Dalam sis produk
menghasi menghasi
sawit ada proses pe
tahapan p pengolaha
2002 da
Gambar 1
Dari pen Pembang
Dumai pr bunga 20
ton TBS stem pengo
yang akan ilkan CPO
ilkan PKO alah proses
emurnian. proses yang
an TBS m apat dilihat p
1. Alur Pros
nelitian-pen gunan Pabrik
rovinsi Riau persen men
S per jam olahan kela
dihasilkan Crude Palm
Palm Kern ekstraksi C
Secara kes berjalan se
menjadi C pada Gamb
ses Pabrik M
nelitian ter k Mini CPO
u. Hasil da nunjukkan
layak un apa sawit di
n. Pertama m Oil
, dan nel Oil
. Pad CPO secara m
seluruhan cara seimba
CPO menur bar 1.
Minyak Kel
rdahulu, H O Untuk M
ari analisis bahwa pe
ntuk dilaks ikenal dua j
a adalah kedua adal
da prinsipny mekanis da
proses ters ang dan terk
rut Pusat
lapa Sawit
Harahap 2 Meningkatka
kelayakan i endirian PM
sanakan. S enis proses
proses pen ah proses p
ya proses pe ari TBS yan
sebut terdir kait satu sam
Penelitian
Kapasitas 3
2003 men an Ekonom
investasi pa MKS mini
ementara m s sesuai de
ngolahan u pengolahan u
engolahan k ng diikuti de
ri dari beb ma lain. Tah
Kelapa
30 Ton TBS
ngenai Pro mi Lokal di
ada tingkat CPO kapas
melalui an 22
engan untuk
untuk kelapa
engan berapa
hapan Sawit
Sjam
ospek i kota
suku sitas 5
nalisis
Universitas Sumatera Utara
sensitivitas menunjukkan bahwa batas toleransi perubahan harga TBS untuk PKS mini CPO ini adalah Rp.575 per kg.
Dampak yang dirasakan dari pembangunan PKS mini CPO kapasitas 5 ton TBS per jam secara analisis kualitatif dapat dirasakan, seperti terbukanya
lapangan kerja bagi masyarakat setempat, terciptanya pembangunan sarana dan prasarana fisik dan timbulnya industri-industri kecil dari hasil produk kelapa
sawit beserta turunannya. Akan tetapi secara kuantitatif seperti berapa besar tingkat pendapatan masyarakat setempat sebagai dampak pembangunan PKS
mini CPO tidak dapak dibuktikan. Pola yang paling tepat untuk membangun PKS mini CPO di Kota Dumai Provinsi Riau adalah melalui pola koperasi
usaha perkebunan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat selaku anggota koperasi.
Hasil penelitian Hartopo 2005 tentang Analisis Kelayakan Finansial Pabrik Kelapa Sawit Mini, Studi Kasus Pabrik Kelapa Sawit Aek Pancur,Tanjung
Merawa, Medan, Sumatera Utara. Bedasarkan hasil uji kelayakan, kegiatan investasi pembangunan industri PKS Mini kapasitas olah 5 ton TBS per jam
dinyatakan layak dari semua kriteria investasi. Hasil kriteria investasi yang digunakan berturut-turut sebagai berikut : NPV = Rp 1.711.942.000 ; IRR =
28,22 persen ; Net BC Ratio = 1,827 dan payback period Sembilan tahun. Analisis sensitivitas PKS mini pada skenario pertama yang menggunakan harga
beli TBS sebesar Rp 508,17 per kg TBS dengan rendemen minyak 19 persen dan rendemen inti 3,5 persen, menurut kriteria kelayakan dinyatakan
layak. Dalam skenario tersebut, PKS mini dapat beroperasional dengan baik pada NPV = Rp. 483.478.000 ; IRR = 17,19 persen; Net BC Ratio = 1,181 dan PP 10
Universitas Sumatera Utara
tahun. Sedangkan skenario dua tiga menurut kriteria investasi usaha pembangunan PKS mini dinyatakan tidak layak sama sekali. Skenario dua
menggunakan harga beli TBS sebesar Rp 713 per kg dengan rendemen 21 persen dan rendemen inti 4 persen, skenario tiga menggunakan harga beli TBS sebesar
Rp. 643,25 per kg dengan rendemen minyak 19 persen dan rendemen inti 3,5 persen. Hal ini dapat disimpulkan bahwa harga beli TBS dan kualitas rendemen
sangat berpengaruh terhadap kelayakan PKS mini. Hasil analisis eksternalitas atau dampak adanya PKS mini menimbulkan
eksternalitas positif maupun negatif bagi lingkungan sekitar. Eksternalitas positif yang ditimbulkan, yaitu 1 sarana dan prasarana pendukung yang lebih
baik seperti listrik, telepon, dan jalan raya; 2 biaya transportasi TBS yang dimiliki oleh kebun rakyat dan swasta lebih rendah dan pendapatan masyarakat
menjadi meningkat. Eksternalitas negatif antara lain 1 kerusakan yang ditimbulkan PKS mini seperti air sungai yang jelek, kebisingan mesin PKS yang
bekerja 20 jam per hari dan kendaraan angkut minyak CPO maupun TBS, dan polusi udara; 2 keamanan dari lingkungan di kebun rakyat dan swasta seperti
pencurian TBS; 3 penyelewengan yang dilakukan oleh pihak pabrik masalah timbangan TBS yang masuk ke pabrik.
Pada penelitian terdahulu Harahap dan Hartopo sama-sama menganalisis pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 5 ton TBS per jam mini dengan alat
analisis yang sama. Sedangkan pada penelitian kali ini yang dianalisis adalah pabrik kelapasawit dengan kapasitas 30 ton TBS per jam serta berbeda dalam
pendekatan penggunaan indikator sensitivitas yang digunakan dalam penelitian.
2.1.5. Investasi Pabrik Kelapa Sawit