bank telah melakukan dengan benar operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank sesuai dengan harapan pihak manajemen dan pemegang
saham serta menunjukkan bahwa bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna.
4.2.2 Hasil Uji Hipotesis
1. Pengaruh
Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL,
Loan to Deposit Ratio LDR dan Efisiensi Operasional Perusahaan BOPO terhadap Rentabilitas ROA.
Hasil pengujian hipotesis H
1
dengan menggunakan IBM SPSS 19 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
H
1
diterima . Hal ini di karenakan hasil
signifikansi untuk uji simultan sebesar 0,022 di bawah 0,05, sehingga empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini secara bersama-sama simultan
mempengaruhi rentabilitas ROA. Pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen
adalah sebesar 33,30. Kecilnya pengaruh simultan ini dikarenakan yaitu kondisi capital adequacy ratio CAR yang baik dan tinggi tidak disertai dengan
pengelolaan modal yang efektif dan efisien sehingga likuiditas bank dalam kondisi overlikuid. Likuiditas yang overlikuid tidak di dukung dengan NPL yang
rendah, sehingga CAR, LDR, dan NPL memberikan kontribusi pengaruh yang kecil dan negatif terhadap rentabilitas. Sedangkan kontribusi pengaruh paling
besar ditunjukkan oleh BOPO yang pada periode ini rasionya rendah sangat efisien yang mengakibatkan rentabilitas berada pada kondisi rendabel.
Apabila dilihat dari faktor yang diungkapkan, maka keempat variabel independen merupakan faktor penunjang atau variasi yang mempengaruhi
rentabilitas dengan persentase sebesar 33,30. Besarnya pengaruh secara simultan yang hanya 33,30 ini secara konsep di karenakan variabel CAR, NPL
dan LDR yang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ROA dan hanya variabel BOPO yang berpengaruh terhadap rentabilitas ROA.
2. Pengaruh
Capital Adequacy Ratio CAR terhadap Rentabilitas ROA
Hasil pengujian hipotesis H
2
dengan menggunakan IBM SPSS 19 menunjukkan bahwa
Capital adequacy ratio CAR tidak berpengaruh terhadap return on assets ROA pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Magelang.
Hipotesis ditolak di karenakan tingkat modal yang sangat mencukupi, namun
tidak diimbangi dengan managemen piutang yang baik. Hal ini diperkuat dengan buruknya manajemen piutang karena NPL yang berada pada kriteria bermasalah
rata-rata NPL tahun 2011 adalah 7,92 lebih besar dari 5, selain itu LDR yang berada pada kondisi overlikuid rata-rata LDR tahun 2011 sebesar 74,84,
kurang dari 75 untuk dinyatakan likuid mengindikasikan bahwa jumlah kreditnya kecil dibanding dengan dana yang tersimpan di bank yang tentunya
akan mengakibatkan jumlah kasnya idle sehingga terdapat indikasi adanya pengelolaan modal yang tidak maksimal.
Kondisi modal yang sangat mencukupi lebih di karenakan adanya kepercayaan masyarakat yang tinggi sebagai pemilik dana terhadap bank.
Kepercayaan tersebut membuat masyarakat memiliki keinginan yang lebih untuk menghimpun dananya di bank yang pada akhirnya bank akan memiliki
cukup dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Bank dengan CAR yang
tinggi diharapkan bahwa modal tersebut mampu melindungi kepentingan stakeholder lain sebagai pemilik, dalam menghadapi berbagai jenis risiko yang
dihadapi oleh bank tersebut. Selain untuk menyerap kerugian yang mungkin
timbul dari kegiatan usaha, modal yang besar juga dapat digunakan untuk ekspansi usaha. Namun demikian, tanpa adanya pengelolaan modal yang efektif
dan efisien, modal yang besar justru akan menurunkan rentabilitas. Kurang maksimal dan buruknya pengelolaan modal yang dimiliki dapat
menurunkan perolehan laba. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja managemen piutang antara lain dengan cara
memastikan apakah tenaga account officer memiliki skill yang memadai untuk memanage dan mengontrol
piutang, mengadakan training untuk analisis kredit, Penerapan reward system untuk para account officer dan analis kredit agar lebih giat dalam menemukan
calon debitur yang potensial dan layak untuk dibiayai, dll. Hasil pengujian hipotesis H
2
ini berlawanan dengan teori yang ada. Taswan 2010:166 mengemukakan semakin tinggi rasio CAR mengindikasikan
bank tersebut semakin sehat permodalannya. Pemenuhan CAR minimum 8 mengindikasikan bank mematuhi regulasi permodalan. Jadi, CAR berpengaruh
positif terhadap rentabilitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ghozali
2007, Akhtar, Ali dan Sadaqat 2011 dan Hoffmann 2011 bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap rentabilitas. Penelitian ini berlawanan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas 2002, Astuti 2011, Ponco
2008, dan Ferdiansyah 2011 yang mendapatkan hasil bahwaCAR berpengaruh positif terhadap rentabilitas. Hapsari 2011 dalam penelitiannya justru
mendapatkan hasil bahwa bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap rentabilitas.
3. Pengaruh