2. Capital Adequacy Ratio CAR
Hasil analisis deskriptif berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa capital adequacy ratio CAR tahun 2011 pada Bank Perkreditan Rakyat di
Kabupaten Magelang berada pada kriteria modal sangat mencukupi. Kondisi tersebut lebih di karenakan kondisi ROA pada periode ini yang rendabel yang
mengindikasikan bank mampu menghasilkan laba yang besar. Laba yang besar tentunya akan berdampak pada modal yang meningkat. Selain itu kepercayaan
masyarakat yang tinggi sebagai pemilik dana terhadap bank membuat masyarakat memiliki keinginan yang lebih untuk menghimpun dananya di
bank yang pada akhirnya bank akan memiliki cukup dana untuk menjalankan
kegiatan operasionalnya. Dengan CAR tinggi diharapkan bahwa modal tersebut
mampu melindungi kepentingan stakeholder lain sebagai pemilik, dalam
menghadapi berbagai jenis risiko yang dihadapi oleh bank tersebut. Selain untuk
menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha, modal yang besar juga dapat digunakan untuk ekspansi usaha.
3. Non Performing Loan NPL
Hasil analisis deskriptif berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa non performing loan NPL tahun 2011 pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten
Magelang berada pada kriteria bermasalah. Hal tersebut di karenakan pinjaman bank yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan
atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Hal lain yang menyebabkan tingginya kredit bermasalah adalah karena managemen piutang
yang buruk. Hal tersebut mengakibatkan angka kredit bermasalah berada pada
kriteria yang bermasalah. Pengelolaan kredit yang buruk tentuya akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya
lainnya yang akan mengakibatkan keuntungan yang berkurang akibat tidak lancarnya pelunasan pokok dan bunga kredit.
4. Loan to Deposit Ratio LDR
Hasil analisis deskriptif berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa loan to deposit ratio LDR tahun 2011 pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten
Magelang berada pada kriteria overlikuid. Kondisi tersebut di karenakan tingginya
aktiva produktif dibiarkan menganggur, padahal seharusnya aktiva produktif tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan laba namun tidak dikelola dengan
efisien. Rasio LDR yang rendah berarti biaya yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya terutama dalam kegiatan pemberian kredit menjadi semakin kecil
dibanding dengan dana yang tersimpan di bank, sehingga likuiditas tinggi. Hal tersebut pada akhirnya akan berdampak pada penurunan laba. Penurunan laba
akan berdampak pada penurunan rentabilitas.
5. Efisiensi Operasional Perusahaan BOPO
Hasil analisis deskriptif berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa efisiensi operasional perusahaan BOPO tahun 2011 pada Bank Perkreditan
Rakyat di Kabupaten Magelang berada pada kriteria efisien. Kondisi tersebut di karenakan biaya yang efisien yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan bank untuk
operasional lebih rendah daripada pendapatannya. Pengendalian biaya yang sangat efisien tentunya akan dapat mendatangkan laba yang berdampak pada
meningkatnya rentabilitas. Kondisi BOPO yang rendah mengindikasikan bahwa
bank telah melakukan dengan benar operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank sesuai dengan harapan pihak manajemen dan pemegang
saham serta menunjukkan bahwa bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna.
4.2.2 Hasil Uji Hipotesis