5.3. Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial
Analisis Kelayakan Investasi berdasarkan aspek non finansial meliputi aspek teknis, sosial, manajemen, dan pasar diuraikan sebagai berikut:
5.3.1. Aspek Teknis
Aspek teknis dalam penelitian ini merupakan aspek non finansial terkait dengan aspek operasi dalam menjalankan PMKS setelah proyek pembangunan selesai
dibangun, sehingga jika tidak dianalisis dengan baik akan berakibat fatal bagi proyek dikemudian hari. Kelengkapan kajian aspek teknis sangat tergantung dari
jenis usaha yang dijalankan, karena setiap usaha memiliki karakteristik dan prioritas tersendiri. Aspek teknis dilakukan untuk melihat kesiapan pelaksana proyek dalam
menjalankan usaha dalam hal ketepatan lokasi, bahan baku, proses produksi dan mutu produk yang dihasilkan.
5.3.1.1 Lokasi Pabrik
Secara administrasi lokasi PMKS terletak di Desa Panton, Ujung Krueng Mon Dua, Neubok Yee PP, Neubok Yee Peutua K, Pasi Keubeu Dom dan Drien 7, Kecamatan
Tadu Raya da Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Provinsi NAD. Untuk mencapai lokasi Kebun dapat ditempuh dari Kota Meulaboh arah Kota Tapak Tuan.
Setelah tiba di Desa Alue Bata berbelok ke arah Selatan. Lokasi Kebun berada di tepi jalan Meulaboh-Tapaktuan. Dari Kota Meulaboh keLokasi Kebun berjarak ±
10 Kmdengan waktu tempuh ± 90 menit menggunakan kenderaan bermotor dengan konstruksi jalan aspal sedangkan konstruksi jalan ke lokasi kebun adalah perkerasan
batu campur pasir pasir macadem dan jalan tanah.
5.3.1.2 Fasilitas Produksi dan Fasilitas Pendukung Produksi
Fasilitas produksi PMKS PT. Beurata Subur Persada dengan kapasitas 30 tonjam
Universitas Sumatera Utara
secara umum meliputi: 1 Stasiun Penerimaan TBS
Jembatan timbangan weighbridge dengan kapasitas 30.000 kg. Loading Ramp
tempat penimbun TBS dengan 8 pintu digerakkan secara hydraulic dengan kapasitas ±12,5 ton TBS per pintu dipasang berdekatan dengan
loading ramp .
2 Stasiun perebusan Sterilizer Sterilizer
sebanyak 2 dua unit ukuran diameter 2.700 mm, dengan panjang ± 22.000 mm yang memuat 7 tujuh lori sekali merebus TBS. Lori fruit
cages mempunyai kapasitas 5 ton TBS unit dengan memakai “bronze
bushing ” dan Roller Bearing. Sterilizer dioperasikan secara automatis.
Dengan sistem automatis bisa melaksanakan perebusan “triple peak” yang banyak digunakan di beberapa PMKS di Sumatera Utara.
3 Stasiun Penebah Threshing Station Hoisting Crane
satu unit yang dioperasikan di atas lantai dengan ketinggian ± 7 m untuk mengangkat fruit cages. Fruit Cages diangkat ± 50
cm diatas lantai dan 1 satu unit Bunch Conveyor serta 1 satu unit mesin penebah Thresher.
4 Stasiun Kempa Pressing Station Kempa screw press sebanyak 2 dua unit dengan kapasitas 15 ton
TBSjam dan sebanyak 2 dua unit mesin pelumat Digester dengan kapasitas 3.500 L.
