Metode Pengumpulan Data Analisis grafik Analisis Statistik

Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah bank yang terpilih jadi sampel penelitian adalah sebanyak 24 bank. Sehingga jumlah data observasi dalam penelitian ini adalah 5 tahun x 24 sampel adalah 120 data observasi.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang dipergunakan berupa data sekunder dari laporan historis rasio keuangan masing-masing perusahaan perbankan. Data yang digunakan merupakan gabungan data antara bank cross section dan antar waktu time series yang disebut juga dengan polling data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan perbankan selama tahun 2008-2012 melalui; 1. Website BEI www.idx.co.id 2. Indonesian Capital Market Dictionary ICMD

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Lubis 2012, definisi operasional merumuskan secara jelas dan ringkas variabel-variabel serta indikator yang mempengaruhinya bila ada agar dapat dengan mudah dimengerti dan diukur. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh komponen dari Intellectual Capital, Capital Adequacy Ratio, Ukuran Perusahaan dengan Leverage sebagai pemoderasinya terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 4.5.1 Variabel Bebas Independent Variabel 4.5.1.1 Intellectual Capital X1 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Intellectual Capital, Capital Adequacy Ratio serta Ukuran Perusahaan. Intellectual Capital adalah modal pengetahuan sumber daya yang diukur kinerjanya berdasarkan efisiensi value added VA yang dihasilkan dari komponen-komponen Intellectual Capital yaitu Human Capital, Structural Capital dan Physical Capital. Adapun formulanya adalah; VA = OP + EC + D + A dimana; OP = Operating profit EC = Employee costs D A = Depreciation Amortisation

4.5.1.1.1 Physical Capital

Bentuk pengukuran yang digunakan adalah dengan cara menghitung value added dari physical capital itu sendiri yang dikenal dengan istilah value added Capital Employed VACA yaitu perbandingan antara value added dengan capital employed atau modal fisik yang bekerja. Adapun Capital Employed CE merupakan modal fisik yang digunakan atau nilai buku dari aktiva neto. Menurut Ghozali dan Chariri 2007, total aktiva neto merupaka selisih antara total aktiva dengan kewajiban yang dirumuskan sebagai berikut; VACA = Universitas Sumatera Utara

4.5.1.1.2 Human Capital HC

Human Capital adalah pengetahuan, keahlian atau skill dan pengalaman yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya dalam layanan professional. Menurut Ulum 2009, Human Capital dihitung dari pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk Human Capital itu sendiri berupa beban gaji dan upah, pelatihan dan lain-lain selama satu periode. Pengukurannya adalah melalui Value Added Human Capital atau dikenal dengan istilah VAHU yaitu dengan membandingkan Value Added terhadap Human Capital-nya. Formulanya adalah sebagai berikut ; = Rasio ini menunjukkan seberapa besar kontribusi yang dikeluarkan dalam setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added-nya.

4.5.1.1.3 Structural Capital SC

Stewart 1997, Structural Capital adalah pengetahuan yang akan tetap berada dalam perusahaan. Modal struktural meliputi perihal seperti gedung, perangkat keras, perangkat lunak, proses, paten, dan hak cipta. Contoh lain yang termasuk dalam structural capital adalah membangun sistem seperti database sehingga orang dapat saling berhubungan dan belajar satu sama lain dan kemudahan berbagi pengetahuan serta bekerja sama antar individu dalam organisasi. Contoh lainnya adalah struktur organisasi, petunjuk proses, strategi, rutinitas, software, hardware dan semua hal yang nilainya terhadap perusahaan lebih tinggi dari pada nilai materialnya. Universitas Sumatera Utara Pengukuran dilakukan terhadap value added dari nilai strukturalnya, dikenal dengan istilah Structural Capital Value Added STVA yaitu rasio dari SC terhadap VA. Rumusannya adalah sebagai berikut; = , dimana SC = VA - HC Rasio ini diartikan untuk mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

4.5.1.2 Capital Adequacy Ratio X2

Menurut Sihombing 1990, Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko kredit, surat berharga dan tagihan pada bank lain yang ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Rasio ini menunjukkan besarnya kecukupan modal yang dimiliki bank. Semakin efisien modal yang digunakan untuk aktivitas operasionalnya mengakibatkan bank mampu meningkatkan pemberian kredit sehingga akan mengurangi tingkat resiko. Rumusnya adalah sebagai berikut; CAR = Dimana ATMR adalah Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

4.5.1.3 Ukuran Perusahaan X3

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan perbankan. Variabel ukuran perusahaan diproxykan dalam logaritma Universitas Sumatera Utara natural Ln dari total aset, karena masing-masing bank memiliki total aset dengan nilai selisih yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan nilai yang ekstrim. Menurut Sudarmadji dan Sularto 2007, rumus ukuran perusahaan diformulasikan sebagai berikut; Ukuran Perusahaan = LnTotal Aktiva

