Adanya spesies jarang dalam jumlah yang relatif banyak di duga juga merupakan salah satu faktor yang mendukung tingginya keanekaragaman spesies
di aliansi 1 Tabel 20. Whitten et al., 1988 mengatakan bahwa suatu ekosistem yang memiliki spesies jarang yang melimpah akan memiliki ruang yang lebih luas
untuk ditempati oleh banyak spesies, dan pada gilirannya akan meningkatkan keanekaragaman spesies.
Tabel 37. Deskripsi statistik nilai R pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi
Aliansi Mean
Minimum Maximum
Range Std.
Error CV N
1 2.197 1.691
2.662 0.971
0.041 11,260
36 2 1.901
0.621 2.829
2.208 0.142
30,756 17
3 1.87 1.051
2.588 1.537
0.198 28,150
7
Tabel 38. Perbedaan nilai R antara tipe vegetasi tingkat aliansi
Aliansi Test Statisticsa
1-2 1-3
2-3 Mann-Whitney U
200.5 74.5
55.5 Z
-2.010 -1.694
Keterangan: : Signifikan pada P 0,05.
Keanekaragaman spesies yang lebih rendah di aliansi 2 diduga disebabkan oleh tekanan tumbuhan bambu yang sangat kuat terhadap spesies lain sehingga
mengakibatkan spesies bersangkutan sulit untuk tumbuh. Menurut Heyne, 1987 bambu merupakan salah satu tumbuhan dengan daya tumbuh yang pesat dan
membentuk rumpun yang besar dan tinggi. Pada umumnya tumbuhan lain sulit tumbuh pada daerah yang didominasi oleh bambu.
E. Preferensi Ekologi Spesies di Setiap Aliansi Vegetasi Gunung Salak.
Komunitas tumbuhan yang diperlihatkan melalui struktur dan komposisinya memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan habitatnya. Istilah habitat secara
ekologi merujuk pada seluruh faktor fisik dan kimia yang menyusun komunitas tumbuhan. Oleh karena itu, Miyamoto et al., 2003 mengatakan bahwa usaha
untuk menyingkap asosiasi antara distribusi spesies dengan berbagai variasi faktor tanah edafik dan topografi adalah salah satu kunci yang paling penting dalam
memahami karakteristik hutan hujan tropis basah.
Tabel 39. Preferensi spesies terhadap berbagai faktor abiotik di aliansi 1
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e 1
Tarenna laxiflora
Angrip Tekstur 73,198
3 SC
a 81,425
2 2
Mallotus blumeanus
N 289,130
3 AL b
87,080 3
Calik Angin Ca
161,906 1 Curam
138,320 2
Ca 135,117
2 SC
a 76,379 1
Ca 37,000
3 Tmin
c 223,784 3
pH 225,209
1 Tmax
d 16,194
2 pH
139,590 2
193,685 3 C
organik 361,399
5 Mg
238,316 2
Mg 87,080
4 P
112,156 3
P 53,314
5 Na
266,885 2
Na 87,08
3 Tekstur 157,970
2 Tekstur 90,231
4 Kadar
Air 42,272
1 Kadar
Air 191,978
2 Kadar
Air 31,858
4 KTK
151,818 3
KTK 209,834
4 3
Pandanus punctatus
N 779,701 3
AL b
182,896 1
Cangkuang N
169,232 4
AL b 54,489
2 Ca
362,644 1
AL b 269,587 3
pH 394,606
1 AL b
253,152 4
pH 542,193
2 Curam 277,088 1
Kadar Air
33,534 1
Curam 288,668 2 Kadar
Air 428,439
2 Curam 149,110 3
Kadar Air 197,904
3 SC a 144,609
1 Kadar Air
40,170 4 SC a
100,458 2
Ca 249,232
2 Tmin c
631,485 3
Ca 138,219
3 Tmin
c 173,783 4
Mg 532,197
2 Tmin
c 72,829
5 Mg
269,587 4
Tmax d
645,883 3 Na
588,906 2
Tmax d
202,702 4 Na
269,587 3
Tmax d
41,340 5
P 131,375
1 P
139,042 2
P 237,532
3 P
111,625 4
P 114,919
5 Tekstur 443,972
2 Tekstur 225,567
3 Tekstur 162,075
4 KTK
502,433 3
KTK 401,562
4
Lanjutan Tabel 39.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e C
organik 934,012
5
4 Schefflera
aromatica N
315,324 3
AL b 90,080
1 Gompong
Ca 182,821
1 Curam
169,109 1
pH 192,612
2 Tmin
c 263,485 3
Mg 258,945
2 Tmax
d 255,505 3
P 78,405
2 P
77,350 4
Tekstur 221,710 2
KTK 198,784
3 C
organik 368,736
5 Kadar
air 198,843
2 Kadar
air 28,533
4 5
Nothaphoebe umbelhflora
N 76,385 4 AL
b 123,147
4 Huru
leer Ca
154,556 1
Curam 174,461
2 pH
178,624 2
Tmin c 237,952
3 Mg
251,603 2
Tmax d
225,609 3 P
114,726 3
Na 257,076