5 Stasiun Pemurnian Clarification Station Stasiun pemurnian ada sebanyak 3 tiga unit mesin Sludge Centrifuge dan 2
Universitas Sumatera Utara
dua unit mesin Purifier dan 1 satu unit mesin pengering Vacuum Dryer merupakan mesin-mesin pemurnian termasuk perlengkapannya, seperti
pompa vakum, pompa transfer dan lain-lain. Pemurnian secara terus- menerus continue melalui sistem ini 5 lima unit tangki, yaitu :
1. Continuous Settling Tank C.S.T 2. Sludge Oil Tank S.O.T
3. Hot Water Tank H.W.T 4. Pure Oil Tank P.O.T
5. Sludge Drain Tank S.D.T 6 Stasiun Kernel Kernel Recovery Plant
Cracked mixture akan diproses dengan memakai proses kering yaitu “Dry
Separation Coloumn ”, dimana kernel utuh dikirim langsung ke kernel silo
kemudian kernel dan sebagian cangkang shell akan dikirim ke hydrocyclone
untuk pemisahan selanjutnya melalui LTDS dan hydrocyclone
. Kernel yang kering akan ditimbun di Bulk Silo. 7 Water Supply
Yang termasuk dalam water supply adalah : 1. Raw Water Treatment Plant
2. Boiler Feed Water Treatment Plant 8 Steam Boiler
Steam Boiler 1 satu unit ketel diperlukan untuk proses PMKS termasuk
menggerkakkan turbin. Ketel dengan kapasitas 20.000 kgjam, merupakan ketel pipa air Water Tube Boiler dan uapnya merupakan “Superheated
Steam ” dan mempunyai temperatur 260°C dan tekanan 21 kgcm².
Universitas Sumatera Utara
9 Pembangkit Tenaga Listrik Generator Turbin kapasitas 900 KW 1 satu unit dan 2 dua unit diesel generator set
350 KW 400 KVA dan 200 KW untuk start upshut down boiler. 10 Pengendalian Air Limbah Effluent Treatment Plant
Pengendalian air limbah PMKS melalui kolam limbah menggunakan cooling tower, pompa recirculation, surface aerator
dan pipa-pipa termasuk pipa untuk pembuatan kolam limbah. Lampiran 1.
5.3.1.3 Proses Produksi
Proses pengolahan TBS menjadi minyak sawit dan minyak inti sawit, terdiri dari proses ekstraksi secara mekanis dilanjutkan dengan proses pemurnian. Dimana
pentahapan pengolahan atau diagram alir proses produksi dari TBS sampai menjadi CPOPKO. Adapun beberapa Stasiun Proses Pengolahan TBS menjadi CPO dan
PKO di PT. Beurata Subur Persada secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Stasiun Penerimaan TBS Tandan buah segar TBS yang diterima dari kebun di angkut dengan truk atau
trailer kemudian di timbang. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui volume TBS yang masuk ke pabrik dan lain-lain. Setelah dilakukan penimbangan,
kemudian dilakukan penyortiran untuk menentukan berapa persen TBS yang layak diterima untuk diproses. Kemudian disimpan di Loading Ramp sebelum dapat
diproses pada proses pengolahan pertama sterilisasi. Sebaiknya dari proses penerimaan, penimbangan sampai penyimpanan, waktu yang dipergunakan harus
sependek mungkin, untuk dapat menghindari penurunan kualitas. 2 Stasiun perebusan Sterilizer
Universitas Sumatera Utara
Tahapan pertama dalam proses ekstraksi minyak dan kernel dari TBS setelah ditimbang adalah proses perebusan. Keberhasilan dalam proses perebusan akan
sangat mempengaruhi effisiensi dari proses ekstraksi. 3 Stasiun Penebah Threshing Station
Selanjutnya TBS yang sudah direbus dilanjutkan pada stasiun penebah untuk memisahkan berondolan dan janjangan agar berondolan saja yang dipress untuk
mendapatkan CPO dan PKO. 4 Stasiun Kempa Pressing Station
Berondolan yang sudah terpisah dari janjangan dilakukan pelumatan dan proses kempapengepresan. Kemudian minyak yang masih bercampur air keluar melalui
dinding press cage yang mempunyai perforasi untuk dimurnikan serta ampas + biji keluar dari Cylinder press cake untuk dipisahkan. Proses pengepressan merupakan
dasar perhitungan kapasitas pabrik, oleh sebab itu harus dioperasikan secara optimal.
