Menurut hukum internasional dan hubungan internasional, kecakapan negara dalam melakukan hubungan internasional adalah suatu
keharusan bagi suatu negara untuk memperoleh keanggotaan masyarakat internasional dan subjek hukum internasional. Hal inilah yang
membedakan negara berdaulat dengan negara-negara bagian atau negara protektorat yang hanya mampu mengurus masalah dalam negerinya, tetapi
tidak dapat melakukan hubungan-hubungan internasional dan tidak diakui oleh negara-negara lain sebagai subjek hukum internasional yang
sepenuhnya mandiri. Negara bukan pula harus identik dengan suatu ras, rumpun, atau bangsa tertentu, meski identitas demikian mungkin juga ada.
Hans Kelsen mengemukakan bahwa negara hanyalah pemikiran teknis yang menyatakan bahwa sekumpulan aturan-aturan hukum tertentu yang
berdiam di wilayah teritorial tertentu. Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak dan kewajiban yang diatur oleh
hukum internasional, baik ditinjau secara faktual maupun secara historis, dan hukum internasional itu sendiri adalah sebagaian besar terdiri atas
hubungan hukum antara negara dengan negara. Selain unsur-unsur tersebut harus juga ada pengakuan dari negara lain
secara de jure atau de facto untuk dapat berdirinya suatu negara secara sah dan berdaulat di mata dunia internasional.
14
3. Hak-Hak dan Kewajiban Negara Menurut Hukum Internasional
14
http:www.seputarpengetahuan.com20150310-pengertian-negara-menurut-para-ahli- unsurnya.html
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan American Institute of International Law pada tahun 1916, Konvensi Montevideo 1933 mengenai Hak-Hak dan Kewajiban-kewajiban
Negara dan dalam Draft Declaration on the Right and Duties of State yang disusun oleh Komisi Hukum lnternasional PBB tahun 1949, Hak-hak dasar suatu
negara yang paling sering ditekankan, yaitu: a.
Hak kemerdekaan. b.
Hak persamaan negara-negara atau persamaan derajat. c.
Hak yurisdiksi teritorial. d.
Hak membela diri atau hak mempertahankan diri. e.
Kewajiban untuk tidak mengambil jalan kekerasan atau perang. f.
Kewajiban untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban traktat dengan itikad baik.
Sementara, kewajiban-kewajiban dasar yang ditekankan kepada suatu
negara adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban untuk tidak melakukan intervensi terhadap masalah-masalah
yang terjadi di negara lain yang terdapat dalam Pasal 3. b.
Kewajiban untuk tidak menggerakan pergolakan sipil di negara lain yang terdapat dalam Pasal 4.
c. Kewajiban untuk memperlakukan semua orang yang ada di wilayahnya
dengan memperhatikan hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam Pasal 6. d.
Kewajiban untuk menjaga wilayahnya agar tidak membahayakan perdamaian dan keamanan internasional yang terdapat dalam Pasal 7.
e. Kewajiban untuk menyelesaikan sengketa secara damai yang terdapat
dalam Pasal 8.
Universitas Sumatera Utara
f. Kewajiban untuk tidak menggunakan kekuatan atau ancaman senjata yang
terdapat dalam Pasal 9. g.
Kewajiban untuk membantu terlaksananya Pasal 9 di atas. h.
Kewajiban untuk tidak mengakui wilayah-wilayah yang diperoleh melalui cara-cara kekerasan yang terdapat dalam Pasal 12.
i. Kewajiban untuk melaksanakan kewajiban internasional dengan itikad
baik yang terdapat dalam Pasal 13. j.
Kewajiban untuk mengadakan hubungan dengan negara-negara lain sesuai dengan hukum internasional yang terdapat dalam Pasal 14.
15
4. Kedaulatan dan Yurisdiksi Negara dalam Hukum Internasional