meningkatkan profit perbankan dan kinerja bank akan meningkat pula. Dalam hal ini kecukupan modal dapat menyerap kerugian-kerugian yang ditanggung bank.
Menurut Riyadi 2003 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yaitu aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif
sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis
aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas
penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Size
Ukuran perusahaan adalah suatu skala perusahaan yang dapat diklasifikasikan menurut ukuran total aset, nilai pasar saham, total penjualan.
Menurut Husnan 1993, Ukuran perusahaan dinilai melalui analisa “common size
” dengan melihat total aktiva dan penjualan. Secara umum bahwa perusahaan yang lebih besar mampu menciptakan laba yang lebih besar dibandingkan
perusahaan kecil, karena perusahaan besar dapat mengalokasikan perputaran aset- nya untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar. Hal ini menjadikan
kecenderungan investor lebih percaya menanamkan modalnya ke perusahaan dengan ukuran besar dibandingkan perusahaan berukuran kecil. Perusahaan besar
juga cenderung lebih mudah memperoleh sumber dana keuangan dibanding perusahaan berukuran kecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka akan semakin bagus kinerjanya Sugiarto, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dilihat berdasarkan total aset yang dimilikinya. Sejalan dengan penelitian Sudarmadji dan Sularto 2007, total
aktiva dianggap relatif lebih stabil dibanding nilai pasar saham dan penjualan. Variabel ukuran perusahaan diproxykan dalam logaritma natural Ln dari total
aset, karena masing-masing bank memiliki total aset dengan nilai selisih yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan nilai yang ekstrim. Formulasinya adalah
sebagai berikut; Ukuran Perusahaan Size = LnTotal Aktiva
2.1.5 Leverage
Faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang leverage dimana sumber utama pendapatan bank berasal dari dana masyarakat dari kegiatan
penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Bagi bank, penghimpunan dana dari masyarakat merupakan hutang yang harus dibayarkan pada waktu
tertentu. Menurut Siamat 2004, penggunaan dana masyarakat yang menjadi aset bank dalam mendanai penyaluran kredit masyarakat sesuai dengan manajemen
kredit normalnya berkisar 70-80. Menurut Ghozali dan Chariri 2007 hutang sering disebut sebagai klaim tertentu pada pihak lain terhadap aktiva, hal ini
disebabkan perusahaan dapat memiliki aktiva atau jasa karena adanya pihak lain yang menyediakan dana untuk memperoleh aktiva atau jasa tersebut. Untuk
melihat seberapa besar leverage yang digunakan perusahaan dapat diukur melalui rasionya. Menurut Roden dan Christy 1986 rasio leverage adalah sejauhmana
aset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sinuraya 1999 rasio leverage menggunakan total aktiva yang dibiayai oleh hutang atau dikenal sebagai “debt to assets ratio” DAR,
dirumuskan sebagai berikut; DAR =
Menurut Atmaja 2008 semakin rendah hutang dari dana kreditur maka semakin aman baginya dalam memperoleh dananya kembali. Sebaliknya bagi
pemilik perusahaan mungkin lebih menyukai rasio leverage tinggi dengan pertimbangan untuk memperbesar tingkat keuntungan, namun apabila rasio
leverage terlalu tinggi berarti bahwa pemilik perusahaan terlalu berani berspekulasi, sehingga dikhawatirkan aset tinggi yang diperoleh dari hutang akan
meningkatkan risiko besar dalam berinvestasi saat perusahaan tidak dapat melunasi hutang tepat waktu Husnan, 1993.
Menurut Atmaja 2008 leverage dapat meningkatkan kinerja dan dapat juga menurunkan kinerja bila dihubungkan dengan resiko finansial akibat
keputusan dalam menggunakan hutang atau risiko yang timbul dari penggunaan hutang. Menurut Teori Modigliani
– Miller, jika dihubungkan dengan pajak maka penggunaan leverage akan meningkatkan kinerja perusahaan karena biaya hutang
adalah biaya yang mengurangi pajak. Hal yang perlu diperhatikan bahwa disaat kondisi perusahaan mengalami
kesulitan keuangan financial distress meningkatnya leverage akan berdampak pada menurunnya kinerja bank karena bank tidak mampu membayar biaya bunga
yang besar dan berdampak pada kebangkrutan bankruptcy. Teory Trade Off menyatakan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan kinerja perusahaan
Universitas Sumatera Utara
hanya sampai pada titik tertentu, setelah itu justru akan menurunkan nilai perusahaan karena keuntungan perusahaan tidak sebanding dengan biaya financial
distress. Jadi dapat disimpulkan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Soewarno 2011 yang meneliti dengan judul Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Ukuran, Jenis Industri Dan Leverage
Sebagai Variabel Moderating. Hasil penelitian menunjukkan Intellectual Capital berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Organisasi ROA maupun
Market to Book Value atau MB namun berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan Organisasi Assets Turn Over atau ATO, Ukuran perusahaan
tidak memoderasi hubungan Intellectual Capital dengan Kinerja Keuangan Organisasi baik ROA, MB, maupun ATO, Jenis Industri memoderasi hubungan
Intellectual Capital dengan Kinerja Keuangan Organisasi ROA dan MB namun tidak memoderasi hubungan Intellectual Capital dengan Kinerja Keuangan
Organisasi ATO, Industri non manufaktur memberikan efek moderasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri manfaktur terhadap hubungan Intellectual
Capital dengan Kinerja Organisasi ROA dan MB serta Leverage memoderasi hubungan Intellectual Capital dengan Kinerja Keuangan Organisasi ROA dan
MB namun tidak memoderasi hubungan Intellectual Capital dengan Kinerja
Keuangan Organisasi ATO.
Universitas Sumatera Utara