2 Kadar
air 187,715
2 Tekstur 172,980
2 Tekstur 90,601
4 KTK
201,555 4
C organik
355,292 5
6 Prunus arboreum AL b
71,166 1
Kawoyan Curam 126,869 1
SC a 67,733
1 7
Glochidion hypoleucum
P 62,327 5 Ki
Pare KTK
199,382 4
8 Euodea
latifolia pH 208,846 1
Tmin c
222,034 3
Ki Sampang
Tekstur 188,055 2
Tmax d
207,400 3
C organik
348,241 5
Kadar air
202,606 2
9 Eugenia oclusa Tekstur 165,165
2 AL
b 40,404 2
Ki Sirem
Tmax d
212,345 3
10 Maesopsis
eminii N
171,737 3
AL b 86,162
4 Manii
Ca 136,938
1 Curam 65,650
2 Ca
100,625 2
SC a 23,889
1 pH
119,378 1
Tmin c
204,537 3 pH
103,652 2
Tmax d
155,414 3 Mg
224,681 2
P 55,767
1 P
26,000 2
Tekstur 101,892
2 Tekstur 29,541
3 KTK
77,338 3
KTK 135,957
4 Kadar
air 112,772
2 C
organik 233,962
5 11
Cyathea contaminans
N 447,077 3
AL b
176,541 3
Pakis Sier
N 90,260
4 AL
b 217,765 4 Ca
167,573 1
Curam 177,860 1 Ca
227,472 2
Curam 175,321 2 Ca
100,293 3
Curam 117,103 3
Lanjutan Tabel 39.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e pH
264,142 1
SC a 112,167 1
pH 299,317
2 SC
a 89,257 2
Mg 304,129
2 Tmin
c 287,109 3
Mg 176,541
4 Tmin
c 213,886 4
Na 335,532
2 Tmax
d 268,118 3
Na 308,379
3 Tmax d
228,415 4
P 42,222
1 P
146,627 3
P 117,888
4 P
651,263 5
Kadar air
58,509 1
Kadar air
282,531 2
Kadar air
134,655 3
Tekstur 215,414
2 Tekstur
167,490 3
Tekstur 143,446 4
KTK 310,517
3 KTK
219,945 4
C organik
561,816 5
12 Dysoxylum
arborescens N 278,152 3
AL b
117,229 3
Panggang puyuh pH
167,315 2
Curam 85,630 3
Mg 216,622
2 SC
a 65,084 1
Mg 117,229
4 Tmin
c 227,553 3
P 68,476
1 Tmin
c 29,482
5 P
104,548 3
Tmax d
224,125 3 Na
117,229 3
Tekstur 180,636
2 Tekstur 85,041
4 KTK
210,602 3
Kadar air
28,922 4
13 Quercus
gemelliflora N
281,327 3
Pasang Batarua Ca
148,104 1
Kadar air
49,217 1
Kadar air
11,333 4
P 63,090
1 P
73,904 4
Tekstur 182,699 2
14 Castanopsis
acuminatissima Tekstur 159,859
2 Pasang putih
Kadar air 42,511
1 15
Hoersfieldia glabra
Curam 121,366
2 Piskulit
KTK 165,280
3 16
Schima wallichii
N 413,636 3
AL b
122,159 1
Puspa N
78,061 4
AL b 42,457
2 Ca
207,662 1
AL b 157,733 3
Ca 186,637
2 AL
b 151,234 4 Ca
102,804 3
Curam 152,264 1 pH
270,778 1
Curam 177,716 2 pH
226,462 2
Curam 106,201 3 Mg
326,783 2
SC a 101,024 1
Mg 157,733
4 Tmin
c 285,301 3
Na 342,365
2 Tmin c
151,694 4
Na 157,733
3 Tmin
c 31,621
5 Kadar air
77,168 1 Tmax d 38,490
2
Lanjutan Tabel 39.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e Kadar air
220,311 2 Tmax d 249,317
3
Kadar air 97,672
3 Tmax d 151,088 4
Kadar air
38,985 4
P 116,442
2 P
114,941 3
P 78,556
4 P
97,032 5
Tekstur 252,788 2
Tekstur 126,560 3
KTK 219,496
3 KTK
277,611 4
C organik
504,225 5
17 Schefflera
longifoli P 35,750 4
Ramogiling 18
Altingia excelsa
P 70,271
2 Curam
107,287 3
Rasamala pH
143,543 2
Tekstur 145,932 2
19 Ficus
grossulariodes Mg
99,549 4
AL b 99,549
3 Sehang
P 105,505
3 Tmin c
196,663 P
57,442 4
pH 144,609
2 Na
99,549 3
Kadar air 179,949 2
Tekstur 97,884 4
20 Athyrium
dilatatum N 273,112
3 AL
b 19,333
1 Pakis
Benyir 84,928
4 142,519 3
Ca 118,620
1 123,978
4 136,782
2 Curam
87,541 1 81,435
3 130,806 2
pH 190,867
1 77,691
3 179,208
2 Sc a
78,459 1
C organik
371,507 5
52,599 2
Na 240,245
2 Tmin
c 209,967 3
142,519 4
97,411 4
KTK 189,164
2 35,136 5
171,722 3
Tmax d
200,093 3 Kadar
air 57,419
3 106,514 4
200,119 4
23,969 5 100,688
1 Tekstur 144,357
2 108,657
3 P
65,917 2
96,998 4
66,793 2
Mg 220,230
2 142,519
4
Keterangan : a. Sangat Curam, b: arah lereng; c : ketinggian minimal plot pengamatan dari permukaan laut; d: tinggi maksimal plot pengamatan dari permukaan laut; e: nilai kategori dapat
dilihat pada Lampiran 7 : signifikan pada P 0,05; : signifikan pada P 0,01.
