Kendala dalam pelaksanaan Taman Bacaan Masyarakat dan cara mengatasinya

47 Ada pula TBM yang memiliki koleksi yang spesifik dari ketujuh TBM tersebut yaitu koleksinya hanya satu subjek saja, hal ini karena pemilik awalnya menggemari buku-buku pada bidang tertentu. Berikut merupakan pernyataan Informan 5 yang menjelaskan bahwa TBM juga memiliki koleksi khusus seperti peninggalan bahan bacaan bersejarah. I 5 : ...Walaupun kurang nyaman namun banyak sekali masyarakat dari berbagai profesi datang membaca buku-buku tersebut....Buku-buku umum, buku langka dan manuscript serta koleksi gambar dan film bersejarah Gambar 4.7 TBM Tengku Luckman Sinar di Medan Baru Dari keseluruhan pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa TBM memiliki keberagaman koleksi yaitu koleksi-koleksi populer seperti buku- buku cerita, buku sekolah, buku populer untuk orangtua, novel dan terbitan berseri yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum tanpa batasan umur dan status sosial, walaupun ada TBM yang memiliki koleksi dengan bidang ilmu khusus namun koleksinya juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan seperti mahasiswa dan peneliti.

4.3.4 Kendala dalam pelaksanaan Taman Bacaan Masyarakat dan cara mengatasinya

Dalam membangun TBM setiap informan merasakan kendala dan hambatannya masing-masing. Apalagi TBM merupakan program yang dibangun atas dasar kesadaran oleh individu sehingga mereka membangun TBM hanya dengan modal pribadi atau bahkan hanya mengharapkan dari sumbangan dan Universitas Sumatera Utara 48 perhatian pemerintah daerah. Berikut merupakan pernyataan dari informan tentang kendala yang mereka hadapi dalam pembangunan dan pengelolaan TBM. Hal ini sesuai dengan pernyataan semua informan berikut: I 1 : Sebenarnya ini termasuk apa ya, kalau dibilang modal, modal kan relatif ya. Misalnya modal gini kita bisa jalankan... I 2 : Ya jelas kalau kita tidak ada penghasilan itu tidak bisa hidup... I 3 : Maunya adalah perhatian pemerintah untuk pembinaan pengelola TBM, adanya diundang pengelola atau orang yang langsung mengurusi TBM agar diberi pelatihan untuk mengurusi TBM secara lebih baik lagi. Atau maunya dibuatlah semacam pendataan pengelola TBM ini secara nasional, dan pemerintah mengapresiasi pengelola TBM ini agar mereka bisa lebih semangat dalam mengurusi dan pengembangan TBM bagi masyarakat I 4 : Ada 2, satu dari dana. Itu wajar-wajar saja, kita kepingin berkembang. Kedua kalau dari pola tingkah laku perilaku orang disini I 5 : TBM ini dikelola secara mandiri dan saya tidak sanggup mendanai pekerja untuk menjaga dan membantu pengujung TBM ini I 6 : Kendalanya memang buku-buku. Karena buku sangat mahal. Jadi untuk membeli buku sesuai dengan kebutuhan anak itu gak bisa, ya karena persoalan dana itu. Memang sampai saat ini gak ada bantuan....Yang kedua kendalanya ke masyarakat, dengan keterbatasan buku ini... Akhirnya TBM itu berfungsi lokal. Mungkin kalau dilihatnya TBM ini hanya untuk perpustakaan Madya Insani I 7 : Kalau kesulitan dana terutama ya, kemudian untuk pengelolaan itu kalau kita tidak saling bekerja sama dengan aparat-aparatnya kita gak jalan, karena letaknya TBM ini kan dari keikhlasan, keikhlasanya itu apa ya banyak membantu lah, yang berguna untuk masyarakat....Iya, personalnya juga itu. Dari Pernyataan ketujuh informan diketahui bahwa terdapat satu masalah yang paling mendasar dalam pembangunan dan pengembangan TBM yaitu terkait pendanaan. Masalah dana adalah hal yang paling penting dalam pengelolaan program ini, karena untuk membiayai operasional sehari-hari saja pendiri TBM tidak memiliki biaya. TBM adalah kegiatan sosial yang didirikan individu dengan harapan masyarakat dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan ilmu Universitas Sumatera Utara 49 pengetahuan dan informasi. Namun untuk menggaji orang yang menjaga atau mengelola TBM sehari-hari saja pendiri TBM tidak memiliki biaya, karena kebanyakan TBM adalah merupakan tanggung jawab sosial