Aspek Manajemen 1 Bentuk dan Struktur Organisasi

kebijakan pemerintah daerah terhadap kegiatan investasi tersebut. Kebijakan itu antara lain; memperpendek rantai birokrasi perizinan; membebaskan PPN dalam jangka waktu tertentu; atau pengurangan pemotongan pajak penghasilan. Sehingga biaya produksi dapat ditekan. Dampak lain dengan adanya proyek PMKS adalah penanganan limbah PMKS, yakni menghindari buangan limbah tidak langsung dilakukan ke perairan bebas misalnya sungai, sehingga perusahaan dinilai memiliki tanggung jawab di dalam menjaga kelestarian lingkungan. 5.3.3. Aspek Manajemen 5.3.3.1 Bentuk dan Struktur Organisasi Bentuk badan usaha yang digunakan adalah perusahaan terbatas PT. Struktur organisasi yang merupakan keseluruhan dari organisasi manajemen proyek pembangunan PMKS disajikan pada Gambar 3 Sumber : PT. Beurata Subur Persada Gambar 3. Struktur Organisasi Bentuk badan usaha yang digunakan adalah perusahaan terbatas PT dengan nama ditentukan dikemudian hari berdasarkan keputusan bersama para pemegang saham. Manager KTU Asisten Krani Produksi Pembukuan Mandor Pabrik Bagian PembelianPenjual Mandor Bengkel Krani Bagian Laboratorium Security Operator Proses Universitas Sumatera Utara Struktur organisasi yang merupakan keseluruhan dari organisasi manajemen proyek pembangunan PMKS. Pembangunan dan segala aktivitas yang berkaitan dengan pengoperasian secara sentralistik dikendalikan oleh top manajemen. Sedangkan pelaksanaan kegiatan produksi dan operasional PMKS didelegasikan langsung kepada manajer pabrik. Berdasarkan hasil analisis aspek manajemen menunjukkan bahwa dari aspek organisasi manajerial dan ketersediaan kebutuhan tenaga kerja cukup mendukung untuk pengelolaan dan pengoperasian pabrik, sehingga pembangunan PMKS layak untuk dilaksanakan.

5.3.3.2 Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan dan rekruitmen tenaga kerja mulai dilakukan pada saat masa kontruksi tetapi dalam jumlah terbatas. Pada umumnya merupakan tenaga kerja kontraktor pelaksana pembangunan pabrik. Rekruitmen tenaga kerja dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap pertama dilakukan untuk keperluan pengawasan dan alih teknologi pabrikasi pabrik kelapa sawit. Tahap berikutnya dilakukan untuk kebutuhan tenaga kerja pada saat pabrik beroperasi secara komersial. Komposisi penggunaan tenaga kerja untuk pengoperasian pabrik minyak kelapa sawit, terdiri dari tenaga kerja staf dan non staf. Komposisi penggunaan tenaga kerja untuk pengoperasian pabrik di bagi menurut tugas, wewenang dan fungsi dari pekerjaan yang ada sesuai dengan tingkat kebutuhan. Sebelum ditempatkan, semua tenaga kerja terlebih dahulu di berikan pelatihan dan training. Jumlah kebutuhan tenaga kerja pabrik seluruhnya diperkirakan 113 orang dengan komposisi; tenaga kerja proses sebanyak 49 orang, tenaga kerja kantor sebanyak 18 orang, laboratorium sebanyak 11 orang, security 12 Universitas Sumatera Utara orang, tenaga kerja bengkel 20 orang, office boy 1 orang, tukang kebun 1 orang, supir 1 orang. Tabel 17. Komposisi Pengunaaan Tenaga Kerja PMKS Kapasitas 30 ton TBSJam Jabatan Jumlah orang Manajer Asisten Manager KTU Adm keuangan Kepala Departemen Proses Kantor Keamanan Laboratorium Sopir Bengkelworkshop office boy Tukang Kebun 1 3 1 2 49 11 12 11 1 20 1 1 Jumlah 113 Berdasarkan analisis aspek manajemen menunjukkan bahwa dari aspek organisasi manajerial dan ketersediaan kebutuhan tenaga kerja cukup mendukung untuk pengelolaan dan pengoperasian pabrik, sehingga pembangunan pabrik kelapa sawit layak untuk dilaksanakan.

5.3.4. Aspek Pasar