Tabel 39 memperlihatkan preferensi ekologi spesies-spesies pada strata pohon terhadap berbagai faktor abiotik dalam berdistribusi di aliansi 1. Dari 29
spesies yang memiliki dominansi yang paling tinggi spesies-spesies dengan nilai INP urutan 1 sampai 3, hanya 20 spesies yang berhasil dideteksi preferensinya
terhadap berbagai faktor abiotik. Diantara spesies ini, ditemukan 16 spesies memiliki preferensi baik terhadap faktor tanah maupun topografi, 4 spesies
memiliki preferensi terhadap faktor tanah, dan hanya 1 spesies yang memiliki preferensi terhadap faktor topografi.
Di aliansi 1 ditemukan 16 spesies yang memiliki preferensi ekologi terhadap tekstur tanah, diikuti 14 spesies terhadap unsur P tanah, 13 spesies terhadap kadar
air tanah, 12 spesies terhadap pH tanah, 11 spesies terhadap kapasitas tukar kation tanah, dan 10 spesies masing-masing terhadap unsur N total dan Mg tanah.
Selanjutnya ditemukan sebanyak 9 spesies memiliki preferensi terhadap unsur C organik, dan juga masing-masing sebanyak 8 spesies untuk unsur Ca dan Na
tanah. Selanjutnya untuk faktor topografi, ditemukan masing-masing sebanyak 12
spesies yang memiliki preferensi terhadap arah lereng dan lereng curam, lalu masing-masing sebanyak 11 spesies untuk ketinggian minimal dan maksimal plot
pengamatan dari permukaan laut, dan 9 spesies memiliki preferensi terhadap lereng sangat curam.
Hubungan antara spesies-spesies pada strata pohon yang berdistribusi di blok-blok pengamatan dengan berbagai faktor abiotik di aliansi 2 dapat dilihat
pada Tabel 40. Pada aliansi ini, berhasil dideteksi 23 spesies yang memiliki preferensi terhadap berbagai faktor abiotik. Dari jumlah tersebut ditemukan 22
spesies yang memiliki preferensi baik terhadap faktor abiotik tanah dan juga topografi, dan 1 spesies yang hanya memiliki preferensi terhadap faktor tanah.
Spesies-spesies di aliansi 2 memiliki preferensi yang paling banyak terhadap unsur Mg dan Na tanah, yaitu masing-masing sebanyak 19 spesies, diikuti
terhadap KTK, C organik, dan tekstur tanah, masing-masing sebanyak 18 spesies, lalu terhadap unsur N total, P, dan kadar air tanah masing-masing sebanyak 17
spesies, unsur Ca tanah sebanyak 16 spesies, dan pH tanah sebanyak 11 spesies. Tabel 40. Preferensi spesies terhadap berbagai faktor abiotik di aliansi 2
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo-
grafi Chi-
Square Kate-
gori e
1 Giganthocloa
pseudoarundinacea N
73,100 3
AL b 73,100
2 B.Andong
Ca 10,88
1 Curam
29,436 1
Ca 46,124
2 Curam 12,000 3
pH 10,888
1 Tmin
c 31,000 2
pH 46,124
2 Tmax
d 12,000 3
Mg 75,518
2 Na
75,518 2
Kadar air 41,001
2 P
36,750 1
Tekstur 38,722 2
KTK 73,100
4 C
organik 73,100 5
2 Dendrocalamus
asper N 33,333 3
AL b
33,333 2
B.Bitung Ca
40,000 2
Curam 32,000 1 pH
30,000 2
Tmin c
24,000 2 Mg
42,222 2
Na 42,222
2 Tekstur 30,000
2 KTK
33,333 4
Kadar air 11,000
3 C
organik 33,333 5
3 Gigantochloa apus N 563,321 3