tanpa adanya kegiatan transaksi yang menghasilkan uang. Selain masalah dana, masing-masing informan juga menyebutkan alasan lain seperti kurangnya apresiasi pemerintah akan kehadiran TBM, serta pola tingkah laku pengguna. Memang untuk kegiatan sosial yang menjadi masalah utama adalah pembiayaan opersional, karena merupakan kegiatan sosial tak jarang kegiatan ini hanya menjadi ajang musiman. Ketika pemerintah sedang marak- maraknya mengadakan sosialisasi program TBM akan banyak bermunculan TBM, sehingga dana akan didapat ketika itu namun jika sudah berlalu program tersebut, akan banyak TBM yang tutup karena tidak mampu membiayai operasional mereka. Apalagi tingkah laku pengguna yang sembarangan ketika mengunjungi TBM, misalnya mereka mengambil buku namun meletakkannya di tempat yang berbeda sehingga buku-buku di rak akan berantakan, terlebih tidak ada yang akan mengatur buku-buku tersebut karena pengelolaan TBM tidak ada petugasnya. Masalah yang dirasakan oleh informan diatasi dengan berbagai cara, namun tak jarang informan memasrahkan kendala tersebut tanpa mengatasinya, hal inilah yang informan sebut dengan kurang fokus dan tidak ada motivasi pengelola TBM. Seperti yang diungkapkan oleh I 1 dan I 6 sebagai berikut. I 1 : ...Artinya gini kurang keseriusan dan motivasi, dari pengelola untuk membuat TBM itu tidak aktif. Karena kalau nilai ekonominya, kalau orang menilai dari ekonomi begini jadinya... I 6 : Saat ini belum bisa diatasi, yang ada hanya kami hadapi saja sebagaimana sebuah lembaga yang sedang berkembang... Informan merasa bahwa kegiatan PKBM atau PAUD saja yang menjadi prioritas, sedangkan TBM hanya akan berjalan sesuai dengan keadaan PKBM atau PAUD namun tidak dibenahi secara serius. Walaupun ada informan yang pesimis terhadap kendala yang dihadapi tapi informan lain memiliki beberapa cara agar TBM mereka tetap berjalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 2 , I 3 , I 4 , dan I 7 berikut: Universitas Sumatera Utara 50 I 2 : ...Makanya dilakukan kegiatan pameran buku dengan bekerja sama dengan penerbitan agar mendapatkan pendanaan mandiri, selain dari sumbangan masyarakat I 3 : Karena tidak ada perhatian dari pemerintah dalam membantu TBM kami, kami hanya mencari sponsor dari pihak swasta dan dunia usaha, meminta mereka untuk pendanaan atau pengembangan TBM I 4 : Untuk mengatasi pendanaan saya atasi dengan memutar uang hasil penjualan buku dan sedikit hasil penjualan jamu dan makanan ringan untuk membeli buku, sedangkan untuk tingkah laku pengguna hanya bisa saya diamkan saja, karena kebanyakan anak-anak yang melakukan hal tersebut, saya percaya lama kelamaan mereka akan memahami bahwa tidak baik memberantakan buku karena akan terlihat buruk. I 7 : Juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan sehingga jumlah koleksinya bisa bertambah setiap tahunnya, itu mitra kita. Kemudian saya dari kelurahan, kita dapat kipas angin. Kalau dana mungkin juga tidak ya, dari kelurahan dan bantuan atau sumbangan dari masyarakat seperti salah satu masyarakat yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif maka kami dapat pendanaan setiap bulan Cara Informan 5 mengatasi yaitu tentang tenaga personal untuk menjaga TBM dengan cara meminta pihak keluarga secara berganti menunggu TBM. Pernyataan ini merupakan data yang diperhatikan oleh peneliti ketika melakukan observasi langsung ke TBM Dari kelima informan dapat diketahui bahwa ada upaya yang dilakukan oleh informan berdasarkan kemampuan dan keinginan mereka agar TBM tetap berjalan, hal ini terlepas dari alasan mendasar informan dalam pembangunan TBM, yang pasti keinginan kelima informan agar TBM tetap berjalan dibalik kendala yang dihadapi merupakan upaya yang perlu diapresiasi pemerintah berwenang agar dapat lebih memberikan perhatian baik dalam pendanaan maupun dalam pembinaan TBM. 4. 