dengan halal dan hygienis, juga proses pengolahan yang diawasi secara ketat dan sesuai dengan standard makanan yang bermutu tinggi, sampai pada kemasan dan
kualitas kontrol, serta distribusi yang dilakukan oleh sumberdaya manusia yang terbaik, didukung oleh mesin-mesin yang modern dan berteknologi tinggi. PT.
Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia
seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
, sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat
diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan serta kebutuhan pelanggan.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan
produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan
kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus-
menerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality”
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
adalah :
1. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry
manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage dan further.
2. Bahan baku utama adalah ayam yang sudah beku yang berasal dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia Food Division dari Cikande dan Salatiga.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industri yang bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Industri ini
terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.
Bangunan PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia, Product Development and Quality
Control , ruang rapat, gudang, dan ketiga Plant di atas. Selain itu, di perusahaan
juga terdapat satu pos satpam di pintu gerbang masuk, kantin, dan masjid.
2.4. Daerah Pemasaran
Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu
fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen.
Daerah pemasaran PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini adalah
daerah Aceh, Medan, sedangkan untuk Sumatera bagian Selatan terdapat daerah Palembang dan Jambi.
2.5. Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi
fungsional adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian berdasarkan dalam bidang pekerjaan
tersebut seperti Further manager kepada Sausage manager dan seterusnya, sedangkan organisasi lini adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana
wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya seperti plant head kepada plant manager.Berikut merupakan struktur organisasi PT. Charoen Pokphand
Indonesia Food Division.
Plant Head
Plant Manager Further
Manager Sausage
Manager Cut Up
Manager Warehouse
Manager Engineering
Manager PPIC
Manager Purchasing
Manager Finance Accounting
Manager Personal General
Affair Manager Further
Supervisor Sausage
Supervisor Cut Up
Supervisor Warehouse
Supervisor Engineering
Supervisor PPIC
Supervisor Purchasing
Supervisor Finance Accounting
Supervisor Personal General
Affair Supervisor Further
Foreman Sausage
Foreman Cut Up
Foreman Warehouse
Foreman Engineering
Foreman PPIC
Foreman
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Purchasing
Foreman Finance Accounting
Foreman Personal General
Affair Foreman
Keterangan: ------ = Garis Fungsional
= Garis
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dapat dilihat pada lampiran-1
2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja Jam Kerja
Tenaga Kerja yang bekerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
sebanyak 465 orang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sistem Pembagian Jumlah Tenaga Kerja No
Jabatan Jumlah orang
1 Plant Head
1 2
Plant Manager 1
3 Manager
9 4
Supervisior 9
5 Foreman
Mandor 9
6 Karyawan
427
Jumlah 465
Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertibperaturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan
perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengatur waktu kerja
sesuai dengan perundang-undangan tenaga kerja dari Depnaker, yaitu: 40 jam seminggu. Setiap harinya rata-rata karyawan yang bekerja 7 jam.
Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division diatur menurut aturan shift
a Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Administrasi Hari
Jam Kerja WIB Jam Istirahat WIB
Senin – Jumat 08.00 – 16.00
12.00 – 13.00 Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
b Jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.23
Tabel 2.3 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi Hari
Shift Jam Kerja WIB
Istirahat WIB
Senin – Sabtu I
23.00-07.00 04.00 – 05.00
II 07.00-15.00
12.00-13.00 III
15.00-23.00 20.00 – 21.00
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division c Jam kerja pada bagian keamanan
Untuk jumlah keamanan, dibagi menjadi 2 shift yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan dimulai dari :
- Jam 08.00 – 20.00 - Jam 20.00 – 07.00
2.5.3. Sistem Pengupahan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:
1 Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.
2 Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur
dan berdasarkan golongan.
3 Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas :
a Gaji tetap untuk karyawan tetap. b Gaji harian untuk karyawan harian.
c Gaji borongan untuk karyawan borongan 4 Upah Pokok
Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing
karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu
kerja rata-rata 8 jam dalam sehari. 5
Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu : a Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat
kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku. b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan
memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di dalam gaji pokok.
- Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur, peraturannya adalah sebesar 1 ½ x upah sejam.
- Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam. Disamping pemberian gaji
pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan asuransi tenaga kerja.
Selain pemberian kompensasiupah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti:
1 Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus biasanya dalam 1 bulan upah.
2 Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan
menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan.
3 Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja
masing-masing karyawan. 4 Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan
kemampuan perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah pekerja.
5 Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan. 6 Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk melaksanakan ibadah. 7 Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Jaminan kesehatan antara lain : 1 Cuti sakit.
2 Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah. 3 Mewajibkan karyawan masuk ASTEK Asuransi Tenaga Kerja.