AL b
48,000 1
Bambu tali Ca
200,384 1 AL b
460,203 2
Ca 352,361
2 Curam 349,839 1
pH 152,484
1 Tmin
c 23,578 1
pH 396,469
2 Tmin
c 217,355 2
Mg 535,551
2 Tmin c
60,326 3
Mg 53,545
3 Tmin
c 46,667 4
Na 535,551
2 Tmax
d 199,063 1
Na 53,545
3 Tmax
d 50,455 3
Kadar air 392,007 2
Tmax d
98,667 4
Kadar air 208,440 3
P 351,21 1
P 22,753 2
P 21,000
3 Tekstur 290,938
2 Tekstur 177,497
3 KTK
37,300 3
KTK 510,585
4 C
organik 43,429
4 C
organik 507,859
5 4
Schizostachyum iraten
N 16,880 3 AL
b 9,000
3 Bambu
tamiyang Ca
9,000 3
Curam 16,880 1
Mg 9,000
4 Tmin
c 16,880
3 Na
9,000 3
KTK 9,000
3 Kadar
air 16,880
2 Corganik
16,888 5
Lanjutan Tabel 40.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e
5 Mallotus blumeanus N 263,726 3 AL
b 223,214
2
Calik Angin Ca
123,719 1 Curam
174,294 1
Ca 97,968
2 Tmin
c 139,869 2
pH 116,865
1 pH
128,103 2
Mg 161,269
2 Tmax d
167,424 1
Mg 41,869
3 Tmax d
39,081 4
Na 161,269
2 Na
74,701 3
P 172,002
1 P
21,269 2
Tekstur 130,293 2
Tekstur 56,517 3
KTK 37,371
3 KTK
209,461 4
Kadarair 159,017
2 Kadarair
92,556 3
Corganik 226,068
5 6 Pandanus punctatus N 350,286 3
AL b
15,581 1
Cangkuang Ca
23,138 2
AL b 108,601 3
Ca 108,601
3 Curam
337,095 1
pH 307,697
1 pH
79,337 2
Mg 100,228
2 Tmin
c 233,408 3
Mg 108,601
4 Tmax
d 113,220 3
Na 100,228
2 Na
158,452 3
P 97,041
3 P
21,896 4
Tekstur 241,994
2 Tekstur 42,524
3 KTK
158,452 3
KTK 100,228
4 Kadar
air 330,949 2 Corganik
336,546 5
7 Schefflera
aromatica N 155,987 3
AL b
107,209 2
Gompong Ca
47,667 1
Curam 110,798 1 pH
62,510 1
Mg 103,652
2 Tmin
c 67,838
2 Na
103,652 2
P 80,913
1 Tekstur 99,326
2 KTK
120,112 4
Kadar air 42,137
3 C
organik 160,888 5
8 Nothaphoebe
umbelliflora Tekstur 56,028
3 AL
b 11,000 1
Huru Leer
9 Symplocos
fasciculata N 125,313 3
AL b
34,519 1
Jirak Ca
41,259 3
AL b 41,259 3
Lanjutan Tabel 40
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e
pH 119,071
2 Curam 117,886 1
Mg 41,259
4 Tmin
c 63,002
2 Na
59,191 3
Tmin c
55,145 3
P 32,837
3 Tmax
d 40,098 2
P 45,511
4 Tekstur
95,706 2
Tekstur 43,121
3 KTK
78,253 3
Kadar air 116,371 2
C organik
148,250 5
10 Euodea latifolia Mg 83,382
2 Ki
Sampang Na
83,382 2
11 Eugenia oclusa N 121,15688
3 Ki Sirem
Ca 52,929
1 AL b 74,871
2 Ca
31,486 2
Curam 77,052
1 pH
36,571 1
Tmin c
52,456 3
pH 66,058
2 Tmin
c 32,000 4
Mg 117,812
2 Tmax
d 57,000 4
Na 117,812
2 Tekstur 98,521
2 Tekstur 43,380
3 KTK
95,472 4
C organik 121,574
5 P
67,078 1
P 22,148
3 12 Maesopsis eminii
N 138,755 3 AL
b 127,025
2 Manii
Ca 80,353
1 Curam 90,087 1
pH 87,452
1 Tmin
c 57,510
2 Mg
113,659 2
Tmin c
23,997 4 Na
113,659 2
Tmax d
32,722 1 Tekstur
66,764 2
Tmax d 23,997
4 Tekstur 56,466
3 KTK
138,755 4
Kadar air 87,900
2 Kadar
air 30,347
3 C
organik 120,588
5 P
127,025 1
13 Cyathea
contaminans N 136,520 3
AL b
32,785 3
Pakis Sier
Ca 32,785
3 Curam 103,428 1
Mg 32,785
4 Na
58,249 3
Tekstur 93,499 2
KTK 54,820
3 Kadar
air 133,266 2
C organik 145,961
5 P
26,833 3