4 Taman Bacaan Masyarakat pada Lingkungan Masyarakat Perkotaan 4.4.1 Sambutan Masyarakat akan Kehadiran Taman Bacaan Masyarakat Masyarakat merupakan sasaran utama dari kegiatan TBM. Masyarakat dari segala lapisan pada dasarnya dapat memanfaatkan TBM yang ada. Hanya saja tidak semua masyarakat antusias terhadap kegiatan TBM, berikut adalah Universitas Sumatera Utara 51 pernyataan informan yang merasa bahwa masyarakat tidak menyambut kegiatan TBM sebagai suatu sarana yang dapat digunakan untuk masyarakat luas. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 1, I 3 , I 6 dan I 7 berikut: I 1 : Sambutan masyarakat dengan adanya TBM ini, biasa-biasa saja. Iya, motivasi untuk belajar, untuk membacanya itu kurang I 3 : Terkadang gini, masyarakat ini baru mau datang kalau ada kegiatan apa baru mau dia. Masyarakat sekitar ketika diadakan perlombaan maka akan banyak yang mengunjungi TBM, namun setelah itu tidak ada lagi masyarakat yang datang ke TBM untuk berkunjung I 6 : ...Yang kedua kendalanya ke masyarakat, dengan keterbatasan buku ini, tentunya kita gak mau ngomong “woi kita ada TBM datanglah” nanti mereka datang terakhir tidak ada buku yang mereka inginkan. Akhirnya TBM itu berfungsi lokal. Mungkin kalau dilihatnya TBM ini hanya untuk perpustakaan Madya Insani I 6 : Pada awalnya tidak dihiraukan, istilahnya gini “ah, tidak ada gunanya”... Pernyataan keempat informan di atas merupakan hal yang wajar walaupun sebenarnya telah ditegaskan dalam buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat TBM 2006: 1 tentang pengertian TBM sebagai “sebuah lembaga yang menyediakan berbagai jenis bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat”. Namun tak dapat dipungkiri hanya pendiri saja yang antusias dalam pembangunan TBM namun masyarakatnya sendiri tidak menyambut keberadaan TBM tersebut. Selain pernyataan informan di atas ada pula informan yang menyatakan bahwa masyarakat sekitar TBM menyambut kehadiran TBM, buktinya mereka malah mengharapkan keberadaan TBM agar tidak pindah jauh dari lingkungan mereka. Seperti yang dinyatakan informan berikut. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 4 berikut: I 4 : ...“jangan pindah jauh-jauh pak” begitulah kata orang. Sebagian masyarakat mengatakan pada saya untuk jangan pindah terlalu jauh, ini membuktikan bahwa TBM ini sangat berperan bagi masyarakat sehingga mereka tidak mau TBM ini berada jauh dari lingkungan mereka Universitas Sumatera Utara 52 Namun ada juga pendapat informan yang menyebut bahwa taman bacaan mereka cukup mendapat sambutan dari masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 5 berikut: I 5 : Masyarakat menyambut baik dan merasakan manfaatnya dalam menyalurkan minat bacanya. Karena Taman Bacaan Tengku Luckman Sinar terletak di kawasan main street kota Medan dimana kebanyakan warga masyarakatnya berasal dari kalangan menengah ke atas TBM yang didirikan informan tersebut awalnya sudah dikenal sebagai perpustakaan pribadi yang memiliki koleksi yang unik jadi sambutan masyarakat khususnya seperti mahasiswa dan peneliti yang membutuhkan bahan bacaan dari TBM tersebut tentu sangat terlihat. Namun sambutan tidak didapatkan dari masyarakat sekitar karena TBM berada di kawasan main street kota atau kawasan dengan masyarakat yang tergolong menengah ke atas sehingga masyarakat yang berada di sekitar TBM tersebut tidak merasa butuh akan bahan bacaan yang disediakan TBM. Dari pernyataan yang diungkapkan informan dapat diketahui bahwa pada dasarnya masyarakat kurang menyambut TBM, hal ini terjadi atas beberapa alasan. Mulai dari kurangnya promosi yang dilakukan pengelola TBM, kurangnya minat baca masyarakat atau bisa dikatakan bahwa masyarakat tidak menganggap bahwa peranan TBM untuk meningkatkan minat baca dengan menyediakan bahan bacaan tidak penting, serta alasan lain adalah lokasi TBM dimana masyarakatnya tidak meminati kegiatan sosial seperti penyediaan bahan bacaan seperti TBM ini karena mereka berasal dari kalangan menengah ke atas atau bisa dikatakan bahwa mereka mampu membeli buku untuk keperluannya.

4.4.2 Alasan Pemilihan Lokasi Taman Bacaan Masyarakat