B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah, a Citra dijital satelit Landsat ETM tanggal 12 Mei 2001 yang diperoleh dari PPLH IPB Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor. b Peta kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak skala 1:50.000 dari JICA, peta digital kontur, peta
administrasi kawasan Gunung Salak, dan peta jenis tanah kawasan Gunung Salak yang diperoleh dari PPLH IPB. c Bahan untuk pembuatan herbarium, berupa:
alkohol 70, label, sasak bambu, koran bekas, kertas karton, kantong plastik besar 40 x 110 cm, dan kantong plastik berbagai ukuran.
2. Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan adalah, a Perangkat komputer, perangkat lunak Microsoft Office 2003, Erdas Imagine ver. 8.5, ArcView ver. 3.3 beserta
file ekstensionnya, dan SPSS ver. 13. b Alat pengecekan lapangan: GPS Garmin Extrex Vista, kompas geologi, klinometer sunto, dan altimeter. c Alat
dokumentasi berupa kamera dijital Canon Power Shoot A95 5 Mp dan baterai charger sebanyak 4 buah. d Peralatan inventarisasi vegetasi, berupa: Kompas,
meteran panjang 50 m, meteran pendek 10 m dari logam, pita diameter, gunting stek, dan patok-patok dari bambu atau kayu, tali plastik, cat untuk
penomoran. e Alat tulis menulis dan e Peralatan jelajah lapangan.
C. Cara Kerja
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam
melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Pendahuluan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan tempat pengambilan data akan dilaksanakan. Hal ini di lakukan melalui penjajakan awal
ke lokasi penelitian. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pengambilan data sekunder dari berbagai instansi terkait dan penduduk di sekitar kawasan Gunung
Salak.
2. Penentuan Area Kajian dan Model Cuplikan Vegetasi
Pengambilan sampel vegetasi dilakukan di empat tempat di zona sub pegunungan, Gunung Salak, yaitu pada lereng arah Utara, Selatan, Timur, dan
Barat sehingga secara ekologi seluruh kawasan dapat terwakili. Sampling vegetasi dilakukan dengan cara systematic sampling with random start dengan teknik
analisis vegetasi berupa kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak. Metode jalur untuk inventarisasi vegetasi tingkat pohon dan metode garis
berpetak untuk inventarisasi vegetasi tingkat semai dan anakan serta herba. Setiap jalur yang dibuat memiliki panjang 1000 m dan lebar 20 m. Di setiap
lereng tempat pengamatan vegetasi dilakukan, diambil unit contoh sebanyak 3 buah jalur. Peletakan jalur pertama pada setiap lokasi dilakukan secara acak dan
peletakan selanjutnya secara sistimatis dengan jarak antara jalur adalah 200 m. Peletakan jalur dilakukan memotong tegak lurus garis kontur pada arah
ketinggian.
Keterangan : Plot ukur ukuran 20 x 20 m digunakan untuk pengambilan data pohon. Plot ukur ukuran 10 x 10 m digunakan untuk pengambilan data semak dan anakan pohon. Plot ukur ukuran
5 x 5 m digunakan untuk pengambilan data herba.
Gambar 6. Desain plot penelitian. Pada setiap jalur sampling dilakukan pembagian plot-plot pengamatan
sebagai berikut: 1 plot pengamatan untuk strata pohon berukuran 20 x 20 m, 2 plot pengamatan untuk strata semak dan anakan pohon berukuran 10 x 10 m, plot
ini terletak di dalam plot pengamatan untuk strata pohon dan 3 plot pengamatan untuk strata herba berukuran 5 x 5 m, plot ini terletak di dalam plot pengamatan
untuk vegetasi tingkat semak dan anakan pohon Gambar 6. Untuk memudahkan di dalam risalah penelitian maka setiap kumpulan plot pengamatan sebanyak 10
buah dijadikan 1 buah blok pengamatan. Dengan demikian terdapat 60 buah blok pengamatan dengan luas seluruh lokasi sampling adalah
± 24 ha.
3. Tehnik Pengambilan Data a. Data Vegetasi