14 Dysoxylum
arborescens N
120,522 3
AL b 98,537
2 Panggang
Puyuh Ca
26,343 1
Curam 24,218
3 Mg
86,575 2
Tmax d
56,827 3
Na 86,575
2
Lanjutan Tabel 40.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e
Tekstur 29,790 3
KTK 92,490
4 Kadar
air 85,623 2
C organik 130,313
5 P
66,434 1
15 Quercus
gemelliflora pH
45,250 1
Pasang batarua
Mg 76,825
2 Tmax d 45,333
3 Na
76,825 2
Tekstur 70,625 2
KTK 76,852
4 Kadar
air 16,000 3
P 39,000
1 16
Castanopsis acuminatissima
Ca 30,042 3
AL b
30,042 3
Pasang putih
pH 44,058
2 Mg
30,042 4
Tmax d
12,000 2
Na 46,819
3 KTK
46,819 3
Kadar air 75,733
2 C
organik 75,733 5
P 26,000
4 17 Pinus merkusii
N 145,490
3 Pinus
pH 144,555
1 pH 121,869 2
AL b
32,689 1
Ca 42,366
1 AL
b 92,967 2 Ca
99,495 2
Curam 86,339 1 Mg
152,884 2
Tmin c 19,821
1 Na
152,884 2
Tmin c
62,838 2
Na 26,203
3 Tmin
c 24,000 3
Tekstur 76,088 2
Tmax d
79,921 1 Tekstur 93,935
3 Tmax
d 17,000 2
Kadar air 146,648 2
Tmax d
15,000 3
Kadar air 44,584
3 Tmax
d 18,819
4 KTK
32,579 3
KTK 137,681
4 P
82,717 1
P 18,819
3 P
18,000 4
18 Hoersfieldia
glabra N 149,350 3
AL b
115,722 2
Piskulit Ca
73,105 2
Tmin c
78,700 2
Mg 111,405
2 Na
111,405 2
Tekstur 94,709 2
Tekstur 52,474 3
P 80,340
1 KTK
121,155 4
Kadar air 60,594
3 C
organik 154,256 5
19 Schima wallichii N 229,860 3
AL b
127,699 2
Puspa Ca
118,104 2
AL b 50,901 3
Lanjutan Tabel 40.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e
Ca 50,901
3 Curam 214,926 1
Mg 161,525
2 Curam 21,280 3
Mg 9,000
3 Tmin
c 81,842 2
Mg 50,901
4 Tmin
c 117,398 3
Na 161,525
2 Tmin
c 35,332 4
Na 99,521
3 Tmax d
45,629 2
Tekstur 189.761
2 Tmax d
110,493 3
Tekstur 48,321 3
Tmax d
38,857 4 P
111,302 1
P 49,066
4 KTK
90,463 3
KTK 149,721
4 Kadar
air 174,939 2 Kadar
air 82,417 3
C organik 244,748
5 20
Schefflera longifolia
N 74,197
3 Curam
43,750 1
Ramogiling Mg
31,778 2
Tmin c
29,333 3
Na 31,778
2 Tekstur 31,778
2 KTK
31,778 4
C org 74,179
5 21 Altingia excelsa
Ca 9,625
2 AL b
4,000 2
Rasamala Tekstur 43,438
2 pH
47,430 2
Kadar air 4,000
3 P
4,000 1
22 Cinchona
officinalis N 80,070 3
AL b
56,597 2
Sulibra pH
37,707 2
Curam 58,398
1 C
organik 80,070
5 Tmax d
14,182 4
23 Athyrium dilatatum P 52,924 1 AL
52,924 2
Pakis Benyir
pH 66,819
1 Tmin
25,568 2
C organik 4,000
4 Tmax
4,000 1
Keterangan : a. Sangat Curam, b: arah lereng; c : ketinggian minimal plot pengamatan dari permukaan laut; d: tinggi maksimal plot pengamatan dari permukaan laut; e: nilai kategori dapat
dilihat pada lampiran 7 : signifikan pada P 0,05; : signifikan pada P 0,01.
Selanjutnya untuk faktor topografi, spesies-spesies di aliansi ini memiliki preferensi paling banyak terhadap arah lereng, yaitu sebanyak 20 spesies, diikuti
preferensi terhadap lereng curam sebanyak 16 spesies. Berikutnya preferensi terhadap ketinggian minimal plot pengamatan dari permukaan laut sebanyak 15
spesies, dan terhadap ketinggian maksimal plot pengamatan dari permukaan laut, sebanyak 14 spesies.