4 Tunjangan Proyek.
5 Tunjangan Kemalangan. Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti:
1 Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun. 2 Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja.
3 Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
, Medan adalah daging ayam. Daging ayam merupakan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat
lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas daging ayam yang dilakukan melalui pengolahan atau
penanganan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kerusakan atau kebusukan selama penyimpanan dan pemasaran.
Sumber daging ayam yang diperoleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan saat ini masih berasal dari Slaughter House Rumah Potong Hewan PT.
Charoen Pokphand yang berada di Cikande dan Salatiga karena PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan belum memiliki Slaughter House. PT. Charoen
Pokphand Indonesia Medan menerima daging ayam berupa Griller, yaitu daging ayam bulat tanpa bulu, kepala, ceker dan isi perut
.
2.6.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan ialah bahan yang ditambahkan secara langsung ke dalam proses produksi dan merupakan komposisi produk untuk memudahkan dan
menyempurnakan produk. Dalam proses pembuatan further di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division tidak lepas dari bahan pendukungnya seperti
perekat tepung batter, tepung roti breading, minyak goreng, bumbu-bumbu dan Sodium Laktat sebagai bahan pengawet pada daging agar umur simpannya
lama yang didapatkan dari suplier karena PT. Charoen Pokphand Indonesia masih belum bisa memproduksi bumbu-bumbu tersebut. Selain bumbu bahan penunjang
lainnya yang tidak kalah penting adalah kemasan plastik, untuk kemasan ini PT. Charoen Pokphand Indonesia masih menggunakan kemasan dari suplier plastik
dengan beberapa tipe plastik sesuai dengan kebutuhan pengemasan yang mereka gunakan.
Bahan tambahan pada proses pembuatan further nugget adalah: 1
Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier. 2
Premik, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di PT. Charoen Pokphand Indonesia Pusat di Cikande untuk memberikan cita
rasa pada further. 3
Perekat tepung batter 4
Remah roti breading 5
Kemasan plastik untuk membungkus further. 6
Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir further.
2.6.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai
pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses.
2.6.2. Uraian Proses
PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Proses produksi pada PT. Charoen Pokphand Indonesia
yaitu further production.
2.6.2.1 Further Production
Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan further pada PT. Charoen Pokphand Indonesia:
1 Petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam
produk further nugget dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning
bahan baku berupa tepung dan premix bumbu dari produk yang akan diproduksi.
2 Petugas membuat campuran emulsi yaitu menggunakan mesin bowl cutter.
Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan. 3
Petugas melakukan proses grinding daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding dilakukan dengan menggunakan mesin
autogrind .
4 Proses pencampuran semua adonan yang telah dipersiapkan seperti
seasoning , premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen. Proses
mixing tersebut menggunakan mesin unimix dengan kapasitas produksi 250 kg.
5 Proses forming dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer.
6 Petugas membaluri tepung roti breadcrumb ke adonan yang telah dibentuk.
7 Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook.
Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses cook adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses
precook dan cook dilakukan pada mesin fryer.
8 Petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect cacat atau tidak.
Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin unimix, yaitu dicampur lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk defect yang
dirework mempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal sebanyak 5. 9
Petugas memasukkan adonan pada mesin insulated quick freeze IQF untuk dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor menuju televator
untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar sesuai dengan ukuran per kemasan.
10 Proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada
kemasan plastik menggunakan mesin Kawasima. 11
Proses penimbang kemasan menggunakan mesin check weighter, untuk ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut akan secara
otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya
lalu dijalankan pada conveyor untuk melalui proses penakaran ulang pada mesin MHW.
12 Kemasan produk dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke
warehouse finished product .
Berikut flowchart proses produksi pembuatan further pada PT.Charoen Pokphand Indonesia dilihat pada Gambar 2.3.
