sinergi karena adanya kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu dalam organisasi dan semua hal selain manusia yang berasal dari
pengetahuan yang berada dalam suatu organisasi, termasuk struktur organisasi, petunjuk proses, strategi, rutinitas, software, hardware dan semua hal yang
nilainya terhadap perusahaan lebih tinggi daripada nilai materialnya. Demikian halnya dengan fisical capital dan human capital, structural
capital juga akan bernilai tambah dan bermanfaat apabila dilakukan aktivitas terhadapnya. Diindikasikan bagaimana keberhasilan
SC yang dibutuhkan perusahaan dalam menciptakan nilai. Pengukurannya dilakukan dengan jumlah
rasio SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan Rp 1 dari VA, lebih dikenal dengan “structural capital value added” atau disingkat dengan STVA.
Formula perhitungannya adalah; STVA =
dimana SC = VA – HC Jadi Modal Intelektual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal
intelektual yang diukur berdasarkan pengukuran dari model value added yang diproksikan dari physical capital, human capital dan structural capital, seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penjumlahan dari ketiganya dikenal dengan VAIC
TM
. Menurut Ulum 2009, pengukuran value added dari modal intellektual formulanya adalah sebagai berikut;
VAIC
TM
= VACA + VAHU + STVA
2.1.3 Capital Adequacy Ratio CAR
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan
modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Salah satu alat ukur yang dipakai dalam menilai kesehatan bank adalah CAR. CAR merupakan rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal
sendiri disamping memperoleh dana dari sumber-sumber diluar bank. Peranan modal sangat penting bagi bank untuk kepentingan ekspansi dan juga digunakan
sebagai “buffer” untuk menyerap kerugian kegiatan usaha. Menurut Peraturan Bank Indonesia tahun 2013, menyebutkan bank wajib memenuhi ketentuan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM yang berlaku untuk peningkatan modal.
Menurut Mulyono 1999, analisis tentang permodalan disebut juga sebagai analisis solvabilitas, atau juga disebut capital adequacy analysis, bertujuan untuk
mengetahui apakah kecukupan modal bank digunakan untuk mendukung kegiatan bank secara efisien, apakah permodalan bank mampu menyerap kerugian-
kerugian yang tidak dapat dihindarkan, dan apakah kekayaan bank kekayaan pemegang saham akan semakin besar atau semakin kecil.
Menurut Sihombing 1990 CAR adalah metode mengukur tingkat
kecukupan modal terhadap tingkat resiko yang ditimbulkan aset. K ecukupan
modal menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal dan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap
besarnya modal bank. Menurut Manurung 2004 semakin tinggi nilai CAR maka semakin baik
bank dalam membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas, berarti semakin tinggi CAR maka bank akan
semakin liquid. Menurut Darmawi 2012 angka rasio CAR menurut bank Indonesia
mengacu pada standar ketetapan Bank for International Settlements yaitu minimal 8, jika rasio CAR sebuah bank berada dibawah 8 berarti bank tersebut tidak
mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha bank, kemudian jika rasio CAR diatas 8 menunjukkan bahwa bank tersebut semakin
solvable. Secara umum rasio CAR dirumuskan sebagai berikut:
CAR = Dimana Modal Bank dalam laporan keuangan termasuk dalam modal inti dan
modal pelengkap. Termasuk ke dalam modal inti adalah modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu dan laba
tahun berjalan dan laba bersih anak perusahaan. Sementara Modal Pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif,
pinjaman subordinasi dimana nilainya setinggi-tingginya 100 dari modal inti. Menurut Siamat 2004 semakin tinggi solvabilitas suatu bank maka
semakin baik bank tersebut dalam mengelola aset-aset yang beresiko sehingga
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan profit perbankan dan kinerja bank akan meningkat pula. Dalam hal ini kecukupan modal dapat menyerap kerugian-kerugian yang ditanggung bank.
Menurut Riyadi 2003 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yaitu aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif
sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis
aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas
penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
2.1.4 Ukuran Perusahaan