Tabel 41. Preferensi spesies terhadap berbagai faktor abiotik di aliansi 3
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo-
grafi Chi-
Square Kate-
gori e
1 Mallotus
blumeanus P 27,370
2 Curam
45,358 1
KTK 58,083
3 Tmax
d 40,123
3 Calik Angin
pH 27,370
1 Tmin c 45,651
3 C
organik. 74,293 5
2 Pandanus
punctatus N 100,232 3
AL b
78,944 1
Ca 100,232
1 Tmin
c 0,670
3 pH
48,179 2
Tmax d
23,248 2
C organik. 100,232
5 31,059
3 Mg
100,232 2
Na 0,811
2 P
23,248 3
KTK 79,288
3 C
organik. 100,232 5
3 Symplocos
fasciculata N 66,892
1 AL
b 43,960
1 Jirak
Ca 66,892
2 Tmax
d 15,653
2 pH
29,672 2
pH 50,158
2 Na
66,892 2
Kadar air 43,960
5 P
29,672 2
P 15,653
3 KTK
64,878 3
Corg 78,998
5 4 Maesopsis eminii N 53,991 3
Curam 51,235
1 Manii
Ca 53,991
1 Tmin
c 53,991
1 pH
39,426 2
Tmax d
34,222 2
Mg 53,991
2 Na
53,991 2
P 12,857
4 Tekstur
28,844 2
KTK 60,727
3 C
organik 78,346 5
5 Cyathea
contaminans N
89,635 3
Curam 54,067
1 Pakis
sier Ca
89,635 1
Scuram 16,404 1
pH 31,323
1 AL
b 47,744 1
pH 72,294
2 AL
b 16,404 4
C organik 112,793
5 Tmin
c 70,653 3
Na 89,635
2 Tmax
d 18,857
2 Mg
89,635 2
Tmax d
55,464 3
P 31,323
2 P
18,857 3
P 13,333
4 Kadar
air 16,404 2
Kadar air 47,744
3 Tekstur
49,318 2
Tekstur 14,000
3
Lanjutan Tabel 41.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e KTK
85,505 3
6 Pinus merkusii N 121,941 3
AL b
79,664 1
Na 121,941 2 AL
b 5,000 4
pH 5,000
1 Curam
37,987 1
pH 108,163 2 Scuram
5,00 1 Ca
121,941 1
Tmin c
111,652 3 Mg
121,941 2
Tmax d 87,647
3 P
5,00 2
P 43,787
4 Tekstur
11,000 2
Tekstur 29,032
4 Kadar
air 5,000 2
Kadar air 79,664
5 KTK
73,702 3
C organik 149,744
5 7
Hoersfieldia glabra
N 61,214 1
AL b
41,239 1
Piskulit Na
61,214 2 Curam
39,535 1
Ca 61,214
1 Mg
61,214 1
KTK 72,650
3 Kadar
air 41,239 5
C organik 81,956
5 8 Schima wallichii N 53,704
3 AL
b 34,519
1 Puspa
Na 53,740
2 Curam 43,997
1 Ca
53,704 1
Tmin c
53,704 3
pH 30,148
2 Mg
53,704 2
KTK 55,644
3 C
organik 71,365 5
9 Altingia excelsa N 52,899 3 Curam
55,331 1
Rasamala Ca
52,899 1
Tmin c
52,899 3
Mg 52,899
2 Tekstur
42,529 2
KTK 55,331
3 C
organik 62,796 5
10 Ficus
grossulariodes N 44,018 3
Curam 38,944
1 Sehang
Ca 44,018
1 Tmin c
44,019 3
Mg 44,018
2 Tmax
d 41,780
4 Tekstur
44,018 2
P 41,780
2 KTK
55,195 3
Na 44,018
2 C
organik 55,145 5
11 Athyrium
dilatatum N 74,821 3
AL 17,417
1 Pakis
Benyir Ca
74,821 1
AL 25,427
4 pH
25,427 1
Curam 40,363 1
pH 33,583
2 SC
25,427 1
Lanjutan Tabel 41.
No SpesiesNama
Daerah Faktor
Tanah Chi-
Square Kate-
gori e Topo
grafi Chi-
Square Kate-
gori e C
organik 83,213 5
Tmin 50,209
3 Na
74,821 2
Tmax 40,606
3
KTK 64,310
3 Kadar
air 25,427
2 Kadar
air 17,417
5 Tekstur
33,947 2
Tekstur 6,000
3 P
25,427 2
P 8,000
4
Keterangan : a. Sangat Curam, b: arah lereng; c : ketinggian minimal plot pengamatan dari permukaan laut; d: tinggi maksimal plot pengamatan dari permukaan laut; e: nilai kategori dapat
dilihat pada lampiran 7 : signifikan pada P 0,05; : signifikan pada P 0,01.
Pada Tabel 41 disajikan hubungan antara spesies-spesies pada strata pohon yang berdistribusi di blok-blok pengamatan dengan berbagai faktor abiotik di
aliansi 3. Dibanding dengan aliansi lainnya, jumlah spesies yang memiliki preferensi dengan berbagai faktor abiotik yang ada di aliansi ini lebih sedikit,
yaitu 11 spesies. Dari jumlah tersebut ditemukan 11 spesies yang memiliki preferensi baik terhadap faktor abiotik tanah maupun topografi.
