dari wilayah darat, wilayah perairan, serta wilayah udara. Diketahui bahwa wilayah-wilayah tersebut memiliki perbatasan dan diatur oleh hukum. Perbatasan sangat lah penting bagi suatu negara dan harus dilindungi guna melindungi wilayahnya serta penduduknya. Selain itu, perbatasan sangat penting dikarenakan perbatasan tersebut menentukan dimulai dan berakhirnya wilayah suatu negara yang kemudian menentukan dimulai dan berakhirnya juga kedaulatan dan yurisdiksi dari suatu negara. Dalam Konvensi Montevideo 1933 juga dinyatakan bahwa adalah merupakan hak dari suatu negara untuk menerapkan yurisdiksinya di wilayah negaranya. Mengenai kedaulatan suatu negara di wilayah atau ruang udara dari suatu negara, dalam pengaturan hukum udara internasional, pengaturan Pasal 1 Konvensi Paris 1919 menyatakan bahwa, “The High Contracting Parties recognise that every Power has complete and exclusive sovereignty over the airspace above its territory,” yang kemudian diambil dan diubah sedikit oleh pengaturan dalam Pasal 1 Konvensi Chicago 1944 yang menyatakan, “The Contracting States recognise that every state has complete and exclusive sovereignty over the airspace above its territory, ” dimana dalam hal ini, berdasarkan Pasal 1 Konvensi Chicago 1944 tersebut, pengakuan kedaulatan di ruang udara tidak terbatas pada negara anggota saja, tetapi juga pada negara bukan Universitas Sumatera Utara anggota, dimana dikatakan “every state.” Artinya bahwa, setiap negara mana pun memiliki kedaulatan yang penuh dan eksklusif, dimana juga artinya adalah bahwa setiap negara berhak untuk menerapkan yurisdiksinya di wilayah negaranya sendiri. Dalam hal ini, Turki sebagai sebuah negara yang berdaulat memiliki kedaulatan penuh dan eksklusif atas wilayah udaranya dan berhak untuk menerapkan yurisdiksinya di wilayahnya sendiri dan dalam hal ini juga harus melindungi perbatasan wilayah negaranya yang menjadi batasan dari dimulai dan berakhirnya kedaulatannya sebagai sebuah negara yang berdaulat. Berdasarkan pada pengaturan mengenai klasifikasi pesawat udara yang ada dalam Pasal 30 Konvensi Paris 1919, pesawat udara milter atau military aircraft adalah merupakan pesawat udara negara atau state aircraft. Pengaturan serupa mengenai klasifikasi pesawat juga dijumpai dalam Pasal 3 Konvensi Chicago 1944, dimana dinyatakan bahwa pesawat udara militer atau military aircraft adalah merupakan pesawat udara negara atau state aircraft, bukan pesawat udara sipil atau civil aircraft. Lebih jauh lagi, berdasarkan pada pengaturan dalam Pasal 31 Konvensi Paris 1919, diny atakan bahwa “Every aircracft commanded by a person in military service detailed for the purpose shall be deemed to be a military aircraft,” yang artinya bahwa setiap pesawat udara yang dikendalikan oleh seseorang yang merupakan anggota militer untuk tujuan militer akan dianggap sebagai pesawat udara militer. Dalam hal ini, berdasarkan pada pengaturan-pengaturan tersebut, maka jelaslah bahwa pesawat pengebom Sukhoi Su-24 Rusia yang digunakan oleh Angkatan Udara Turki dan diterbangkan oleh Letnan Kolonel Oleg Anatoleyvich Peshkov dan Kapten Konstantin Universitas Sumatera Utara Murakhtin yang tembak jatuh oleh Turki adalah merupakan pesawat udara militer dan merupakan sebuah pesawat udara negara yang dimiliki oleh Rusia. Mengacu kepada Pasal 32 Konvensi Paris 1919, diny atakan bahwa, “No military aircraft of a contracting State shall fly over the territory of another contracting State nor land thereon without special authorisation,” yang artinya bahwa tidak ada pesawat udara militer negara anggota Konvensi Paris 1919 yang diperbolehkan untuk terbang melintasi wilayah negara anggota lainnya tanpa mendapat izin khusus. Pengaturan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Pasal 3 Konvensi Chicago 1944 . Meskipun dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa, “This convention shall be applicable only to civil aircraft, and shall not be applicable to state aircraft ,” yang artinya bahwa Konvensi Chicago 1944 hanya berlaku bagi pesawat udara sipil saja dan tidak berlaku bagi pesawat udara negara, namun di dalam pasal yang sama, ditemukan juga pengaturan yang menyatakan bahwa, “No state aircraft of a contracting State shall fly over the territory of another State or land thereon without authorisation by special agreement or otherwise, and in accordance with the terms thereof, ” yang artinya bahwa tidak ada pesawat udara negara dari negara anggota Konvensi Chicago 1944 yang diperbolehkan