Start
Membuat campuran emulsi Menyiapkan kuantitas seasonig dan
premix sesuai formula Melakukan proses grinding daging
Melakukan proses mixing emulsi, seasoning premix, daging giling,
air,dan nitrogen Melakukan forming adonan
Melapisi adonan yang telah dibentuk dengan tepung breadcrumb
Melakukan proses precook adonan
Melakukan proses cook adonan
Menyeleksi nug get apakah defect atau tidak
Tidak Ya
Melakukan proses frozen nugget
Melakukan proses penakaran nugget Melakukan proses packaging nug get ke
dalam kemasan plastik Melakukan pengukuran berat
produk apakah sesuai atau tidak Ya
Tidak
Melakukan proses packaging produk jadi nugg et ke dalam carton box
End
Gambar 2.2 Flowchart Proses Produksi Pembuatan Further
2.7. Mesin dan Peralatan
2.7.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan
oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yaitu : A Divisi Further
1 Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus
Spesifikasi mesin: Merek
: Laska Type Cutter KCU 200 DC Daya
: 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Asal
: Austria Jumlah
: 1 2
Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Spesifikasi mesin:
Merek : Inotec Type IM-1000
Daya : 400 V, 50 Hz
Jumlah : 1
3 Mesin cetakan untuk mencetak adonan yang sudah dihaluskan
Spesifikasi mesin: Merek
: Besch 3047035 Daya
: 400 V3, 50 Hz Jumlah
: 1
4 Mesin frying I, dilakukan penggorengan pertama pada adonan yang sudah
dicetak Spesifikasi mesin:
Merek : EFR 4000650
Daya : 400 V
Jumlah : 1
5 Mesin frying II, dilakukan penggorengan kedua pada adonan
Spesifikasi mesin: Merek
: EFR 6000650 Daya
: 400 V Jumlah
: 1 6
Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk Spesifikasi mesin:
Merek : Inritsu
Daya : 300V, 60 Hz
Jumlah : 2
7 Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan
Spesifikasi mesin: Merak
: IQ
3
Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A
Asal : European Union
B Divisi Sausage 1
Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus Spesifikasi mesin:
Merek : Laska Type Cutter KCU 200 DC
Daya : 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A
Asal : Austria
Jumlah : 1
2 Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning
Spesifikasi mesin: Merek
: Inotec Type IM-1000 Daya
: 400 V, 50 Hz Jumlah
: 1 3
Mesin emulsifier untuk mengemulsi adonan Spesifikasi mesin:
Merek : Inotec Type 1175 CD-75D
Daya : 400 V, 50 Hz, 142 A
Jumlah : 1
4 Mesin Smoke House untuk proses pemasakan sausage dan mendinginkan
sausage Spesifikasi mesin:
Merek : Maurer-Atmos GmbH
Daya : 400 V, 50 Hz, 1,9 Kw
Asal : Germany
Jumlah :1
5 Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan
Spesifikasi mesin: Merak
: IQ
3
Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A
Asal : European Union
6 Mesin cutter untuk memotong sosis sesuai ukuran
Spesifikasi mesin: Merek
: Inotec GmbH Daya
: 2Kw Jumlah
: 2 7
Mesin Vacum Sealer untuk memvakumkan kemasan yang telah diisi dengan produk sosis
Spesifikasi mesin: Daya
: 50 Hz, 29 A, 36 Volt Jumlah
: 3 8
Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk Spesifikasi mesin:
Merek : Inritsu
Daya : 300V, 60 Hz
Jumlah : 2
9 mesin IQF untuk mendinginkan produk sausage yang telah dikemas
Spesifikasi mesin:
Merek : Mavel Singapore
Daya : 380 V, 50 Hz, 103 A
Jumlah :1
C Divisi Cut Up 1
Mesin MDM untuk menggiling ayam menjadi halus Spesifikasi mesin:
Merek : Totomeat 2500
Daya : 380V, 50 Hz, 30 Kw
Asal : Jerman
Jumlah : 1
2.7.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
adalah sebagai berikut: 1.
Thermometer untuk mengukur suhu cairan.
2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat
penerimaan bahan baku 3.
Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling
dipabrik.
2.8. Utilitas
Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu
kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:
1. Sumber Air
Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah
300m
3
, Kegunaan air di perusahaan adalah : a Keperluan proses produksi
b Keperluan laboratorium c Keperluan mesin boiler
d Keperluan karyawan e Keperluan injeksi kondensor
f Sebagai zat pendingin dan pembersih Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan
semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum.
2. Uap Steam
Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yang digunakan untuk proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan
dihasilkan dari mesin steam boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 tonjam.
Spesifikasi steam boiler tersebut adalah :
- Merk : Loos
- Tipe : D8820 GUNZENHASEN
- Posisi : Boiler tidur
- Jenis boiler : Fire tube
- Kapasitas : 2 TonJam
- Jenis burner : Weishupt Type L72
- Bahan bakar : Solar
- Tahun : 1985
3. Pemanas Minyak Goreng
Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan
terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai
berikut: Merk Burner
: Riello Tipe
: 618 M Model
: ENNEEMME 1400 Bahan bakar
: Solar 4.
Sumber Listrik Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung,
PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara PLN. Hal ini disebabkan karena mereka masih
belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar
kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai
sumber listrik cadangan. Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan digunakan genset PRIME
yang menghasilkan 1825 KVA.
2.9. Safety and Fire Protection