Spesies-spesies yang berdistribusi di blok-blok pengamatan aliansi 3 memiliki preferensi yang paling banyak terhadap KTK dan unsur C organik tanah,
yaitu masing-masing sebanyak 11 spesies. Berikutnya terhadap unsur N total dan Ca tanah, masing-masing sebanyak 10 spesies, diikuti preferensi terhadap unsur
Na tanah, sebanyak 9 spesies, lalu terhadap unsur Mg dan pH tanah, yaitu masing- masing 8 spesies, terhadap unsur P tanah sebanyak 7 spesies, dan terakhir
terhadap tekstur dan kadar air tanah masing-masing sebanyak 5 spesies. Untuk faktor topografi, spesies-spesies di aliansi ini memiliki preferensi
paling banyak terhadap lereng curam dan ketinggian minimal plot dari permukaan laut yaitu masing-masing sebanyak 9 spesies, diikuti preferensi terhadap
ketinggian maksimal plot pengamatan dari permukaan laut sebanyak 8 spesies, lalu terhadap arah lereng sebanyak 7 spesies, dan terhadap lereng curam
sebanyak 1 spesies. Ditemukan 6 spesies yang memiliki konsistensi preferensi terhadap faktor
abiotik di ketiga aliansi vegetasi. Spesies-spesies tersebut adalah manii yang memiliki konsistensi preferensi terhadap unsur N total tanah pada kategori
sedang, unsur Mg tanah pada kategori rendah, dan pada unsur C organik tanah pada kategori sangat tinggi. Rasamala, merupakan spesies yang memiliki
konsistensi preferensi terhadap terhadap tekstur tanah pada kategori lempung.
Spesies-spesies lainnya yaitu, calik angin, cangkuang, pakis sier, dan puspa masing-masing memiliki konsistensi preferensi yang sama terhadap unsur C
organik tanah pada kategori sangat tinggi. Selanjutnya, dari 6 spesies yang disebutkan di atas, tidak ditemukan satupun diantaranya yang memiliki
konsistensi preferensi terhadap faktor abiotik topografi di ketiga aliansi vegetasi. Pada sisi lain, hal yang harus diperhatikan dari keenam spesies ini dalam
berdistribusi di ketiga aliansi, spesies-spesies ini juga memiliki preferensi terhadap kombinasi faktor abiotik lainnya, yang bersifat khas. Hal yang sama
ditemukan pada 29 spesies lainnya, yaitu distribusi spesies-spesies pada aliansi yang berbeda akan menghasil preferensi terhadap kombinasi faktor abiotik yang
berbeda. Selanjutnya preferensi terhadap kombinasi faktor abiotik di antara spesies ini juga berbeda. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 39, 40, dan 41.
Pada penelitian ini ditemukan 3 spesies dominan yang preferensinya terhadap faktor abiotik sangat sedikit, dan ketiganya hanya berhasil dideteksi
preferensinya di aliansi 1. Spesies-spesies tersebut adalah kawoyan Prunus arboreum yang memiliki preferensi terhadap faktor topografi, yaitu terhadap arah
lereng, lereng curam, dan sangat curam. Spesies lainnya adalah ki pare yang hanya memiliki preferensi terhadap unsur P tanah dan KTK. Terakhir adalah
anggrip yang memiliki preferensi terhadap 1 faktor abiotik tanah, yaitu tekstur tanah dan 1 faktor topografi, yaitu lereng sangat curam.
Sedikitnya preferensi spesies-spesies ini terhadap faktor abiotik menunjukkan bahwa amplitudo ekologis spesies-spesies ini sangat rendah di
banding spesies dominan lainnya. Hal ini diduga akan membuat spesies-spesies ini rentan terhadap gangguan yang terjadi pada lingkungan tempat mereka
tumbuh, walaupun ketiga spesies ini merupakan spesies dominan. Data dan keterangan yang dikemukan di atas menunjukkan bahwa faktor
edafik dan topografi mempengaruhi distribusi spesies pada skala lokal melalui preferensi spesies-spesies tersebut pada berbagai kisaran dari kategori faktor
abiotik. Penelitian-penelitian lain juga memperlihatkan hasil yang serupa. Penyebaran spesies yang terbatas pada kondisi tanah tertentu di dalam hutan hujan
tropis basah juga telah dilaporkan oleh Richard 1964. Dalam laporan tersebut, dikatakan bahwa pada hutan kayu besi yang terdapat di Kalimantan dan Sumatera,
ditemukan Eusideroxylon swageri merupakan spesies yang sangat dominan pada tanah dengan tekstur liat berpasir atau murni liat. Sebaliknya pada tapak-tapak
dengan kondisi tekstur tanah yang berbeda, kehadiran spesies ini menjadi sangat terbatas.
Penelitian yang dilakukan oleh Miyamoto et al., 2003 menunjukkan bahwa spesies-spesies yang paling melimpah berdistribusi di hutan hujan tropis basah
Kalimantan, memiliki preferensi terhadap faktor edafik khususnya kedalaman humus, dan faktor topografi berupa ketinggian relatif tapak dari permukaan laut.
