D. Manfaat Penelitian
Klasifikasi tipe vegetasi dan informasi mengenai kondisi vegetasi yang terkait dengan berbagai faktor abiotik merupakan pengetahuan ekologi vegetasi.
Informasi yang diperoleh akan sangat bermanfaat untuk kegiatan manajemen Gunung Salak secara khusus dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak secara
umum. Hasil penelitian juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan perlindungan dan pengelolan kawasan konservasi di daerah lain di Indonesia.
E. Kerangka Pemikiran
Ekosistem dikendalikan oleh proses-proses biotik dan fisik yang berlangsung pada setiap hirarki dari skala ruang maupun tingkat ekologi Spies
Tunner, 1999. Berbagai pola-pola yang kompleks dari distribusi, komposisi, dan struktur vegetasi di zona sub pegunungan, Gunung Salak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan fisik dan antropogenik dari masyarakat di sekitar Gunung Salak yang memanfaatkan berbagai sumberdaya alam yang ada Putro, 1989.
Pendekatan yang dipilih untuk memahami kompleksitas ekologi dari vegetasi di zona sub pegunungan, Gunung Salak adalah dengan klasifikasi.
Pendekatan klasifikasi digunakan dengan asumsi bahwa gangguan-gangguan baik secara abiotik maupun antropogenik, serta adanya gradasi lingkungan di zona sub
pegunungan, Gunung Salak yang mengakibatkan timbulnya berbagai tipe vegetasi yang berbeda dan sifatnya tidak menerus tapi diskrit.
Menurut Gauch 1982 dalam Ludwig Reynold 1988, terdapat 3 tujuan utama melakukan klasifikasi dalam ekologi, yaitu untuk : 1 meringkaskan data
yang besar dan kompleks, 2 membantu dalam menginterpretasikan berbagai variasi pola komunitas pada suatu lingkungan, dan 3 memperhalus model
struktur komunitas, sehingga pemahaman terhadap data dapat lebih mudah.
Data Vegetasi
Data Lingkungan
Abiotik Analisis Vegetasi
Gambar 1. Kerangka pemecahan masalah. Konsep tentang pola-pola vegetasi dapat saja berbeda, namun seluruh
kegiatan klasifikasi memerlukan pengidentifikasian seperangkat kelas-kelas vegetasi yang bersifat diskrit. Mueller-Dombois Ellenberg 1974a
mengungkapkan beberapa ide yang menjadi dasar dalam melakukan klasifikasi, sebagai berikut: 1 Pada kondisi habitat yang serupa akan ditemukan kombinasi
spesies yang serupa yang berulang kehadirannya dari satu tegakan ke tegakan lainnya. 2 Tidak ada tegakan atau sampel vegetasi yang betul-betul serupa
bahkan pada tegakan yang sangat berdekatan akan memperlihatkan penyimpangan sedemikian rupa terhadap yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya peluang
dari kejadian penyebaran spesies tumbuhan, gangguan, sejarah tegakan, dan kepunahan spesies. 3 Kumpulan spesies akan berubah kurang lebih menerus
Data Sekunder
o Klasifikasi secara fisiognomi
struktural o
Klasifikasi Floristik: Aliansi dan Asosiasi
Penyebaran Secara Geografi tipe vegetasi
Aliansi
1. Mengkaji pembeda dan kaitan antara tipe vegetasi
floristik dengan berbagai faktor abiotik di zona sub pegunungan Gunung Salak.
2. Menelaah perubahan komposisi, keanekaragaman, pola
penyebaran, preferensi spesies, serta struktur tegakan yang menyusun tipe vegetasi di sepanjang gradien lingkungan
di zona sub pegunungan, Gunung Salak.
seiring dengan perubahan jarak geografi atau lingkungan. 4 Komposisi tegakan vegetasi bervariasi dalam skala ruang dan waktu.
Asumsi dasar dari klasifikasi vegetasi adalah, pengelompokan vegetasi secara alami sesungguhnya terjadi di alam atau, merupakan hal yang logis untuk
memisahkan variasi dari komposisi dan struktur vegetasi yang bersifat menerus ke dalam serangkaian kelas-kelas yang bersifat arbiter Kimmins, 1987.
Ringkasan kerangka pemecahan masalah untuk kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah menentukan transek di zona sub pegunungan, Gunung Salak untuk pengambilan data lapangan. Hubungan di antara faktor-faktor lingkungan di zona
sub pegunungan, Gunung Salak dengan pola vegetasi yang ada kemudian di deteksi melalui analisis vegetasi.
Kompleksitas pola-pola vegetasi di zona sub pegunungan, Gunung Salak dapat dipahami lebih jauh dengan mengklasifikasikan vegetasi di kawasan
tersebut. Klasifikasi dilakukan pada tingkat fisiognomi struktural dan floristik. Pada tingkat floristik akan diperoleh unit vegetasi paling dasar dari tipe vegetasi,
berupa Aliansi dan Asosiasi. Pada setiap tipe vegetasi yang terbentuk, khususnya pada tingkat aliansi dan
asosiasi ditentukan hubungan antara struktur dan komposisi vegetasi dari sinusia yang menyusun vegetasi dan hubungannya dengan berbagai faktor lingkungan
fisik. Selanjutnya juga dikaji pola distribusi spesies pada setiap tipe vegetasi yang terbentuk.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Vegetasi
Vegetasi merupakan kumpulan seluruh tutupan tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah Jenning et al., 2003 dan memperlihatkan pola distribusi
menurut ruang dan waktu Barbour et al., 1974 dan Hardjosuwarno, 1990. Vegetasi tidak hanya merupakan tumbuhan yang hidup bersama dan saling
berinteraksi satu dengan lainnya, tetapi lebih jauh dengan cara bersama-sama memodifikasi habitatnya sehingga menyebabkan lingkungan di bawah kanopi
menjadi lebih basah, mampu memperkaya tanah, dan dapat mengurangi pancaran sinar matahari Weaver Clements, 1980.
Tipe vegetasi merupakan suatu kelompok tegakan yang memiliki komposisi dan fisiognomi tumbuhan yang serupa, dan tipe tersebut harus memiliki kriteria
diagnostik sehingga memungkinkannya untuk dikenali. Tipe vegetasi dapat dipandang sebagai segmen-segmen yang terdapat di sepanjang gradien vegetasi
dengan variasi yang kurang lebih menerus di dalam maupun di antara gradien biofisik.
Ekologiwan telah lama menyadari perlunya mengkomunikasikan fenomena ekologi dan biologi serta berbagai interaksi di antara dan di dalam suatu
komunitas biotik Jenning et al., 2003. Terkait dengan hal tersebut, peranan klasifikasi menjadi penting, karena merupakan alat yang bermanfaat untuk
beberapa tujuan, seperti untuk komunikasi yang efisien, sintesis dan reduksi data, interpretasi dan perencanaan, serta manajemen. Crawley 1986 mengatakan
bahwa, klasifikasi adalah tindakan atau kegiatan mengelompokkan benda, objek, atau fakta ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan karakter yang sama.
Klasifikasi vegetasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan komunitas vegetasi ke dalam kelas-kelas yang relatif homogen Kimmins, 1987.
Karakter yang digunakan untuk klasifikasi diperoleh melalui suatu area vegetasi dan hasil pengelompokkan tersebut merupakan tipe komunitas tumbuhan pada
kawasan yang dikaji Kent Coker, 1992. Selanjutnya Webb 2000 mengatakan bahwa, klasifikasi vegetasi merupakan salah satu sarana untuk
meringkaskan pengetahuan manusia tentang pola-pola vegetasi.