Perumusan Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang

hewan belum banyak mendapat perhatian. Bahkan data kuantitatif flora dan fauna dalam hutan lindung belum banyak diketahui. Putro 1997 mengatakan bahwa, Gunung Salak yang merupakan daerah yang kaya dengan spesies dapat dikatakan terbengkalai sejak lebih kurang 50 tahun yang lalu dari eksplorasi ilmiah atau pengumpulan data dasar lainnya. Banyak data mengenai gunung ini terlalu tua sehingga sulit untuk dipetakan dalam dimensi ruang dan waktu manajemen. Di antara data tersebut adalah kondisi ekologi dari vegetasi di Gunung Salak.

B. Perumusan Masalah

Sebagai bagian dari sebuah taman nasional, zona sub pegunungan dan seluruh ekosistem Gunung Salak perlu dikelola dengan perencanaan yang matang dan baik. Faktor-faktor penting untuk kegiatan tersebut adalah klasifikasi tipe vegetasi secara fisiognomi struktural dan floristik, dan juga pemahaman mengenai struktur dan komposisi vegetasi yang terkait dengan faktor abiotik di zona sub pegunungan Gunung Salak. Sampai saat ini klasifikasi tipe vegetasi secara fisiognomi struktural dan floristik untuk zona sub pegunungan, Gunung Salak belum pernah dilakukan. Jennings et al., 2003 mengatakan bahwa klasifikasi tipe vegetasi diperlukan untuk pelaksanaan manajemen ekosistem yang efektif, juga dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan, inventarisasi, restorasi, dan meramalkan berbagai tanggapan ekosistem terhadap berbagai perubahan lingkungan. Selanjutnya Webb 2000 mengatakan bahwa implikasi praktis klasifikasi tipe vegetasi terhadap manajemen lingkungan dapat terjadi pada skala ekologi regional, sistem lahan, maupun pada skala pekarangan rumah tangga. Menurut laporan Ministry of Forestry, Rep. of Indonesia JICA 2004, hubungan antara vegetasi yang merupakan komponen biotik dengan komponen abiotik dari seluruh ekosistem Gunung Salak belum banyak diketahui dan dipahami secara utuh, padahal informasi ini penting sekali untuk tujuan pengelolaan Gunung Salak sebagai bagian dari taman nasional. Kershaw 1973 mengatakan bahwa pemahaman tentang struktur vegetasi penting, karena merupakan dasar dari seluruh kegiatan pekerjaan ekologi. Menurut Kusmana 1993, struktur vegetasi harus diklarifikasi terlebih dahulu dalam rangka melaksanakan suatu manajemen yang layak berdasarkan prinsip kelestarian. Selanjutnya Lamonier 1997 mengatakan bahwa kajian organisasi spasial dari parameter-parameter floristik dan struktural vegetasi tetap merupakan kunci yang paling penting dalam kaitannya dengan permasalahan vegetasi. Spies Tunner 1999 selanjutnya mengatakan bahwa, manajemen dinamika suatu lansekap harus didasarkan pada proses-proses vegetasi yang menjadi dasar dari proses-proses ekologi yang berlangsung pada suatu ekosistem. Berdasarkan keterangan di atas, maka permasalahan vegetasi di zona sub pegunungan, Gunung Salak adalah: 1. Bagaimana sesungguhnya tipe vegetasi fisiognomi struktural, dan floristik zona sub pegunungan, Gunung Salak? 2. Bagaimana kaitan antara tipe vegetasi floristik dengan berbagai faktor abiotik zona sub pegunungan, Gunung Salak? 3. Bagaimana perubahan komposisi, struktur, kemelimpahan, keanekaragaman, dan pola penyebaran spesies serta Struktur vegetasi yang menyusun tipe vegetasi floristik sepanjang gradien lingkungan zona sub pegunungan, Gunung Salak? 4. Bagaimana preferensi spesies terhadap berbagai faktor abiotik zona sub pegunungan, Gunung Salak?

C. Tujuan Penelitian