Hakikat Matematika KAJIAN TEORI

2.1.4 Hakikat Matematika

Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur, dan sistematis. Pola pikir yang demikian perlu dimiliki siswa sekolah dasar sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan matematika akan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga dikatakan sebagai ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep, dan operasi serta prinsip. Kesemua objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena materi tertentu dalam matematika bisa merupakan prasyarat untuk menguasai materi matematika yang lain. Selain itu pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut Muhsetyo 2011: 1.26, pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan 1 topik yang sedang dibicarakan; 2 tingkat perkembangan intelektual peserta didik; 3 prinsip dan teori belajar; 4 keterlibatan aktif peserta didik; 5 keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari; dan 6 pengembangan dan pemahaman penalaran matematika. Menurut Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2007 mengemukakan pendidikan nasional antara lain bertujuan mewujudkan learning society dimana setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan pendidikan education for all dan menjadi pembelajar seumur hidup longlife education. Empat pilar pendidikan dari UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Implementasi dalam pembelajaran matematika terlihat dalam pembelajaran dan penilaian yang sifatnya learning to know fakta, skills, konsep, dan prinsip, learning to do doing mathematics, learning to be enjoy mathematics, dan learning to live together cooperative learning in mathematics. Dalam mempelajari kecenderungan pembelajaran matematika saat ini, penerapan keempat pilar UNESCO, serta pentingnya penguasaan kompetensi matematika untuk kehidupan peserta didik, juga telah dikeluarkan Standar Kompetensi Lulusan SKL oleh Pemerintah melalui Permen 23 Tahun 2006. Adapun SKL untuk mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut. 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Menurut Muhsetyo 2011: 1.26 ada beberapa strategi pembelajaran matematika yang konstruktivistik dan dianggap sesuai pada saat ini antara lain: 1. Pemecahan masalah problem solving Ciri utama problem solving pemecahan masalah dalam matematika adalah adanya masalah yang tidak rutin. Masalah ini dirancang agar siswa tertantang untuk menyelesaikan. Meskipun pada awalnya mengalami kesulitan mengerjakan pemecahan karena tidak ada aturan, prosedur atau langkah- langkah yang segera dapat digunakan, mereka menjadi terbiasa dan cerdas memecahkan masalah setelah mereka memperoleh banyak latihan. 2. Penyelidikan matematis Mathetatical investigation Penyelidikan matematis adalah penyelidikan tentang masalah yang dapat dikembangkan menjadi model matematika, berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam, dan bersifat open-ended. Kegiatan yang dilaksanakan dapat berupa cooperative learning. 3. Penemuan terbimbing Guided discovery Penemuan terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mana guru membimbing siswa dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu. Apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai penemuan baru. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami proses penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunakan pengamatan dan pengukuran langsung atau diarahkan untuk mencari hubungan dalam wujud “pola” atau bekerja secara induktif berdasarkan fakta-fakta khusus untuk memperoleh aturan umum. 4. Contextuallearning Contextual learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi danatau kehidupan sehari-hari, hal-hal yang faktual atau keadaan nyata yang dialami siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang penting untuk diberikan kepada anak karena merupakan pendidikan dasar yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur, dan sistematis yang perlu dimiliki siswa sekolah dasar sebagai bekal dalam kehidupan sehari- hari. Beberapa strategi pembelajaran matematika yang sesuai untuk saat ini antara lain problem solving, mathematical investigation, guided discovery, dan contextual learning. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi cooperative learning model TPS Think Pair Share dengan media CD Interaktif dalam pembelajaran matematika.

2.1.5 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

1 15 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBASIS CD PEMBELAJARAN SISWA KELAS IV A SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 6 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01 SEMARANG

0 14 324

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02

0 3 422

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 13 285

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL TEMATIK DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS III B SDN WATES 01 KOTA SEMARANG

1 22 479

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

0 6 232

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TALKING STICK DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02

0 4 239

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBLE BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 4 332