5 Stasiun Pemurnian Clarification Station Crude Oil
dan air yang keluar dari screw press pada proses pengepressan di pompakan ke crude oil gutter sebelum masuk ke sand trap tank. Kemudian dari
sand trap dialirkan ke vibrating screen saringan getar, untuk memisahkan serabut
fiber yang terbawa. Saringan getar ini adalah saringan berganda yang berfungsi untuk menyaring minyak crude oil yang masih mengandung kotoran. Minyak
kemudian ditampung dalam separating tank. Minyak yang keluar dari separating tank dimurnikan dalam purifier oil purifier secara sentrifugal untuk menurunkan
kadar air dan kotoran. Selanjutnya dikeringkan lagi dengan alat Vacuum Dryer karena kadar air Moisture content dari minyak yang keluar dari purifier masih
tinggi, supaya kadar asam lemak bebas FFA minyak tidak naik terlalu cepat
Universitas Sumatera Utara
selama penyimpanan dalam storage tank. 6 Stasiun Kernel Kernel Recovery Plant
Setelah selesai pemisahan ampas dan nuts yang keluar dari screw press masuk ke dalam depericarper. Selanjutnya nuts diolah pada satasium kernel untuk mendapat
PKO. Biji-biji tersebut dikeringkan dengan udara panas dalam silo untuk menurunkan kadar air yang ada pada inti kernel dan pada cangkang shell supaya
mudah pemisahan inti dengan cangkang. Pemisahan dilakukan dengan dry separator system, Sebelum dipisahkan terlebih dahulu biji dipecahkan dengan nut cracker.
Inti kernel yang sudah terpisah dikeringkan lagi dalam silo Kernel Silo, kemudian kernel yang sudah kering sebagian diolah di kernel plan dengan sistim
press. 7 Water Supply
Stasiun ini mendistribusikan air untuk keperluan pabrik, perumahan dan kantor. 8 Steam Boiler
Stasiun ini mendistribusikan steam untuk turbin sebagai penggerak generator untuk keperluan pabrik, perumahan dan kantor.
9 Pembangkit Tenaga Listrik Generator Stasiun ini menditribusikan listrik untuk keperluan pabrik, perumahan dan kantor
ketika turbine tidak beroperasi.
5.3.1.4 Mutu Produk
Kualitas CPO terutama ditentukan oleh kadar asam lemak bebas atau free fatty acid ALB atau FFA, dan Kadar Kotoran. Biasanya TBS yang dipanen menurut kriteria
matang yang normal mengandung kadar FFA = 1,2 persen. Pada saat memanen, kemudian ditumpuk dan menunggu transportasi ke pabrik akan naik 0,75 persen
dan selama pengolahan FFA akan naik sekitar 0,3 persen. Jadi CPO yang baik mutunya pada saat akan dipasarkan mengandung FFA sekitar 2,5 persen Siregar,
Universitas Sumatera Utara
2003. Mutu minyak kelapa sawit yang baik, umumnya mempunyai:
1. Kadar air 0,1 2. Kadar kotoran 0,01
3. Kandungan asam lemak bebas, serendah mungkin. yaitu 2 4. Bilangan peroksida 2
5. Bebas dari warna merah kuning, tidak berwarna hijau, harus berwarna pucat dan jernih.
6. Kandungan logam berat serendah mungkin, bahkan bebas dari ion logam. Berdasarkan aspek teknis secara umum tidak di temukan hambatan yang berarti
aktivitas proses produksi dan operasional pabrik minyak kelapa sawit terutama menyangkut ketersediaan bahan baku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan pabrik minyak kelapa sawit dengan kapasitas produksi 30 ton TBS per jam dari segi aspek teknis sangat mendukung dan layak untuk dilaksanakan.
5.3.2 Aspek Sosial