Hubbel Foster 1986b menemukan di hutan hujan tropis basah Barro Colorado, Panama, 36 dari spesies yang paling melimpah di hutan tersebut
dalam berdistribusinya memiliki preferensi terhadap faktor topografi. John et al., 2007, melaporkan adanya hubungan yang kuat antara distribusi spesies
pepohonan dengan distribusi unsur hara tanah di hutan yang sama, demikian juga halnya di Taman Nasional Yasuni, Ekuador, dan di Cagar Alam Hutan Hujan
Tropis Basah Pegunungan La Planada, Kolumbia. Aiba Kitayama 1999 melaporkan interaksi antara ketinggian tempat dan jenis subrat tanah berpengaruh
terhadap distribusi spesies tumbuhan di Gunung Kinabalu. Hal berikutnya yang dapat dilihat adalah, tanggapan spesies terhadap
kondisi habitat berbeda-beda satu dengan lainnya. Setiap spesies memiliki preferensi yang khas spesies tersebut terhadap kombinasi kisaran faktor abiotik
tanah maupun topografi dalam berdistribusi di seluruh aliansi. Hal ini nampak pada aliansi yang berbeda akan ditemukan preferensi suatu spesies yang berbeda
terhadap kombinasi kisaran faktor abiotik. Juga dapat dilihat adanya tumpang tindih preferensi terhadap faktor abiotik. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
spesies memiliki preferensi yang khas terhadap faktor abiotik dalam suatu kisaran tertentu. Kondisi yang terjadi ini menurut Crawley 1986 memperlihatkan adanya
partisi sumber daya oleh spesies-spesies yang hadir bersama pada suatu area. Good 1958 dalam Barbour et al.,1987 menjelaskan lebih jauh bahwa
setiap spesies dapat tumbuh dan berkembang pada kisaran tertentu dari suatu faktor lingkungan. Kisaran toleransi spesies ini dapat luas untuk faktor abiotik
tertentu dan sebaliknya dapat sempit untuk faktor abiotik lainnya. Hal ini mengakibatkan adanya tumpang tindih dalam pemanfaatan sumberdaya. Kondisi
ini sekaligus menunjukkan tanggapan spesies yang sifatnya individualistik terhadap kondisi lingkungan, dan sekaligus memperlihatkan bahwa spesies
melakukan adaptasi yang khas terhadap kondisi lingkungan pada tempat ia tumbuh.
Barbour et al., 1987 mengatakan bahwa, implikasi dari hal ini adalah peluang untuk terjadinya kompetisi mutlak yang hanya menghasilkan satu
pemenang menjadi sangat kecil, karena walaupun setiap spesies memiliki kebutuhan akan faktor abiotik tertentu yang sama dalam suatu ekosistem yang
sama, namun kebutuhan tersebut akan berbeda-beda pada tingkat atau kategori- kategori tertentu dari faktor abiotik tersebut. Sifat adaptasi yang khas ini sekaligus
merupakan faktor yang mendukung banyaknya spesies yang dapat hidup bersama pada suatu lingkungan yang sama.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN .
Di zona sub pegunungan, Gunung Salak ditemukan 3 tipe vegetasi tingkat aliansi, yaitu aliansi hutan S. walliichii-P. punctatus C. officinalis Aliansi 1, aliansi hutan G.
apus-M. blumeanus C.officinalis Aliansi 2, dan aliansi hutan P. merkusii- A. dilatatum D. dichotoma Aliansi 3. Secara fisiognomi struktural ketiga aliansi ini
berbeda, yakni aliansi 1 merupakan hutan alam campuran berdaun lebar yang didominasi oleh puspa. Aliansi 2 merupakan hutan bambu yang didominasi oleh bambu tali,
sedangkan Aliansi 3 merupakan hutan tanaman yang bercampur dengan hutan berdaun lebar yang didominasi oleh pinus.
Setiap aliansi dibedakan oleh faktor abiotik yang khas, yakni unsur N total tanah, debu tanah, dan arah lereng untuk Aliansi 1, unsur P tanah untuk Aliansi 2, serta unsur
C organik tanah dan KTK untuk Aliansi 3. Ditemukan 50 blok pengamatan memiliki kategori tanah sangat masam dan 50 lainnya masam. Pada seluruh blok pengamatan di
Gunung Salak ditemukan kategori unsur P tanah yang sangat rendah. Asosiasi vegetasi di Aliansi 1 adalah: Asosiasi hutan T. laxiflora – M. eminii P.
polycephalus; Asosiasi hutan M. blumeanus–L. elegans F. sinuata; Asosiasi hutan I. macrophylla– N. umbelliflora Staurogyne sp; Asosiasi hutan P. elongata– P.
integrifolia C. javensis; dan asosiasi hutan P. arboreum – G. hypoleucum D. cannaeformis.
Asosiasi vegetasi di Aliansi 2 adalah: asosiasi hutan C. javanica – M. eminii C. javensis; asosiasi hutan G. apus- C. acuminatissima F. sinuata; asosiasi hutan P.
laevifolia- P. javana E. punicea; asosiasi hutan A. dilatatum– G. hypoleucum Rhaphidophora Sp. ; asosiasi hutan C. officinalis- P. merkusii I. globosa; dan asosiasi
hutan M. blumeanus- Schefflera aromatica. P. aduncum. Asosiasi di Aliansi 3 adalah: Asosiasi hutan S. wallichii- H. glabra B. hirtella;
Asosiasi hutan P. elongata-P. punctatus Rhaphidophora Sp.; Asosiasi hutan E. oclusa- F. grossulariodes E. megalocheilos; Asosiasi hutan A. excelsa- A. tetrandum R.