4.5.1.4 Leverage Variabel Moderating

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel moderating adalah leverage. Untuk melihat seberapa besar leverage yang digunakan perusahaan dapat diukur melalui rasio yaitu rasio yang menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan. Dengan menunjukkan berapa persentase aktiva perusahaan yang didanai oleh hutang dan persentase sisanya didanai oleh ekuitas pemegang saham. Pada penelitian ini menggunakan rasio aset yang dibiayai oleh hutang atau dikenal sebagai “debt to assets ratio” DAR, dirumuskan sebagai berikut Sinuraya,1999; =

4.5.2 Variabel Terikat Dependent Variabel Y

Kinerja keuangan adalah kemampuan aset yang dimiliki bank untuk menghasilkan laba atau profitabilitas. Alat ukur yang digunakan untuk menentukan kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah Return on Asset ROA. Rasio ini mengukur seberapa besar profit yang diciptakan atas setiap dollar atau rupiah aset yang diinvestasikan. ROA dalam perbankan dirumuskan sebagai berikut; Universitas Sumatera Utara ROA = Adapun definisi operasional variabel, parameter variabel dan skala pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut ini; Tabel 4.3 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Return on AssetY Kemampuan aset yang dimiliki bank dalam menghasilkan laba. Atau besarnya profit yang diciptakan atas setiap dollar aset yang diinvestasikan = Laba Setelah Pajak Total Aset Rasio Capital Adequacy Ratio Kekuatan modal bank dibandingkan aktiva tertimbang menurut resiko = Modal Bank ATMR Rasio Intellectual Capital VAIC TM Besarnya Modal Intelektual yang dihasilkan melalui efisiensi nilai tambah dengan penjumlahan dari komponen- komponen Modal Intelektual yaitu Phisical Capital, Human Capital da Struktural Capital. VAIC TM = VACA + VAHU + STVA Rasio Ukuran Perusahaan Besar kecilnya perusahaan dilihat dari total aktivanya yang dilogaritmakan. Size = LnTotal Aktiva Rasio Leverage M Pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan berapa persentase aktiva aset perusahaan yang didanai oleh hutang. = Total hutang Total Asset Rasio

4.6 Metode Analisis Data

Menurut Lubis 2012, metode ini ditujukan untuk menguraikan dengan jelas dan ringkas mengenai metode dan teknik analisis data yang akan digunakan termasuk alat yang dipakai dalam menjalankan penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda dan uji residual sebagai pemoderasi dengan bantuan Software SPSS for Windows. Universitas Sumatera Utara

4.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang profil dari sampel penelitian. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai rata-rata atau mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum.

4.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi adalah uji asumsi klasik. Uji ini meliputi; uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

4.6.2.1 Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali 2006, ada dua cara untuk mendeteksi apakah dalam model regresi, nilai residual berdistribusi normal atau tidak yaitu uji melalui analisis grafik histogram dan probality plots serta uji statistik yang dikenal dengan uji Kolmogolov-Smirnov K-S.

a. Analisis grafik

Untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara observasi dengan distribusi yang mendekati Universitas Sumatera Utara distribusi normal. Metode lain adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual yang akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Analisis Statistik

Uji statistik adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov K-S untuk menentukan normalitas distribusi residual. Jika sig atau p-value 5 maka data berdistribusi normal dan jika sig atau p-value 5 maka data tidak berdistribusi normal.

4.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2006, Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara variabel independen. Bila hasil uji SPSS memiliki korelasi 0.95 maka ada indikasi multikolineritas. Uji Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor dan nilai ToleranceValue. Batas VIF adalah 10 dan nilai Tolerance Value adalah 0.1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0.1 maka terjadi multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika suatu model regresi mengandung multikolinearitas maka Universitas Sumatera Utara kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel dependen.

4.6.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2006, Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t -1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah bebas autokorelasi. Alat uji untuk mendeteksi autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson DW-test. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut; 1. Bila nilai DW lebih kecil dari -2, berarti terdapat autokorelasi positif 2. Bila nilai DW berada diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi 3. Bila nilai DW lebih besar dari +2, maka terdapat autokorelasi negatif

4.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual data yang ada. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Alat uji yang digunakan adalah sebagai berikut; a. Dengan melihat Grafik Plot, dimana deteksi dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola yang terdapat pada grafik scatterplot. Apabila ada pola tertentu seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit maka diindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara b. Uji Glejser, dapat dilihat apabila terdapat signifikansi secara statistik dari variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Jika probabilitas signifikan diatas alpha 5 maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas dan jika probabilitas signifikan dibawah tin gkat α 5 maka model regresi terjadi heteroskedastisitas.

4.7. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 139 103

EFEK INTELLECTUAL CAPITAL DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 5 21

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Keuangan - Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Capital Adequacy Ratio Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Dengan Leverage Sebagai

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Capital Adequacy Ratio Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL MODERATING TESIS

0 3 16

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Perbanas Institutional Repository

0 0 17