untuk terbang melintasi wilayah dari negara lain tanpa mendapat izin terlebih dahulu melalui persetujuan atau kesepakatan tertentu, maka jelas disini bahwa berdasarkan pada pengaturan tersebut, tidak ada negara mana pun yang wilayah udaranya dapat dilewati oleh pesawat udara negara yang berasal dari negara anggota Konvensi Chicago 1944 tanpa adanya izin terlebih dahulu melalui persetujuan tertentu dengan negara yang akan dilintasi wilayah udaranya. Sementara pesawat udara militer Rusia bebas untuk terbang di wilayah udara Universitas Sumatera Utara Suriah dikarenakan permintaan Suriah akan bantuan militernya yang mengakibatkan keterlibatan secara langsung Rusia dalam konflik yang tengah terjadi di Suriah, berbeda halnya dengan Turki yang tidak memiliki persetujuan apapun dengan Rusia. Rusia tidak memiliki hak atau diizinkan untuk terbang secara bebas di wilayah udara Turki. Dan oleh karena itu, Rusia sebagai negara anggota Konvensi Chicago 1944, telah melanggar Pasal 3 Konvensi Chicago tersebut dikarenakan perbuatan pesawat pengebom Sukhoi Su-24 milik Angkatan Udara mereka terbang melewati perbatasan wilayah udara Suriah dan masuk ke wilayah udara Turki. Kembali kepada ketentuan Pasal 1 dari Konvensi Chicago 1944, telah dinyatakan bahwa every state atau setiap negara memiliki kedaulatan penuh atau complete, yang disini artinya menguasai secara menyeluruh dan eksklusif, dimana artinya adalah suatu negara memiliki kedaulatan untuk menjalankan yurisdiksinya di wilayah udaranya, maka dengan kedaulatan penuh dan eksklusif atas wilayah udaranya, Turki mempunyai hak untuk menerapkan yurisdiksi yang berlaku di negaranya, yurisdiksi yang berupa peraturan dari hukum nasional Turki sendiri dalam bidang apa pun, terutama pengaturan militer untuk menjaga keamanan nasional negaranya. Pesawat pengebom Sukhoi Su-24 Rusia yang terbang melintasi perbatasan Turki dan Suriah, telah masuk ke wilayah udara Turki tanpa adanya izin terlebih dahulu dan melanggar wilayah udara Turki. Pesawat pengebom Sukhoi Su- 24 Rusia tersebut yang datang dari wilayah udara Suriah, telah terlebih dahulu diperingatkan untuk mengubah jalur penerbangannya dan keluar dari wilayah udara Turki tanpa adanya tanggapan. Maka, pesawat udara militer tersebut tentunya adalah merupakan sebuah ancaman bagi keamanan nasional Turki. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan yang telah dibahas sebelumnya, pada tahun 2012, terjadi insiden penembakan terhadap pesawat udara militer Turki yang dilakukan oleh Suriah. Sebagai reaksi atas insiden tersebut, Turki telah mengubah rules of engagement mereka guna mengantisipasi ancaman-ancaman terhadap keamanan nasional mereka, dimana apabila ada suatu hal yang berhubungan dengan militer yang datang dari wilayah Suriah, baik dari wilayah darat maupun udara maka akan dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya. Oleh karena itu, pesawat pengebom Sukhoi Su-24 Rusia yang terbang melewati perbatasan Turki dari wilayah Suriah, yang kemudian berada di dalam wilayah udara Turki tersebut adalah berada di dalam wilayah negara Turki dan secara jelas berada dalam wilayah dimana berlaku yurisdiksi daripada Turki. Telah dikatakan bahwa Turki memiliki hak eksklusif atas wilayah negaranya untuk menerapkan yurisdiksinya terhadap hal yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya. Pesawat udara militer tersebut berasal dari wilayah negara Suriah dan oleh karena itu berdasarkan perubahan rules of engagement Turki yang diubah sejak tahun 2012, maka perbuatan Turki untuk menembak jatuh pesawat pengebom Sukhoi Su-24 milik Angkatan Udara Rusia tersebut yang kala itu belum diketahui kewarganegaraannya adalah benar, dikarenakan pelanggaran yang dilakukan pesawat tersebut. Perbatasan Turki dengan Suriah adalah merupakan perbatasan yang tengah dilanda konflik, lazimnya disebut sebagai alienated borderland, sehingga penembakan tersebut adalah merupakan upaya Turki untuk mempertahankan kedaulatan wilayah udaranya dari ancaman terhadap keamanan nasionalnya, terutama ancaman dari Suriah dan juga menjaga kedaulatannya atas perbatasan dan wilayahnya sendiri. Rusia telah diperingatkan sebelumnya Universitas Sumatera Utara mengenai perubahan rules of engagement tersebut dan adalah merupakan kesalahan daripada Rusia sendiri yang tidak mengindahkan peringatan tersebut sehingga terjadi penembakan terhadap pesawat udara militernya. Universitas Sumatera Utara 100 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan